SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2015/02/17

PS 64: Pembebasan Syam




Khalid berjalan mengikuti Yunus, menyusuri jalan di gunung yang tinggi. Di malam yang dingin itu, tiba-tiba hujan turun sangat lebat. Hujan mengguyur gunung semalam suntuk. Rombongan Khalid berhenti untuk beristirahat. 

Fajar menyingsing, menerangi ufuk timur. Pagi semakin terang. Burung-burung bertasbih dan betahlil dengan bahasa mereka masing-masing.
Ketika hari semakin terang, Yunus berkata pada Khalid, “Berhenti sebentar! Saya akan mengecek keadaan! Sepertinya orang-orang yang kita cari, tidak jauh dari sini. Saya mendengar pantulan suara orang banyak sekali di balik gunung sana.”
Khalid bertanya, “Betulkah kau mendengar suara orang banyak?.”
Yunus menjawab, “Betul! Kalau kau memperbolehkan, saya mau ke sana untuk mengecek. Hasilnya akan segera saya laporkan.”
Pada Al-Mufrith bin Ja’dah (المفرط بن جعدة), Khalid menoleh dan perintah, “Temanilah Yunus mau pergi ke sana! Hati-hati jangan sampai mereka tahu kalian berdua!.”
Al-Mufrith menjawab, “Ya! Saya taat pada Allah dan padamu wahai pemimpin.”
Yunus dan Al-Mufrith mendaki gunung Abrasy (الأَبْرَشِ), jalan pintas menuju kaum di balik gunung. Bagi kaum Arab, Gunung Abrasy disebut ‘gunung Baridah (باردة)’. Ternyata di atas gunung, ada hutan lebat sangat luas masih perawan, yang pohonnya bermacam-macam.

Dari puncak, kaum yang dicari, tampak habis kehujanan semalam. Matahari makin meninggi menerangi mereka. Sebagian mereka mengeluarkan pakaian berbahan sutra, untuk dijemur di sepanjang jalan di pinggir hutan. Kebanyakan mereka sama tidur, karena terlalu capek, selama perjalanan panjang yang melelahkan.  

Al-Mufrith segera naik, untuk kembali lagi, menjumpai Khalid. Asalnya Khalid menyangka Yunus telah berkhianat dan telah menyerang Al-Mufrith, yang datang dengan berlari. Padahal justru karena saking senangnya.
Dengan gugup, Khalid bertanya, “Siapa yang mengejar kau? Katakanlah secepatnya!.”
Al-Mufrith menjawab, “Justru ada kabar baik, yaitu rampasan, wahai pimpinan. Di balik puncak ini, di sebelah bawah, ada kaum yang kita cari. Mereka berjemur di terik matahari, karena kedinginan dari kehujanan semalam. Perkakas mereka juga dijemur.”
Khalid berkata, “Semoga ini Kabar Gembira dari Allah” Wajahnya cerah karena bahagia.

Khalid dan pasukannya terkejut oleh datangnya Yunus, untuk menghadap. Dan bertanya, “Kabar baik?!.”
Yunus menjawab, “Wahai pimpinan. Setelah saya mendekat, ternyata mereka tidak curiga bahwa ada kita di sini. Tetapi saya benar-benar minta jika kalian menaklukkan mereka, istri saya agar dijaga baik-baik. Yang saya inginkan hanya istri saya.”




0 komentar:

Posting Komentar