Hampir
semua umat Islam yang sering mengkaji Hadits, mengenal nama Husain cucu Rasulillah SAW. Tokoh satu ini zuhudnya luar biasa. Dan kalau tanggal 10 Syura, datang ke Iraq atau Iran, mata kita akan terbelalak, atau kita akan pucat.
Karena dalam rangka memperingati Husain Gugur, orang-orang melukai dirinya
dengan senjata tajam. Agar darah mereka bercucuran. Berberapa orang mengatakan,
“Karena hari itu adalah Hari Darah.”
قَالَ
الْحُصَيْنُ وَلَمَّا قُتِلَ الْحُسَيْنُ لَبِثُوا شَهْرَيْنِ أَوْ ثَلَاثَةً كَأَنَّمَا
تُلَطَّخُ الْحَوَائِطُ بِالدِّمَاءِ ساعة تطلع الشمس حتى ترتفع.
Artinya:
Al-Chushain berkata,
“Ketika Husain dibunuh; selama dua atau tiga bulan, mereka tinggal (dengan tegang). Sungguh dinding-dinding (berwarna merah) mirip diolesi darah.
Berlangsung mulai matahari terbit, hingga meninggi.”
Kalau
riwayat ini shahih, berarti Allah benar-benar murka pada kaum pembunuh Husain bin Ali RA; kekasih Rasulillah SAW. Dan tentunya saat itu;
orang-orang ketakutan. Karena mulai pagi hingga siang; dinding-dinding berwarna
merah seperti diolesi darah. Al-Qurthubi bahkan meriwayatkan, “Saat itu langit menangis. Tanda tangisannya berubah warnanya menjadi merah.” [1] (حَسْبُناَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
عَلَيْهِ تَوَكَّلْناَ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ).
حَدَّثَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْأَحْمَسِيُّ قَالَ: ثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ
أَبِي حَمَّادٍ، عَنِ الْحَكَمِ بْنِ ظَهِيرٍ، عَنِ السُّدِّيِّ قَالَ: «لَمَّا
قُتِلَ الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ رِضْوَانُ اللَّهُ عَلَيْهِمَا بَكَتِ السَّمَاءُ
عَلَيْهِ، وَبُكَاؤُهَا حُمْرَتُهَا».
0 komentar:
Posting Komentar