SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/05/28

KW 68: Di Sungai Maqlub

(Bagian ke-68 dari seri tulisan Khalid bin Walid)

Yang menjadi pusat perhatian bagi kaum Muslimiin adalah Panglima Perang mereka bernama Abu Ubaidah yang saat itu berbicara dengan Khalid bin Al-Walid. Saat itu, Abu Ubaidah menyerahkan 4.000 pasukan berkuda yang terdiri dari kaum Judzam, Thay, Nabhan, Kahlan, dan Khaulan, pada Khalid.
Abu Ubaidah berpesan, “Hai ayah Sulaiman! Ajaklah pasukanmu ini ke Ma’arroh (المَعَرَّةِ) untuk mempersiapkan serangan ke kota Awashim! Sebarlah mata-matamu untuk mengamati barangkali ada bala-bantuan yang datang untuk mereka.”
Khalid mempersiapkan pasukannya untuk melaksanakan perintah Abu Ubaidah. Khalid mengambil panji dan bergerak ke depan pasukan lalu melantunkan syair yang memukau:
Panji telah kubawa; sementara sang raja....
Saya yang bertanggung jawab karena panji telah kubawa
Karena saya juga pimpinan dari Bani Makhzuma
Saya juga sahabat Ahmad yang sangat mulia
Saya akan bergerak bagai singa jantan yang tak peduli pada siapa saja
Ya Tuhan! Anugrahilah kami pahala memerangi Roma

Empatribu pasukan berkuda berarak-arakan panjang sekali menyusuri jalan panjang. Cukup lama mereka berjalan hingga akhirnya sampai ke sungai Maqlub (النهر المقلوب).[1] Khalid memanggil untuk menyerahkan 500 pasukan berkuda pada Mush’ab bin Mucharib Al-Yasykuri (مصعب بن محارب اليشكري). Khalid perintah pada Mush’ab agar penyerangan atas penduduk Awashim dan Qinasrin segera dimulai. 
Mucharib dan 500 pasukan berkudanya melumpuhkan penduduk-penduduk kota yang diserang dengan garang. Dia menawanan dan merampas harta kekayaan penduduk yang takluk.

Abu Ubaidah sangat berbahagia saat menyaksikan harta rampasan yang disetorkan oleh Khalid banyak sekali.
Abu Ubaidah, Khalid, dan pasukan Muslimiin terkejut oleh suara derap kaki kuda, hiruk pikuk, dan ricuh menggemuruh. Makin lama suara itu semakin keras dan jelas membisingkan. Arak-arakan panjang 500 pasukan berkuda di bawah pimpinan Mush’ab bin Mucharib Al-Yasykuri (مصعب بن محارب اليشكري) berdatangan. Beberapa kali tahlil, takbir, dan sholawat untuk nabi meledak dari bibir mereka. Abu Ubaidah bertanya pada Khalid, “Siapa mereka ini?.”
Khalid menjawab, “Mereka pasukan yang dipimpin Mush’ab bin Mucharib yang telah saya perintah membawa panji untuk memimpin 500 pasukan berkuda yang terdiri dari kaumnya dan dari Yaman. Mereka telah berhasil melumpuhkan penduduk Awashim dan Qinasrin, menawan dan merampas harta kekayaan.”  
Pasukan Mush’ab yang berdatangan mengalir semakin banyak. Rampasan perang yang dibawa tidak hanya emas dan perak. Kawanan sapi, kambing, kuda jantan, berjumlah banyak sekali melengkapi rampasan perang. Tawanan yang terdiri dari para wanita, pria, dan anak-anak, berjumlah sangat banyak juga. Di celah suara bising dan ricuh itu ada juga suara tangisan dan jeritan. 
Pantesan pasukan yang baru saja datang dibawa oleh Mush’ab itu banyak sekali karena membawa tawanan berjumlah 400 orang, dan kawan sapi, kambing, dan kuda jantan berjumlah banyak sekali. Ada sejumlah orang yang menangis pilu, membuat Abu Ubaidah iba.


[1] Sungai itu berkelok.

0 komentar:

Posting Komentar