Perlu
dicatat ‘pernyataan orang hebat Abu Hanifah’, yang di
kalangan umum disebut Imam Hanafi. Kitab Al-Fiqhul-Absath mengabadikan
pernyataan tersebut: الفقه الأبسط (ص: 82)
وَقَالَ ابو حنيفَة رَضِي الله عَنهُ الْفِقْه
فِي الدّين لأَفْضَل من الْفِقْه فِي الْأَحْكَام وَلِأَن يتفقه الرجل كَيفَ يعبد ربه
خير لَهُ من ان يجمع الْعلم الْكثير قَالَ أَبُو مُطِيع قلت فَأَخْبرنِي عَن أفضل الْفِقْه
قَالَ ابو حنيفَة ان يتَعَلَّم الرجل الايمان بِاللَّه تَعَالَى والشرائع وَالسّنَن
وَالْحُدُود وَاخْتِلَاف الْأمة واتفاقها.
Artinya:
Abu Hanifah RA berkata, “Kefahaman mengenai agama, niscaya lebih utama daripada kefahaman tentang hukum-hukum. Karena
lelaki yang memahami cara menyembah Tuhannya, lebih baik baginya daripada mengumpulkan
ilmu yang banyak.”
Abu Muthik berkata, “Khabarkan padaku tentang
‘Lebih Utamanya Kefahaman’. Abu Hanifah menjawab ‘lelaki yang mempelajari:
1. iman
pada Allah Taala,
2. syariat-syariat,
3. sunnah-sunnah,
4. aturan-aturan,
5. perselisihan
umat,
6. dan
yang disepaki oleh umat’.” [1]
[1]
Meskipun Bukhari tidak mengikuti Madzhab Hanafi, namun cara berpikir dan
beribadahnya, lebih banyak mengikuti Imam Hanafi. Buktinya semua yang ditulis ‘qaala
ba’dhunnas’ oleh Bukhari; adalah ucapan Imam Hanafi. Selain itu cara
Bukhari shalat juga mengikuti Imam Hanafi. Badan, pakaian, dan tempatnya,
dibersihkan dan diistimewakan, seperti menghadap Raja Besar.
0 komentar:
Posting Komentar