Raja negeri Izaz bernama Daris telah tewas oleh putra-putranya. [1] Dan kerajaannya telah direbut oleh kaum Arab. Malik pemimpin pasukan Arab akan meninggalkan negeri Izaz.
Tawanan
perang yang terkumpul berjumlah 1.000 pemuda. Lelaki berumur dan para rahib,
berjumlah 245 orang. Wanita berumur dan anak-anak, berjumlah 2.000 orang.
Nenek-nenek berjumlah 280 orang.
Pada
rahib berwajah cerah, Malik berkata, “Kalau firasat
saya benar, rahib
inilah yang dimaksud oleh
Luqa dan adiknya bernama Lawan?.”
Abul-Mundzir berkata, “Betul.”
Abul-Mundzir berkata, “Betul.”
Dia
menjawab, “Demi Allah, sebetulnya saya tidak berniat menyembunyikan
kebenaran. Saya hanya takut dibunuh oleh kaum Romawi, karena menjelaskan
kebenaran beresiko berat. Raja saja dibunuh oleh putra-putranya karena menolak
kebenaran, berarti saya juga berbahaya kan, jika menjelaskan kebenaran?.”
Malik bertanya, “Maukah kau masuk Islam?.”
Malik bertanya, “Maukah kau masuk Islam?.”
Dia
menjawab, “Saya takkan masuk Islam sehingga pertanyaan saya terjawab.” Malik mempersilahkan, “Bertanyalah!.”
Ketika
akan bertanya, Abul-Mundzir terkejut oleh teriakan, “Awaaas!.”
Malik terkejut dan bergerak cepat
untuk melihat keadaan. Dia menyangka ada serangan dari pasukan
Izaz atau Romawi.
Ternyata arak-arakan pasukan dari jauh makin mendekat. Beberapa orang mengingatkan pada Malik, “Waspadalah yang mulia! Ada kepulan debu pasukan berkuda dari Jalan Manbaj (مَنْبجَ) dan Buzaah (بُزاعَةَ)! Menuju kemari!.” [2]
Ternyata arak-arakan pasukan dari jauh makin mendekat. Beberapa orang mengingatkan pada Malik, “Waspadalah yang mulia! Ada kepulan debu pasukan berkuda dari Jalan Manbaj (مَنْبجَ) dan Buzaah (بُزاعَةَ)! Menuju kemari!.” [2]
Setelah diamati dan ditunggu,
ternyata arak-arakan 1.000 pasukan Muslimiin. Mereka membawa harta rampasan dan
menggiring tawanan yang diikat. Pimpinan mereka Al-Fadhl bin Al-Abbas (الفضل بن العباس) RA. Mereka telah melaksanakan perintah Abu Ubaidah agar memaksa
Islam, kaum Manbaj, Al-Bab, dan Buzaah. Karena mereka membangkang, maka
diperangi hingga kalah. Pasukan
Muslimiin menjadi sangat banyak. Meraka saling bersalaman.
Al-Fadhl bertanya pada Malik mengenai keadaan. Malik menjelaskan bahwa Allah telah menolong pasukanya menaklukkan kaum Izaz, dan menghinakan penduduknya yang tidak beriman.
Al-Fadhl bertanya pada Malik mengenai keadaan. Malik menjelaskan bahwa Allah telah menolong pasukanya menaklukkan kaum Izaz, dan menghinakan penduduknya yang tidak beriman.
Pembicaraan Malik berkembang ke Kisah
Luqa Membunuh Ayahnya. Lalu berkata, “Saya tidak segera pergi karena sedang
bertanya-jawab dengan orang Alim ini.”
Al-Fadhl bertanya, “Ya Alim, bertanyalah
silahkan.”
Abul-Mundzir bertanya, “Katakan padaku mengenai
Ciptaan Allah, sebelum terciptanya beberapa langit dan bumi?.”
Al-Fadhl menjawab, “Awal yang dicipta
adalah Lauch (Papan)
dan Qalam (Pena). Ada yang menjelaskan ‘Arasy (Singgasana) dan Kursi
(Tempat-Kaki)’. Ada yang menjelaskan ‘waktu dan zaman’. Ada yang
menjelaskan ‘jumlah dan hitungan’. Ada yang menjelaskan ‘jauharah (mutiara)’.
Allah memandang mutiara yang sontak berubah menjadi air. Lalu membuat Arasy dengan mutiara jenis Yaqut. Sejak zaman dulu Arasy Allah di atas air. Air yang dipandang oleh Allah mengombak, bergetar, dan berasap sebagai bahan membuat langit. Lalu Allah membuat bumi.
Allah memandang mutiara yang sontak berubah menjadi air. Lalu membuat Arasy dengan mutiara jenis Yaqut. Sejak zaman dulu Arasy Allah di atas air. Air yang dipandang oleh Allah mengombak, bergetar, dan berasap sebagai bahan membuat langit. Lalu Allah membuat bumi.
Ada yang berkata ‘yang pertama kali
dicipta, akal. Agar nantinya yang berakal bisa mengendalikan ciptaan’. Ada
yang berkata ‘yang pertama kali dicipta, sinar dan gelap. Sinar dan gelap
dipanggil agar mau menyatakan bahwa Allah Tuhan yang harus disembah. Gelap
tidak mau mengakui; terang mau menyatakan bahwa Allah satu-satunya Tuhan yang
harus disembah. Sinar dibuat surga karena Allah ridha padanya. Gelap
dibuat neraka karena Allah benci padanya.
Ruh para Syuhada dibuat dari nur. Ruh para orang Celaka dibuat dari gelap. Semua itu akan kembali pada sumbernya’.
Ruh para Syuhada dibuat dari nur. Ruh para orang Celaka dibuat dari gelap. Semua itu akan kembali pada sumbernya’.
Ada yang berkata ‘yang pertama kali
dicipta, titik. Titik yang dilihat oleh Allah, merendah
dan berpencar menuju
tujuh puluh arah, yang lalu dijadikan Kitab-Nya yang Maha Mulia.
Maha Suci yang telah menyusun Kitab-Nya dari (Nuktah) Titik, dan membuat MakhluqNya dari Nuthfah (Sperma). Lalu mematikan dengan genggaman sekali, dan menghidupkan dengan sekali pekikan sangkakala’.”
Maha Suci yang telah menyusun Kitab-Nya dari (Nuktah) Titik, dan membuat MakhluqNya dari Nuthfah (Sperma). Lalu mematikan dengan genggaman sekali, dan menghidupkan dengan sekali pekikan sangkakala’.”
Abul-Mundzir dan penghuni
benteng Izaz mendengarkan
ucapan Al-Fadhl dengan terperangah. Mereka makin terperangah ketika mendengar
Abul-Mundzir berkata, “Asyhadu an laaa Ilaaha illaa Allah wa asyhadu anna
Muhammadan Rasulullah. Inilah
ilmu pilihan para Nabi Allah Taala AS.”
Mereka pun masuk Islam, kecuali
sedikit yang tidak mau.
In syaa Allah bersambung
[1]
Ada sumber
yang menjelaskan ‘pembunuh Raja
Daris, anak
perempuan dan istrinya sendiri’. Tetapi penjelasan ini disalahkan oleh Al-Waqidi di
dalam: فتوح الشام - (ج 1 / ص 225)
قال الواقدي: حدثني عبد الملك بن محمد عن أبيه حسان بن
كعب عن عبد الواحد عن عبد الله بن قرط الأزدي أن فتح عزاز كان هكذا، والذي ذكر أن
بأت دراس وزوجته قتلنه لم يصح والله أعلم
0 komentar:
Posting Komentar