Ketika Allah berfirman;
seluruh anggota tubuh Musa AS mendengarkan. Walau tidak shohih, riwayat ini bisa
dijadikan rujukan: تفسير الزمخشري
= الكشاف عن حقائق غوامض التنزيل (3/ 54)
روى أنه لما نودي يا مُوسى
قال: من المتكلم؟ فقال
له الله عز وجل: إِنِّي أَنَا رَبُّكَ، وأن إبليس وسوس إليه فقال: لعلك تسمع كلام شيطان.
فقال: أنا عرفت أنه كلام الله بأنى أسمعه من جميع جهاتى الست، وأسمعه بجميع أعضائى.
وروى أنه حين انتهى رأى شجرة خضراء من أسفلها إلى أعلاها كأنها نار بيضاء تتقد ، وسمع
تسبيح الملائكة، ورأى نورا عظيما فخاف وبهت، فألقيت عليه السكينة ثم نودي، وكانت الشجرة
عوسجة. وروى: كلما دنا أو بعد لم يختلف ما كان يسمع من الصوت. وعن ابن إسحاق: لما دنا استأخرت عنه، فلما رأى ذلك رجع وأوجس في نفسه
خيفة، فلما أراد الرجعة دنت منه، ثم كلم. قيل: أمر بخلع النعلين لأنهما كانتا من جلد
حمار ميت غير مدبوغ عن
السدى وقتادة. وقيل: ليباشر الوادي بقدميه متبركا به. وقيل: لأن الحفوة تواضع لله،
ومن ثم طاف السلف بالكعبة حافين، ومنهم من استعظم دخول المسجد بنعليه، وكان إذا
ندر منه الدخول منتعلا تصدق، والقرآن يدل على أن ذلك احترام للبقعة وتعظيم لها
وتشريف لقدسها. وروى أنه خلع نعليه وألقاهما من وراء الوادي طُوىً.
Artinya:
Diriwayatkan,
“Sungguh ketika diseru, Musa menjawab ‘siapa yang berbicara ini?’.
Allah menjawab ‘Sungguh Aku Tuhanmu’.
Iblis menggoda dengan serius pada Musa ‘barangkali yang kau dengar ucapan Syaitan?’.
Musa berkata ‘saya tahu bahwa ini Firman Allah! Karena saya mendengar dari enam arah! Dan seluruh anggota tubuh saya mendengar!’.”
Allah menjawab ‘Sungguh Aku Tuhanmu’.
Iblis menggoda dengan serius pada Musa ‘barangkali yang kau dengar ucapan Syaitan?’.
Musa berkata ‘saya tahu bahwa ini Firman Allah! Karena saya mendengar dari enam arah! Dan seluruh anggota tubuh saya mendengar!’.”
Diriwayatkan,
“Sungguh ketika telah sampai, Musa melihat pohon yang mulai bawah hingga
atasnya berwarna hijau. Seperti api berwarna putih menyala-nyala. Dan
mendengar tasbih para malaikat. Dan ada api yang indahnya luar biasa. Musa takut
dan bingung, namun lalu diberi ketenangan, lalu diseru. Nama pohon tersebut ‘Ausajah’.”
Diriwayatkan,
“Setiap Musa mendekat atau menjauh, suara yang didengar tidak berubah.”
Menurut
Ibnu Ishaq, “Ketika Musa mendekat; pohon menjauh. Ketika telah menyadari keadaan,
Musa memutuskan untuk pulang, dengan ketakutan. Ketika telah bergerak; pohon
mendekat. Dan Allah berdialog dengan dia.”
Ada
yang menjelaskan, “Musa diperintah agar melepas dua sandalnya. Karena dibuat
dari kulit himar membangkai, yang belum disamak.”
Menurut
dua tabiin hebat; Assuddi dan Qatadah, “Agar dua telapak kakinya bersentuhan
langsung pada jurang tersebut. Agar mendapatkan barakah.”
Ada
yang menjelaskan, “Karena telanjang kaki adalah sebagai pernyataan merendah
pada Allah. Berangkat dari itu, jika thowaf di Ka’bah, kaum Salaf sama
telanjang kaki. Sebagian mereka ada yang beranggapan ‘masuk Masjid’ dengan
bersandalan ‘perkara yang besar’. Kalau ketika masuk Ka’bah; keliru ‘bersandal’,
dia bersodaqoh.
Al-Qur’an juga menunjukkan bahwa perintah agar Musa melepaskan sandal; sebagai mengagungkan dan memuliakan perbukitan (بقعة) tersebut.”
Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia
Al-Qur’an juga menunjukkan bahwa perintah agar Musa melepaskan sandal; sebagai mengagungkan dan memuliakan perbukitan (بقعة) tersebut.”
Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar