Malaikat membaca ‘Iqra bismi Rabbikalladzii khalaqa khalaqal insaanamin alaq. Iqra wa Rabbukal akramulladzii ‘allama bilqalami allamal insaana maa lam yalam’. [1]
Dengan hati bergetar, Rasululullah SAW pulang ke rumah, membawa Wahyu itu. Beliau memasuki rumah istrinya bernama Khadijah binti Khuwailid RA, untuk minta ‘selimutilah saya! Selimutilah saya!.’
Mereka menyelimuti hingga kekhawatiran beliau
hilang.
Pada Khadijah, beliu menjelaskan, ‘saya benar-benar mengkhawatirkan diri
saya’.
Khadijah mengibur ‘jangan khawatir! Allah tak akan menghinakan kau hingga kapanpun! Kau
menyambung famili dan menanggung tanggungan berat. Engau melakukan yang orang
lain tak mampu melakukan. Kau memberi hidangan pada tamu. Kau pembela
kebenaran’.
Rasulullah SAW pernah berkisah :
‘Suatu
hari saya berjalan. Tiba-tiba saya mendengar suara dari arah langit. Setelah
saya amati, ternyata ada malaikat yang pernah mendatangi saya di gua Chira. Dia duduk di atas kursi, di antara langit dan bumi’.
Saya
ketakutan hingga pulang pada Khadijah,untuk berkata ‘selimutilah saya!
Selimutilah saya!’.
Tak
lama kemudian, Allah
menurunkan Wahyu ‘Yaa ayyuhal muddatssir qum faandzir!’. [2]
Setelah
itu Wahyu berturut-turut turun
pada beliau SAW.
Sungguh
suatu hari saya pernah duduk bersama beliau di dalam Masjid. Tiba-tiba lelaki
berkendaraan unta, datang untuk
menambatkan untanya di depan pintu Masjid. Dia berkata ‘assalaamu
alaikum!’. Sontak kami menjawab salam dia.
Dia bertanya ‘mana Muhammad?’ Kami menjawab ‘ini yang berwajah putih’. Dia
memanggil nabi SAW ‘hai Cucu Abdil-Muthallib!
Saya datang untuk bertanya dengan serius. Jangan marah karena pertanyaan ini’.
Beliau
bersabda ‘bertanyalah terserah kau’. Dia bertanya ‘demi Tuhanmu dan Tuhan
orang sebelummu, apakah betul Allah telah mengutus kau? Untuk seluruh manusia?’
Beliau bersabda ‘Allahmma betul’.
Dia
bertanya lagi ‘saya bertanya padamu, demi
Allah apakah Allah perintah agar kau shalat 5X dalam sehari semalam?’ Beliau
bersabda ‘Allahumma betul’.
Dia
bertanya ‘saya bertanya padamu, demi
Allah apakah Allah telah perintah agar kau puasa sebulan ini dalam setahun?’ Beliau
bersabda ‘Allahmma betul’.
Dia
bertanya ‘saya bertanya demi Allah, apakah
Allah perintah agar kau menarik zakat dari kaum
Kaya kami? Untuk kau berikan pada kaum Fakir kami?’ Beliau bersabda ‘Allahumma betul’.
Dia
berkata ‘saya telah beriman pada yang kau bawa. Saya mewakili kaum di belakang
saya. Sayalah Dhimam bin Tsalabah (ضِمَامُ بْنُ ثَعْلَبَةَ), famili Bani Saed bin Bakr’."
Qais menjawab, "Saya pernah menemani beliau di dalam musafir. Seorang pedesaan datang untuk mendekat lalu bertanya beliau. Beliau menjawab dan bersabda ‘bukankah kau bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, dan saya Muhammad Rasul-Allah?’.
Dia menjawab ‘siapa yang akan bersaksi mengenai yang kau katakan?’.
Nabi SAW berdiri dan menjawab ‘batu itu!’.
Dia menjawab ‘siapa yang akan bersaksi mengenai yang kau katakan?’.
Nabi SAW berdiri dan menjawab ‘batu itu!’.
Lalu
beliau memanggil batu di pinggir jurang yang sontak bergeser, menghadap dan
membaca syahadat tiga kali di hadapan nabi SAW. Batu
berkata ‘kau Muhammad Rasul-Allah
SAW’.
Nabi SAW perintah agar batu itu kembali lagi."
Nabi SAW perintah agar batu itu kembali lagi."
Hiraqla
berkata, "Sungguh kami membaca di dalam kitab:
‘Lelaki
(beriman) yang melakukan satu kesalahan maka ditulis melakukan satu kesalahan.
Jika mengamalkan satu kebaikan, ditulis mengamalkan 10 kebaikan?’."
Qais menjawab, "Yang ini ada penjelasannya di dalam Kitab kami:
Man
jaaa bil-chasanati falahuu asyru amtsaalihaa. Waman jaaa bissayyiati falaa
yujzaa illaa mitslaha’." [3]
Hiraqla berkata, "Ketahuilah bahwa nabi SAW yang diberitakan oleh Isa bin Maryam AS, Saksi Manusia di hari kiamat."
