SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/04/23

KW 21: Syair Tubak Kakek Khaulah

(Bagian ke-21 dari seri tulisan Khalid bin Walid)
Petrus yang tadinya iba kini marah karena melihat tigapuluh pasukannya telah tewas dihajar oleh para tawanannya. Apa lagi dia melihat tigapuluh wanita tawanan itu telah merebut pedang. Petrus turun dari kuda lalu berjalan cepat ke arah para tawanan, diikuti para pasukannya. Para tawanan justru saling memberi semangat pada teman mereka: “Matilah dalam keadaan mulia daripada mati hina dipelukan mereka!.”
Petrus menampakkan kepala dari helm perang dan menyesal kenapa telah iba pada mereka. Khaulah yang tadinya sangat menarik bagi Petrus kini telah bergerak lincah bahkan menakutkan bagai singa jantan. Para perampok terkesima ketika mendengar Khaulah melantunkan syair tantangan perang:
Kamilah para putri dari Tubak dan Himyar
Serangan kami membuat musuh bergetar
Berkobar bagai api membakar
Hari ini kami menghantar kalian pada siksa akbar

Petrus pimpinan perampok memperhatikan syair yang dibaca dan mengamati pembacanya cantik molek siap berperang. Petrus berkata, “Hai wanita Arab! Hentikan perlawananmu ! Sungguh saya hanya akan memaksa kau agar menikmati segala yang menyenangkan. Bukankan kau akan bahagia menjadi kekasihku?. Sayalah yang diagung-agungkan kaum Nashrani. Aku mempunyai pegawai, pohon kurma, harta dan hewan ternak yang sangat banyak. Saya orang dekatnya Raja Hiraqla. Kalau kau mau,  seluruh milikku akan kuberikan padamu. Masyak kamu tidak bangga menjadi wanita sangat terhormat di kota Damaskus?. Jika kau berani melawan berarti bunuh diri! ”
Khaulah menjawab, “Hai orang laknat! Demi Allah jika kau telah aku lumpuhkan, akan kupotong lehermu! Demi Allah saya takkan sudi mengabulkan permohonanmu agar menjadi penggembala untaku! Apa lagi hidup bersanding denganmu!”
Petrus tersinggung dan merasa dipermalukan di depan pasukannya. Dia marah dan perintah pada pasukannya agar menyerang mereka. "Kalian harus malu jika tak mampu menaklukkan wanita-wanita ini! Apa lagi ini di daerah kita sendiri di negri Syam. Kalau kalian kalah pasti mendapat murka dari raja!!!" Katanya.
Para perampok bergerak cepat untuk mengepung wanita Muslimat. Para perampok melancarkan serangan pada mereka yang telah siaga penuh. Beberapa serangan ganas dilawan dengan sengit.

Sebetulnya Khalid telah mendekati medan pertempuran itu, namun belum tahu di mana tempat perampok sangat banyak, berpedang tajam berkilauan itu berada. Khalid dan pasukannya melihat debu beterbangan dan sejumlah perampok bersenjata pedang. Tapi belum tahu bahwa yang diperangi adalah wanita-wanita Arab yang dicari-cari.
Khalid perintah, “Siapa mau bertugas memberiku khabar tentang kaum yang berperang itu?.”
Rafi’ menjawab, “Saya yang akan melaksanakan.” 
Rafi’ memacu kuda untuk mengamati pasukan yang sedang berperang. Lalu terkejut saat mengamati wanita-wanita Muslimaat sedang melawan serangan gerombolan perampok dengan semangat sekali. Serangan yang tak seimbang itu dilawan dengan mati-matian.
Rafi’ memacu kudanya secepat-cepatnya untuk memberi khabar pada Khalid. Khalid menerima laporan Rafi’ lalu berkata, “Pantas saja. Wanita-wanita itu kan keturunan Amaliqoh dan Tubak. Bahkan jarak waktu mereka dari Amaliqoh dan Tubak masih satu qarn (lingkaran waktu 1.00 tahun). Tubak kakek mereka adalah Tubak bin Bakr bin Chasan (تبع بن بكر بن حسان) yang pernah diceritakan oleh Rasulullah SAW. Rasulullah SAW pernah berkisah bahwa Tubak pernah menyampaikan persaksian bahwa Nabi Muhammad SAW adalah  Utusan Allah, padahal saat itu nabi SAW belum lahir. Tubak menguntai syair:
Saya telah bersaksi bahwa Ahmad adalah Utusan[1]
Dari Allah penciptaa segala ciptaan
Umat dia telah disebut di dalam Zabur
Umat yang paling luhur
Kalau saya bisa menjumpainya
Niscaya menjadi pendamping dan kerabatnya

[1] Maksud lafal 'Ahmad' adalah Rasulullah (Utusan Allah).

0 komentar:

Posting Komentar