SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/06/07

Kajian Hidayah Oleh Ustadz Muhadi

(Sari kajian Hadits Nasa’i setelah sholat Maghrib di Masjid Baitul-A’la Kediri)
Malam itu tanggal 5 Juni 2011 M. Masjid Baitul-A’la penuh oleh ribuan jamaah sholat maghrib. Seusai sholat ustadz Muhadi menyampaikan kajian tentang hidayah. “Meskipun seorang telah kabur jauh dari hidayah, kalau memang kodarnya, pasti tetap mendapat hidayah,” terangnya. Nasa’i meriwayatkan:
لَمَّا كَانَ يَوْمُ فَتْحِ مَكَّةَ أَمَّنَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم النَّاسَ ، إِلاَّ أَرْبَعَةَ نَفَرٍ وَامْرَأَتَيْنِ وَقَالَ : اقْتُلُوهُمْ ، وَإِنْ وَجَدْتُمُوهُمْ مُتَعَلِّقِينَ بِأَسْتَارِ الْكَعْبَةِ ، عِكْرِمَةُ بْنُ أَبِي جَهْلٍ وَعَبْدُ اللهِ بْنُ خَطَلٍ وَمَقِيسُ بْنُ صُبَابَةَ وَعَبْدُ اللهِ بْنُ سَعْدِ بْنِ أَبِي السَّرْحِ ،فَأَمَّا عَبْدُ اللهِ بْنُ خَطَلٍ فَأُدْرِكَ وَهُوَ مُتَعَلِّقٌ بِأَسْتَارِ الْكَعْبَةِ فَاسْتَبَقَ إِلَيْهِ سَعِيدُ بْنُ حُرَيْثٍ وَعَمَّارُ بْنُ يَاسِرٍ فَسَبَقَ سَعِيدٌ عَمَّارًا ، وَكَانَ أَشَبَّ الرَّجُلَيْنِ فَقَتَلَهُ ، وَأَمَّا مَقِيسُ بْنُ صُبَابَةَ فَأَدْرَكَهُ النَّاسُ فِي السُّوقِ فَقَتَلُوهُ ، وَأَمَّا عِكْرِمَةُ فَرَكِبَ الْبَحْرَ ، فَأَصَابَتْهُمْ عَاصِفٌ ، فَقَالَ أَصْحَابُ السَّفِينَةِ : أَخْلِصُوا ، فَإِنَّ آلِهَتَكُمْ لاَ تُغْنِي عَنْكُمْ شَيْئًا هَاهُنَا . فَقَالَ عِكْرِمَةُ : وَاللَّهِ لَئِنْ لَمْ يُنَجِّنِي مِنَ الْبَحْرِ إِلاَّ الإِخْلاَصُ ، لاَ يُنَجِّينِي فِي الْبَرِّ غَيْرُهُ ، اللَّهُمَّ إِنَّ لَكَ عَلَيَّ عَهْدًا ، إِنْ أَنْتَ عَافَيْتَنِي مِمَّا أَنَا فِيهِ أَنْ آتِيَ مُحَمَّدًا صلى الله عليه وسلم حَتَّى أَضَعَ يَدِي فِي يَدِهِ ، فَلأَجِدَنَّهُ عَفُوًّا كَرِيمًا ، فَجَاءَ فَأَسْلَمَ ، وَأَمَّا عَبْدُ اللهِ بْنُ سَعْدِ بْنِ أَبِي السَّرْحِ ، فَإِنَّهُ اخْتَبَأَ عِنْدَ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ ، فَلَمَّا دَعَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم النَّاسَ إِلَى الْبَيْعَةِ ، جَاءَ بِهِ حَتَّى أَوْقَفَهُ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ، قَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ ، بَايِعْ عَبْدَ اللهِ ، قَالَ : فَرَفَعَ رَأْسَهُ ، فَنَظَرَ إِلَيْهِ ، ثَلاَثًا كُلَّ ذَلِكَ يَأْبَى ، فَبَايَعَهُ بَعْدَ ثَلاَثٍ ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى أَصْحَابِهِ فَقَالَ : أَمَا كَانَ فِيكُمْ رَجُلٌ رَشِيدٌ يَقُومُ إِلَى هَذَا حَيْثُ رَآنِي كَفَفْتُ يَدِي عَنْ بَيْعَتِهِ فَيَقْتُلُهُ فَقَالُوا : وَمَا يُدْرِينَا يَا رَسُولَ اللهِ مَا فِي نَفْسِكَ ، هَلاَّ أَوْمَأْتَ إِلَيْنَا بِعَيْنِكَ ؟ قَالَ : إِنَّهُ لاَ يَنْبَغِي لِنَبِيٍّ أَنْ يَكُونَ لَهُ خَائِنَةُ أَعْيُنٍ.
