Setelah Abu Ubaidah menulis surat perjanjian damai, kaum Damaskus memberi ucapan selamat dan mempersilahkan pada Abu Ubaidah agar masuk kota bersama mereka. Tokoh-tokoh penting yang mendampingi Abu Ubaidah adalah Abu Hurairah, Mu’adz bin Jabal, Nu’aim bin Amer, Abdullah bin Amer, Dzul Kala’ (وذو الكلاع الحميري), Chasan bin Nu’man (وحسان بن النعمان), Jarir bin Naufal, Saif bin Salamah, Ma’mar bin Khalifah, Rabi’ah bin Malik, Mughiroh bin Syu’bah, Abu Lubabah bin Mundzir, Auf bin Sa’idah, Amir bin Qois, Ubadah bin Utaibah, Bisyr bin Amir, Abdullah bin Qurth dan lainnya. Yang pasti ada 30 sahabat nabi, 65 orang bukan sahabat nabi.
Ketika rombongan Abu Ubaidah telah mendekati pintu gerbang, Abu Ubaidah berkata, “Saya ingin ada beberapa jaminan bahwa kalian takkan berkhianat.” Setelah beberapa jaminan diberikan, Abu Ubaidah dan rombongannya masuk kota Damaskus.
Sebuah riwayat menjelaskan bahwa Abu Ubaidah sebelum itu telah bermimpi melihat Rasulallah SAW bersabda, “Kau akan menaklukan kota ini in syaa Allah Ta’ala pada malam ini juga.”
Abu Ubaidah bertanya, “Kok saya melihat baginda tergesa-gesa?.”
Nabi SAW bersabda, “Saya akan segera melayat jenazah Abu Bakr As-Shiddiq.” Abu Ubaidah terkejut dan bangun.
Ketika Abu Ubaidah dan rombongannya memasuki kota Damaskus, disambut oleh kaum Nashrani dengan agung. Sejumlah ulama Nashrani dan para rahib berbusana wool berjalan di depannya. Ada rombongan yang membawa kitab Injil. Pintu gerbang yang dimasuki adalah pintu gerbang Jabiyyah. Saat itu Khalid belum tahu bahwa penduduk Damaskus telah menyerah pada Abu Ubaidah, karena sedang berperang di tempat yang berbeda.
0 komentar:
Posting Komentar