SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/04/11

KW 11: Pasukan Romawi Kocar-Kacir


(Bagian ke-11 dari seri tulisan Khalid bin Walid)
Khalid dan kawan-kawannya terperangah oleh kelompok Khaulah binti Al-Azwar yang menyerang pasukan Romawi untuk menyelamatkan Dhirar. Pasukan Romawi ketakutan dengan sekelompok wanita berkuda yang dipimpin Khaulah itu.
Setelah Khalid dan teman-temannya menyimak laporan Khaulah, Khalid berkata dengan lantang, “Kita akan menyerang mereka secara serempak untuk membebaskan saudara laki-lakimu.” Ucapan Khalid membuat Khaulah terhibur sekaligus membuat emosi pasukan Islam berkobar ingin mengalahkan kaum Romawi.
Amir bin Thufail saat itu ada dalam pasukan Islam.[1] Ia berkisah: Saat Khalid menyerang kaum Romawi, saya berada di kanan Khalid. Khaulah dan pasukan wanitanya justru di depan Khalid. Pasukan Islam menyerang dengan semangat. Hampir bisa dikatakan mereka bagaikan harimau dan singa yang mengamuk. Serangan Khaulah dan pasukannya membuat kaum Romawi ketakutan. Kaum Romawi berkata, “Kalau sejak kemarin kaum Arab mengamuk seperti dia (Khaulah), pasti kita tak mampu melawan mereka.”  
Khalid ikut mengamuk. Kaum Romawi berlarian pontang-panting bagaikan sampah yang disapu badai.
Pimpinan tertinggi mereka, Wardan, bingung bercampur gusar. Ia berteriak mengingatkan pasukannya, “Jangan lari dari mereka! Kalau kalian bertahan terus, justru mereka yang akan ketakutan menghadapi kita. Bala bantuan dari Damaskus segera datang membantu kalian!”
Khalid semakin garang. Ia melancarkan serangan ke kanan dan kiri hingga membuat pasukan Romawi kocar-kacir, sementara yang lain berguguran tak berdaya.


[1] Amir bin Thufail (عامر بن الطفيل) adalah yang membunuh Amir bin Fuhairoh RA (seorang sahabat Nabi). Ia juga pernah berencana menculik Nabi SAW, tetapi justru dia masuk Islam. Dia pernah membunuh seorang Muslim dalam perang Bi’ru Ma’unah (بئر معونة). Sebelum wafat, pria itu bukannya meringis ketakutan, tapi malah berkata, “Saya telah beruntung.” Kejadian itulah yang ikut mendorong Amir masuk Islam.

0 komentar:

Posting Komentar