Qais
menjawab, "Itulah nabi kami SAW. Allah Taala berfirman di dalam Kitab-Nya
yang mulia:
‘Yaa
ayyuhannabiyyu innaaa arsalnaaka syaahidan wa mubassyiran wa nadziiran wa
daaiyan ilallaahi bi Idzni-Hii wasiraajan muniiraa’." [4]
Adapun
penyaksian beliau di akhirat nanti, dijelaskan oleh Tuhan kami, di dalam
Firman-Nya yang telah lama sekali difirmankan:
‘Wajinaa
bika ‘alaa haaulaai Syahiidaa’." [5]
Hiraqlaberkata, "Tuhannya Isa AS yang saya jelaskan padamu, perintah pada Hamba-Hamba-Nya agar membaca
shalawat untuknya, ketika dia
masih hidup dan telah wafat."
Qais
menjawab, "Yang dimaksud adalah nabi kami SAW. Allah berfirman di dalam
Kitab-Nya:
‘Inna
Allaha wa Malaaikata-Huu yushalluuna alannabiyyi yaa ayyuhalladziina aamanuu
shalluu alaihi wasallimuu tasliimaa’." [6]
Hiraqla berkata, "Nabi SAW yang dijelaskan oleh Isa bin Maryam AS, dinaik (mikraj)kan ke langit, untuk berbicara langsung dengan yang Maha Tinggi."
Qais
berkata, "Demi Allah itu nabi kami SAW. Allah Taala berfirman:
‘Subchaanalladzii
asraa biabdi-Hii lailan minal Masjidil-Charami ilal Masjidil-Aqsha’." [7]
Pembesar
para bathriq yang duduk di situ, mendengarkan pembicaraan Hiraqla
dan Qais. Dia menghadap Hiraqla untuk berkata, "Yang mulia! Yang
dijelaskan oleh Isa bin Maryam itu bukan nabi yang diutus sebelum atau setelah Beliau.
Penjelasan dia keliru."
Dhirar
membentak, "Kamu bohong! Orang berjenggot laknat hina ini bohong,
hai anjing Romawi! [8] Kau
dan orang-orang sepertimu, bohong
dengan mengatasnamakan Isa bin Maryam! Dan mengingkari pada kenabian nabi kami
Muhammad SAW! Tak tahukah kau bahwa Isa pernah membaca tentang kenabian nabi SAW di dalam Injil? Musa juga pernah membaca di dalam Taurat? Dawud AS juga pernah membaca di dalam Zabur?
Sungguh nabi kami SAW diutus untuk mendakwahkan sebaik-baik agama.
Mengenai kenabian dan kerasulannya, telah ditulis di dalam Kitab Allah yang Mulia.
Bahkan di dalam semua kitab dari langit yang diturunkan pada nabi-nabi AS sebelum beliau. Dialah Nabi Muhammad SAW putra Abdillah putra Abdil-Muthallib dari Makkah. Tetapi tabir-kafir telah menghalang-halangi kalian menghalangi mengakui dan iman’.”
In syaa Allah bersambung
[1]
اقْرَأْ
بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ
وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ
يَعْلَمْ [العلق/1-5].
Artinya: Bacalah, “Dengan Nama Tuhanmu yang telah mencipta. Mencipta manusia
dari Setitik darah. Bacalah, ‘dan Tuhanmu Lebih Mulia’, yang
mengajar dengan pena. Mengajarkan yang tidak diketahui oleh manusia.”
[2] يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ [المدثر/1، 2]. Artinya: Hai orang yang berselimut!
Berdiri dan menakut-takutilah!.
[3] مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ
جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا [الأنعام/160]. Artinya: Barang
siapa datang dengan membawa satu kebaikan, maka
mendapatkan sepuluh kebaikan. Barang siapa datang membawa satu kejelekan, maka takkan dibalas kecuali semisalnya.
[4] يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا
وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا [الأحزاب/45، 46]. Artinya: Hai nabi, sungguh Kami telah mengutus kau sebagai saksi, pemberi kabar gembira, menakut-nakuti, dan
mengajak pada Allah dengan Ijin-Nya, dan sebagai Penerang yang menerangkan.
[5] وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا [النساء/41].
Artinya: Dan kami datangkan kau sebagai Saksi atas mereka ini.
[6] إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا [الأحزاب/56]. Artinya: Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya memberi shalawat pada Nabi. Hai orang-orang yang
telah beriman, berdoalah shalawat dan ucapkan salam secara nyata, yntuknya!.
[7] سُبْحَانَ
الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى
الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى [الإسراء/1]. Artinya: Maha Suci yang telah menjalankan Hamba-Nya di waktu malam, mulai dari Masjidil-Charam hingga
Masjidil-Aqsha.
[8] Dalam
kitab aslinya tertulis: .فقال ضرار بن
الأزور: كذبت في وجهك وكذبت هذه اللحية الملعونة المخزية يا كلب الروم
0 komentar:
Posting Komentar