(Bagian ke-51 dari seri tulisan Khalid bin Walid)
Khalid berkata, “Jika takwil mimpiku seperti yang kau ucapkan, saya mohon agar Allah yang Maha Agung menjadikan musibah tersebut hanya di dunia, tidak di akhirat. Saya bertawakal pada Allah dalam segala urusan.”
Khalid berjalan mengikuti penunjuk jalan untuk menyusuri jalan di gunung yang tinggi. Di malam yang dingin itu tiba-tiba hujan turun sangat lebat. Hujan mengguyur gunung semalam suntuk; rombongan Khalid berhenti istirahat.
Fajar menyingsing; ufuk timur mulai cerah. Pagi mulai terang; burung-burung bertasbih dan betahlil dengan bahasa mereka masing-masing.
Ketika hari semakin terang, Yunus Ad-Dimasyki berkata pada Khalid, “Berhenti sebentar! Saya akan mengecek keadaan! Sepertinya orang-orang yang kita cari tidak jauh dari sini. Saya mendengar pantulan suara orang banyak sekali di balik sana.”
Khalid bertanya, “Betulkah kau mendengar suara orang banyak?.”
Yunus menjawab, “Betul! Kalau kau memperbolehkan, saya mau ke sana untuk mengecek. Hasilnya akan segera saya laporkan.”
Khalid menoleh dan perintah pada Al-Mufrith bin Ja’dah (المفرط بن جعدة), “Temanilah Yunus mau pergi ke sana! Hati-hati jangan sampai mereka tahu kalian berdua!.”
Al-Mufrith menjawab, “Ya! Saya taat pada Allah dan padamu wahai pemimpin.”
Yunus dan Al-Mufrith mendaki gunung Abrasy (الأَبْرَشِ), sebagai jalan pintas menuju kaum di bawah gunung. Gunung Abrasy ini disebut gunung Baridah (باردة) bagi kaum Arab. Ternyata di atas gunung itu ada hutan lebat sangat luas masih perawan, yang banyak pohon-pohonnya.
Dari puncak, mereka tampak habis kehujanan semalam. Matahari makin meninggi menerangi mereka. Sebagian mereka mengeluarkan pakaian berbahan sutra untuk dijemur di sepanjang jalan di pinggir hutan. Kebanyakan mereka sama tidur karena terlalu capek selama perjalanan panjang yang melelahkan.
Al-Mufrith segera naik lagi untuk menjumpai Khalid di balik gunung. Asalnya Khalid menyangka Yunus telah berkhianat dan menyerang karena Al-Mufrith datang dengan berlari, padahal justru karena saking senangnya. Khalid bertanya dengan gugup, “Siapa yang mengejarmu? Katakanlah secepatnya!.”
Al-Mufrith menjawab, “Justru ada kabar baik, yaitu rampasan, wahai pimpinan. Di balik puncak ini, di sebelah bawah: ada kaum yang kita cari. Mereka berjemur di terik matahari karena kedinginan dari kehujanan semalam. Perkakas mereka juga dijemuri.”
Khalid berkata, “Semoga ini kabar gembira dari Allah,” wajahnya cerah karena bahagia.
Khalid dan pasukannya terkejut oleh datangnya Yunus untuk menghadap. Khalid bertanya, “Kabar baik?.”
Yunus menjawab, “Wahai pimpinan. Setelah saya mendekat, ternyata mereka tidak curiga bahwa ada kita di sini. Tetapi saya benar-benar minta jika kalian menaklukkan mereka, istri saya agar dijaga baik-baik. Yang saya inginkan hanya isriku.”
0 komentar:
Posting Komentar