Mereka menjawab, “Bagaimana mungkin memanjat benteng tidak melalui tangga?.”
Dia
menjawab, “Tenang!” Lalu menyuruh
tujuh orang kuat agar beraksi. Dia duduk jongkok lalu perintah seorang agar
duduk di atas pundaknya, untuk
diangkat dan disuruh melemparkan tali berkait ke atas benteng. Yang lain diperintah agar melemparkan tali pengait ke atas benteng, mengikuti perbuatannya.
Delapan
orang telah berhasil mengaitkan tali untuk memanjat benteng. Yang pertama kali sampai
keatas, diperintah agar memastikan
kaitan tali-tali kuat. Dalam waktu cepat mereka berhasil menaiki benteng.
Damis
melihat sejumlah penjaga tidur pulas, menyanding wadah arak. Mereka diangkat
untuk dilemparkan ke luar benteng.
Di
bawah benteng, mereka itu dibunuh lalu ditutup rapat, oleh pasukannya.
Dua
penjaga tidur dalam keadaan mabuk didalam benteng, digorok lehernya lalu
dilemparkan ke luar benteng, oleh Damis. Pasukan yang di bawah telah memanjat benteng.
Pada
mereka, dia perintah, “Kalian di sini saja!” lalu mendekati istana Raja Yuqana, di pertengahan rumah mewah.
Istana dijaga ketat oleh pasukan berjumlah banyak yang menikmati arak istimewa. Raja Yuqana berada di pertengahan mereka. Permadani yang diduduki oleh Yuqana
berbahan sutra Dibaj dihias benang emas. Kalung yang dikenakan, bermata mutiara
dan jauhari, gemerlapan menawan. Dalam pertemuan agung itu, aroma parfum Misik
dan Bakhur semerbak mewangi.
Pada
pasukannya, Damis berkata, “Ternyata yang berjaga sangat banyak. Jalan
satu-satunya saya harus bersiasat. Jika fajar telah menyingsing kita harus
serempak menyerang dengan pedang, agar Allah menghinakan mereka melalui tangan
kita. Kalau kita kesulitan mengalahkan mereka, dua orang yang saya perintah
menghubungi yang mulia Abu Ubaidah dan Khalid, in syaa Allah telah
datang kemari membawa bala-bantuan.”
Mereka
menjawab, “Kami harus taat
perintahmu. Jalan satu-satunya agar kita selamat, justru berjihad dengan gigih.”
Dia
perintah, “Kalian di sini! Saya akan melakukan sesuatu.”
Dengan
gerak cepat, dia mendatangi pintu gerbang yang para penjaganya tidur lelap.
Sebelum
membuka pintu gerbang, dia membunuh semua penjaga, lalu gerbang dibuka lebar.
Gerbang satunya juga dibuka, setelah semua penjaganya dibunuh.
Pada
pasukannya, dia berkata, “Dua
gerbang telah saya buka setelah semua, penjaganya
saya bunuh. Tugas kita selanjutnya memerangi mereka yang masih hidup!
Bersiaplah! In syaa Allah kita
akan dibantu oleh pasukan yang sebentar lagi berdatangan.”
Dia perintah seorang agar menghubungi dan memohon Khalid, agar mendatangkan pasukannya yang terkenal ganas.
Dia perintah seorang agar menghubungi dan memohon Khalid, agar mendatangkan pasukannya yang terkenal ganas.
Yang
diperintah agar menjaga pintu gerbang lima lelaki. Sisanya diajak memasuki
istana Yuqana.
Dia
berteriak keras sekali, memanggil Yuqana.
Pasukan
Yuqana berhamburan lari menuju pintu gerbang. Beberapa dari mereka berteriak,
“Kurang ajar! Kita telah lengah!.”
Yuqana berteriak memanggil para pengawalnya.
Yuqana berteriak memanggil para pengawalnya.
Damis
dan pasukannya memekikkan takbir, “Allahu akbar!” serempak.
Pasukan
Yuqana bingung, mengira pasukan Muslimiin berjumlah banyak telah memasuki benteng. Peperangan berkecamuk dengan
sengit. Yang paling menggila serangannya, Damis yang panggilannya Abul-Haul. Meskipun telah menyandang 73 luka, dia tetap mengamuk dengan pedangnya.
Pasukan
Damis yang gugur empat orang:
1.
Aus bin Amir.
2.
Abu Chamid bin Suraqah.
3.
Fari bin Musayyab.
4.
Fazarah Al-Aufi.
Selain
mereka mengamuk hingga menewaskan
banyak lawan.
Serangan 5.000 pasukan Yuqana makin menggila hingga pasukan Damis yang gugur bertambah:
1.
Mulaib bin Miqdam veteran Perang Hudaibiyah dan Tabuk.
2.
Murarah bin Rabiah.
3.
Hilal bin Umayah saudara Kaeb sahabat nabi SAW yang absen dalam perang Tabuk, hingga Allah menurunkan Wahyu di dalam Al-Qur’an.
Pasukan Damis berjumlah 20 orang dilanda kesulitan maksimal, karena amukan 5.000 pasukan Yuqana menggila.
In syaa Allah bersambung
0 komentar:
Posting Komentar