SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/05/25

KW 66: Raja Jabalah Berkata

(Bagian ke-66 dari seri tulisan Khalid bin Walid)

Abu Ubaidah terkejut oleh datangnya seorang bathriq membawa barang-barang berharga berjumlah banyak. Intinya bathriq itu mengajukan permohonan damai untuk dirinya dan kaumnya selama setahun penuh dari serangan kaum Muslimiin. Bathriq berkata, “Kalau kalian mampu menduduki kota Ba’labak kami akan bergabung pada kalian, bahkan segala keinginan kalian akan kami laksanakan.” [1]
Abu Ubaidah mengabulkan permohonan damai dengan syarat sang bathriq menyerahkan 4.000 Dirham dan 50 kain sutra Dibaj.
Setelah urusannya selesai, Abu Ubaidah membawa pasukan Muslimiin menuju Ba’labak (Balbek). Hanya saja sebelum dia meninggalkan jauh dari Labwah, tiba-tiba muncul pasukan yang ternyata Usamah bin Zaid At-To’i. Abu Ubaidah bertnya, “Hai Usamah! Kau datang dari mana?.”
Usamah menjawab, “Dari Madinah,” sambil memberikan surat dari Umar bin Al-Khatthab. Setelah surat dibuka, di dalamnya tertulis:

لا إله إلا الله محمد رسول الله بسم الله الرحمن الرحيم
Dari hamba Allah: Umar Amirul mu’miniin untuk kepercayaan ini umat
سلام عليك
Sungguh saya memuji Allah satu-satunya Tuhan yang harus disembah. Saya juga mendoakan sholawat untuk nabi-Nya yaitu Muhmmad. Ammaa ba’d:
Ketentuan dan kodrat Allah takkan dapat dihalang-halangi. Orang yang di Lauchil-Machfudl tertulis sebagai orang kafir pasti takkan beriman. Raja Jabalah bin Al-Aiham Al-Ghassani bersama anak-anak pamannya dan sejumlah tokoh masyarakat telah datang padaku. Mereka telah saya beri tempat yang layak dan saya muliakan sebagai tamu. Saya berbahagia karena mereka masuk Islam, karena dengan mereka lah Allah akan memperkuat Islam. Adapun mengenai barang ghoib saya tidak tahu. Saya telah melakukan perjalanan menuju Makkah yang dijaga dan dimuliakan oleh Allah, untuk mengamalkan haji.
Jabalah melakukan thowaf di Baitillah, tiba-tiba ada lelaki dari Fazaroh yang menginjak hingga kain Jabalah lepas dari pundaknya. Dia menoleh  danmarah, “Celaka kau membuat kainku lepas di tanah haram Allah Ta’ala.”
Dia menjawab, “Demi Allah saya tidak sengaja.”
Jabalah menghantam sekeras-kerasnya pada lelaki dari Fazaroh. Hidung lelaki itu berdarah dan empat gigi serinya lepas. Lelaki itu datang padaku untuk melaporkan tindakan Jabalah. Saya perintah agar Jabalah dihadirkan, untuk ditanya, “Apa yang mendorongmu memukul dan melepaskan empat gigi seri saudaramu di dalam Islam? Hidungnya juga berdarah?.”
Jabalah menjawab dengan marah, “Dia telah menginjak hingga kainku lepas! Demi Allah kalau tidak di tanah haram Allah, dia telah saya bunuh.”
Saya bertanya, “Kau setuju nggak jika dia memaafkanmu? Atau kau harus dikisos?.”
Dia menjawab, “Bagaimana mungkin saya dikisos? Sedangkan saya raja; dia hanya rakyat jelata?.”
Saya menjawab, “Kau dan dia sama-sama telah di dalam wadah Islam, yang membuatmu mengungguli dia hanya kalau mau memaafkan dia.”
Raja Jabalah berkata, “Ketentuannya besok pagi saja, saya akan dikisos apa nggak.”
Saya bertanya pada lelaki yang giginya lepas, “Bagaimana kalau besok pagi saja?.”
Dia menjawab, “Ya.”
Namun ternyata di malam itu Jabalah dan keluarganya meninggalkan Madinah menuju Syam untuk menghadap kalbutthogiyah (كلب الطاغية).[2]
Saya berharap semoga Allah memberimu kemampuan menangkap Jabalah. Oleh karena itu datanglah ke Himsh (Homs)!. Jika penduduknya mengajukan perdamaian, terimalah! Namun jika membandel, perangilah! Tugasmu selain itu, mengutus orang untuk memata-matai penguasa Anthokiah! Dan waspada pada kaum Nashrani.”  
والسلام عليك ورحمة الله وعلى جميع المسلمين


[1]  (Balbek/ بعلبك)
[2] Artinya anjing bejat, namun maksudnya Raj Hirqla. Al-Waqidi menulis, “فلما كان الليل ركب في بني عمه وتوجه إلى الشام إلى كلب الطاغية.”

0 komentar:

Posting Komentar