SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2013/11/16

Hadits Dhoif




Ustad Zainul-Muttaqin; Ustadz H Mas’udi Rodhi, pernah berkata, “Al-Haditsu Addho’ifu ahabbu ilayya min Arro’yi,” yang artinya ‘Hadits dhoif menurut saya, lebih menyenangkan daripada ro’yi’ (pendapat). [1] Saat itu beliau tidak menunjukkan kitab rujukannya. Ternyata rujukannya ada: فتح المغيث بشرح ألفية الحديث (1/ 109)
فَقَدْ رُوِّينَا مِنْ طَرِيقِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَحْمَدَ بِالْإِسْنَادِ الصَّحِيحِ إِلَيْهِ. قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي يَقُولُ: لَا تَكَادُ تَرَى أَحَدًا يَنْظُرُ فِي الرَّأْيِ إِلَّا وَفِي قَلْبِهِ دَغَلٌ، وَالْحَدِيثُ الضَّعِيفُ أَحَبُّ إِلِيَّ مِنَ الرَّأْيِ قَالَ: فَسَأَلْتُهُ عَنِ الرَّجُلِ يَكُونُ بِبَلَدٍ لَا يَجِدُ فِيهَا إِلَّا صَاحِبَ حَدِيثٍ لَا يَدْرِي صَحِيحَهُ مِنْ سَقِيمِهِ، وَصَاحِبَ رَأْيٍ فَمَنْ يَسْأَلُ؟ قَالَ: يَسْأَلُ صَاحِبَ الْحَدِيثِ، وَلَا يَسْأَلُ صَاحِبَ الرَّأْيِ [وَنَحْوُهُ مَا لِلدَّارِمِيِّ عَنِ الشَّعْبِيِّ أَنَّهُ قَالَ: مَا حَدَّثَكَ هَؤُلَاءِ عَنِ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فَخُذْ بِهِ، وَمَا قَالُوهُ بِرَأْيِهِمْ، فَأَلْقِهِ فِي الْحُشِّ.
Artinya:
Maka sungguh kami telah meriwayatkan dari jalur Abdillah bin Ahmad, dengan isnad shohih menurut dia. Dia berkata, “Saya mendengar ayah saya berkata ‘hampir dipastikan, orang memutuskan hukum dengan ro’yu, kau tahu hati dia ragu-ragu’. Hadits Dho’if menurut saya ‘lebih saya senangi’ daripada ro’yi.
Kepada ayah, saya bertanya, ‘seorang lelaki yang di kotanya tidak menemukan kecuali:
1.     Pembawa Hadits yang tidak bisa membedakan yang shohih dan yang saqim.
2.     Penyampai ro’yi?’.
Ayah menjawab ‘agar bertanya pada penyampai Hadits; tidak boleh bertanya pada penyampai ro’yi’.
Fatwa sepadan di atas juga dicatat oleh Addarimi yang sumbernya dari Assya’bi; tabi’ sohor murid Jabir dan sahabat nabi SAW lainnya. Yang sungguh pernah berkata;
“Yang mereka ceritakan padamu, bersumber dari nabi SAW, maka ambillah! Dan yang mereka katakan, bersumber dari ro’yi mereka, maka buanglah di WC!.”
Tujuan penulis ‘Menyadarkan’ bahwa nilai Hadits Dhoif lebih unggul daripada ro’yu.


[1] Ustadz Al-Marhum ini telah berguru ‘Makna Al-Qur’an’ pada KH Nurhasan, hingga - + 21 khatam.

0 komentar:

Posting Komentar