Artinya: Ketika hari Fatchu Makkah tiba[1], Rasulullah SAW menjamin aman pada semua orang Makkah kecuali 4 lelaki dan 2 wanita. Nabi SAW bersabda, “Bunuhlah mereka meskipun menggelayut pada selambu Ka’bah: Ikrimah bin Abi Jahl, Abdullah bin Khatthal, Miqyas bin Shubabah, Abdullah bin Sa’ed bin Abis-Sarch.
1.      Abdullah bin Khatthal ditangkap ketika menggelayut pada selambu Ka’bah. Dia dikejar oleh Sa’idu bin Churaits dan Ammar bin Yasir, namun Sa’id yang lebih muda yang duluan membunuhnya.
2.      Miqyas bin Shubabah ditangkap oleh orang banyak di pasar untuk dibunuh.
3.      Ikrimah naik perahu di laut (menuju Yaman), namun  ada angin dahsyat yang menyambar perahu itu hingga penghuni perahu sama ribut, “Murnikanlah dalam berdoa pada Allah!. Sungguh di tempat ini Tuhan-tuhan kalian takkan bermanfaat sedikitpun.” Ikrimah berkata, “Demi Allah jika di laut ini yang bisa menyelamatkan saya hanya ikhlas (memurnikan), berarti di darat juga takkan ada yang menyelamatkan saya kecuali ikhlas pula. Ya Allah saya berjanji pada-Mu jika Kau menyelamatkan saya dari bahaya ini, saya akan datang untuk meletakkan tangan saya pada tangan Muhammad. Sungguh niscaya saya akan menjumpai dia sebagai orang yang sangat pengampun lagi sangat mulia (sopan).” Ikrimah datang pada nabi untuk masuk Islam.  
4.      Abdullah bin Sa’ed bin Abis-Sarch bersembunyi di rumah Utsman bin Affan. Ketika Rasulullah SAW mengundang orang-orang agar berbai’at, Utsman datang menghadap nabi membawa Abdullah bin Sa’ed bin Abis-Sarch agar dibai’at. Dia berkata, “Ya Rasulallah, bai’atlah Abdullah bin Sa’ed bin Abis-Sarch.” Nabi SAW mengangkat kepala untuk mengamati Abdullah bin Sa’ed hingga tiga kali, untuk menyatakan menolak membai’at. Setelah yang ketiga nabi SAW membai’at Abdullah bin Sa’ed. Nabi menghadap pada para sahabat untuk bersabda, “Apa di antara kalian tidak ada yang pandai yang berdiri untuk membunuh dia di saat melihat saya tadi menahan tangan dari membai’at dia?.” Para sahabat menjawab, “Apa yang memberi tahu pada kami tentang yang di dalam hati kau ya Rasulallah. Kenapa kau tidak isarah dengan mata kau pada kami?.” Nabi SAW bersabda, “Berkhianat dengan mata tidak pantas bagi seorang nabi.”    

[1] Bulan Romadhon tahun 8 Hijriyyah.

0 komentar:

Posting Komentar