SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/05/02

KW 33: Doakan Agar Allah Menolong Kami


(Bagian ke-33 dari seri tulisan Khalid bin Walid)

Pasukan elitnya, Khalid perintah, “Saya ingin kalian menyerang pasukan Romawi yang sekarang sedang merindukan Wardan dan pasukan elitnya!.”
Pasukan elit Khalid yang telah memotong kepala Wardan Musuh Allah itu, begerak cepat menuju lautan pasukan Romawi. 
Khalid menyeru, “Hai Musuh Allah!! Ini kepala Wardan pimpinan kalian. Akulah Khalid bin Al-Walid sahabat Rasulillah SAW.”

Khalid melemparkan kepala Wardan, dan menyerang pasukan Romawi. Diikuti pasukan Muslimiin. 
Abu Ubaidah bergegas melancarkan serangan dan berkata, “Hai ahli Al-Qur’an pelindung agama, dan Pahlawan Muslimiin! Ayo serang!.”

Pasukan Romawi terkejut ketika melihat kepala Wardan berlumuran darah. Dilemparkan dan jatuh di hadapan mereka yang lalu berlari ketakutan bagai kuda kabur takut singa. Bagaikan ombak yang terhempas jauh ke daratan. Hal itulah yang mempermudah pasukan Muslimiin membunuh mereka dari belakang. 
Sejak setelah sholat subuh hingga maghrib, pedang, tombak, dan panah Muslimiin menghabisi mereka yang berjumlah banyak sekali.

Amir bin Thufail yang saat itu mengikuti peperangan tersebut, sebagai pasukan Abu Ubaidah, berkata, “Kami mengejar mereka sampai ke jalan Ghuzah. Tiba-tiba datang pasukan berkuda yang kami kira bala-bantuan dari Raja Hiraqla. Debu-debu yang beterbangan banyak sekali. Setelah kami amati ternyata mereka pasukan yang dikirim oleh Abu Bakr As-Shiddiq. Mereka bergabung untuk membantu kami.”

Dari pasukan Romawi sejumlah 90.000 itu, yang gugur 50.000 orang. Sisa-sisa yang masih hidup berlari kencang menuju dua arah: Damaskus dan Qaisariyyah (قيسارية). 
Kaum Muslimiin mendapat rampasan perang banyak, termasuk di antaranya: Salib-salib dari emas, dari perak, dan benda-benda berharga selain itu. Semua rampasan perang dikumpulkan menjadi satu, termasuk mahkota Wardan yang gemerlapan.
Khalid berkata, “In syaa Allah rampasan perang tidak akan saya bagi sebelum kita menaklukkan kota Damaskus.”

Tanggal 6 Jumadayil Awal tahun 13 Hijriah adalah hari yang bersejarah bagi Muslimiin. Di sore hari itu mereka berhasil menaklukkan kota Ajnadin dengan heroik, tepatnya 23 malam sebelum Abu Bakr RA wafat.
Kemenangan akbar itu diterima dengan penuh rasa syukur. Bagi mereka, tidak ada hari yang lebih indah dari pada hari itu. Itu semua sebagai bukti bahwa Allah lah yang mengatur segala-galanya, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah, “Dzaalika bi anna Allaha Huwal Chaqqu wa annaHuu yuhyil mautaa wa annaHuu ‘alaa kulli syai’in qodiir.”[1]
Artinya: Itu semua menunjukkan bahwa sungguh Allah benar-benar ada, dan yang sedang maupun akan menghidupkan yang sama mati, dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dengan penuh rasa syukur Khalid menulis surat untuk Abu Bakr RA:
بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Khalid bin Al-Walid Al-Makhzumi (خالد بن الوليد المخزومي) untuk Khalifah Rasulillah SAW. Salam untuk yang mulia. Amma ba’d:
Sungguh saya memuji Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Saya mendoakan sholawat pada Nabi-Nya bernama Muhammad SAW. Puji sukurku pada Muslimiin juga takkan saya lupakan. Semoga kerusakan melanda orang-orang sombong yang musyrik. Semoga Bi’ah mereka hancur. [2]
Sungguh kami telah melawan kaum Nashrani di kota Najdin. Mereka membawa beberapa Salib dan bersumpah atas nama agama Nashrani bahwa takkan lari dan takkan mundur. Setelah mereka kami serang dengan memohon pertolongan serta tawakkal pada Allah pencipta kami; Allah memberi kami kesabaran dan pertolongan, dan memastikan musuh-musuh kami takluk. Mereka kami bunuh di jurang-jurang dan tanah lapang. Jumlah kaum musyrik yang kami bunuh 50.000 orang. Muslimiin yang mati syahid di hari pertama dan kedua 450 orang. Surat ini saya tulis pada hari Kamis tanggal 2 Jumadayil Akhir. Setelah ini in syaa Allah kami akan segera ke kota Damaskus. Doakan agar Allah menolong kami. 
والسلام عليك وعلى جميع المسلمين ورحمة الله وبركاته


[1] ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّهُ يُحْيِي الْمَوْتَى وَأَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.
[2] Bi’ah tempat peribadatan kaum Nashrani.

0 komentar:

Posting Komentar