SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2015/02/02

PS 34: Pembebasan Syam



Petrus yang tadinya iba, kini marah karena melihat tigapuluh pasukannya telah tewas, dihajar oleh Khaulah dan kawan-kawan. Apa lagi dia melihat tigapuluh wanita tawanan itu, telah merebut pedang.
Petrus turun dari kuda, lalu berjalan cepat ke arah para tawanan. Diikuti para pasukan. 
Para tawanan Muslimaat justru saling memberi semangat pada sesama mereka: “Matilah dalam keadaan mulia! Daripada mati hina dipelukan mereka!.”
Petrus menampakkan wajah dari helm perang, dan menyesal kenapa telah iba pada mereka. 

Khaulah yang tadinya sangat menarik bagi Petrus, kini telah bergerak lincah, bahkan menakutkan bagai singa jantan marah. 
Mereka terkesima ketika mendengar Khaulah melantunkan syair tantangan perang:


Kamilah para putri dari Tubak dan Himyar

Serangan kami membuat musuh bergetar

Berkobar bagai api membakar

Hari ini kami menghantar kalian pada siksa akbar




Petrus pimpinan perampok memperhatikan syair yang dibaca. Dan mengamati pembacanya cantik molek tapi garang. 
Petrus berkata, “Hai wanita Arab! Hentikan perlawananmu ! Sungguh saya hanya akan memaksa kau, agar menikmati segala yang menyenangkan! Bukankan kau akan bahagia menjadi kekasihku? Sayalah yang diagung-agungkan oleh kaum Nashrani. Aku mempunyai pegawai, kebun kurma, harta dan hewan ternak yang sangat banyak. Saya orang dekatnya Raja Hiraqla. Kalau kau setuju,  seluruh milikku akan saya berikan padamu. Masyak kamu tidak bangga menjadi wanita sangat terhormat di kota Damaskus? Jika kau berani melawan berarti bunuh diri!”
Khaulah menjawab, “Hai orang laknat! Demi Allah, jika kau telah aku lumpuhkan! Akan kupotong lehermu! Demi Allah kalau kau memohon menggembala untaku, takkan saya kabulkan! Apa lagi minta bersanding denganku?!.”
Petrus tersinggung dan merasa dipermalukan di depan pasukannya. Dia marah dan perintah pada pasukannya, agar menyerang mereka. "Kalian harus malu jika tak mampu menaklukkan wanita-wanita ini! Apa lagi ini di daerah kita sendiri, di negeri Syam! Kalau kalian kalah pasti mendapat murka dari raja!!!" 

Para perampok bergerak cepat, untuk mengepung. 
Para perampok melancarkan serangan pada mereka yang telah siaga penuh. 
Beberapa serangan ganas dilawan dengan sengit.
Sebetulnya, Khalid telah berjalan mendekati medan pertempuran itu, namun belum tahu di mana tempat itu berada. 
Dari jauh, Khalid dan pasukannya melihat debu berterbangan, dan sejumlah perampok bersenjata pedang. Tapi belum tahu bahwa yang diperangi adalah wanita-wanita Arab yang dicari.
Khalid perintah, “Siapa mau bertugas memberi saya khabar tentang kaum yang berperang itu?!.”
Rafi’ menjawab, “Saya yang akan melaksanakan.” 
Rafi’ memacu kuda, untuk mengamati pasukan yang sedang berperang. Lalu terkejut, saat mengamati wanita-wanita Muslimaat sedang melawan serangan gerombolan perampok, dengan gigih. Serangan yang tak seimbang itu dilawan dengan mati-matian.

Rafi’ memacu kuda secepat-cepatnya
, untuk memberi khabar pada Khalid
Khalid menerima laporan Rafi’
, lalu berkata, “Pantas saja! Wanita-wanita itu, keturunan Amaliqoh dan Tubak! Bahkan jarak waktu mereka dari Amaliqoh dan Tubak, masih satu qarn (abad). Tubak kakek mereka adalah, Tubak bin Bakr bin Chasan (تبع بن بكر بن حسان), yang pernah diceritakan oleh Rasulullah SAW
Rasulullah SAW pernah berkisah bahwa Tubak pernah menyampaikan persaksian bahwa Nabi Muhammad SAW adalah  Utusan Allah. Padahal saat itu nabi SAW belum lahir. Tubak menguntai syair:



Saya telah bersaksi bahwa Ahmad adalah Utusan
Dari Allah pencipta segala ciptaan
Umat dia telah disebut di dalam Zabur
Umat yang Paling Luhur
Kalau saya bisa menjumpai dia
Niscaya menjadi pendamping dan kerabatnya [1]



In syaa Allah bersambung.  



Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia Salurkan Shodaqoh Pengajian Al-Qur'an Romadhon Tahun Ini - ان شاء الله



[1] فتوح الشام (1/ 48)
شهدت بأحمد إنه رسول
...
من الله بارىء كل النسم
وأمته سميت في الزبور
...
بأمة أحمد خير الأمم
فلو مد عمري إلى عصره
...
لكنت وزيرا له وابن عم.

0 komentar:

Posting Komentar