SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/04/26

KW 27: Menerobos kepertengahan untuk Mengamuk

(Bagian ke-27 dari seri tulisan Khalid bin Walid)
Dua kubu bergerak lebih mendekat pada lawan. Ada seorang berpeci hitam yang muncul dari kumpulan lelaki perkasa pasukan Romawi. Setelah mendekat, dia menyeru dengan bahasa Arab: “Hai orang-orang Arab, mana kalian yang menjadi pimpinan agar datang kemari untuk berdialog. Saya jamin dia tak diserang oleh kaumku.”
Khalid segera muncul mendekati dia. Ternyata orang itu adalah Qiss, yang artinya seorang alim Nashrani. Dalam Al-Qur’an diistilahkan Qissiisiin[1] karena jamak. Dia berkata, “Kau pimpinan mereka?.”
Khalid menjawab, “Kata mereka begitu selama saya mengikuti Allah dan sunnah Rasul-Nya. Jika saya sudah tidak mengikuti Allah dan sunnah Rasul-Nya, saya harus diganti, karena sudah tidak berhak menjadi pemimpin yang ditaati.”
Dia berkata, “Inilah yang membuat kalian kemarin telah menaklukkan kami. Ketahuilah bahwa kau telah memasuki kota yang belum pernah dimasuki oleh seorang raja pun, karena terlalu kuat pertahanannya. Dulu pernah ada pasukan Persia yang masuk kota ini melancarkan serangan, namun akhirnya kalah total dan pulang dengan hina serta malu. Dulu kaum Tababi’ah juga pernah menyerang kami besar-besaran, namun akhirnya dikalahkan. Sementara kalian kemarin telah memenangkan peperangan dengan kami. Kemenangan yang telah kau raih mungkin hanya sampai di sini. Memang Panglimaperang kami bernama Wardan telah grogi dan takut kalian. Dia telah mengutusku agar menawarkan pada kalian: tiap tentara Arab akan diberi uang satu Dinar, dua pakaian dan satu surban. Khusus untuk kau seratus Dinar dan seratus Surban. Setelah itu segeralah pulang mumpung belum berhadapan dengan seluruh pasukan kami yang jumlahnya seperti semut. Kau jangan menganggap pasukan kami yang ini seperti pasukan yang telah kau kalahkan. Kali ini raja kami tidak tanggung-tanggung, para batriq dan Uskup senior yang diagung-agungkan kaum Nashrani diterjunkan untuk memotifasi pasukan.”
Khalid menjawab, “Demi Allah kami takkan kambali sebelum mendapatkan satu dari tiga kemungkinan: kalian memasuki agama kami, atau kalian membayar pajak pada kami, atau kita berperang. Kalau hanya jumlah kalian sangat banyak bagaikan semut bagi kami tak ada pengaruhnya, karena Allah telah menjanjikan kemenangan pada kami, melalui lisan Muhammad SAW. Janji itu juga ada di dalam kitab-Nya yang mulia. Adapun pimpinan kalian akan memberi tiap seorang dari kami satu Dinar dan surban dan dua pakaian, itu tidak menarik, karena sebentar lagi in syaa Allah semua pakaian kalian, kota kalian, surban kalian, akan kami miliki semuanya.”
Tokoh agama Nashrani itu menjabab, “Perkataanmu akan saya laporkan pada pimpinan kami.” Dia membelokkan kudanya untuk dipacu pulang kebarak. Dia melaporkan pada Wardan mengenai ucapan Khalid.
Wardan berkata, “Masyak dia menyangka kita hanya seperti orang-orang yang telah dia taklukkan?. Sungguh mereka itu terlalu percaya diri karena pernah mengalahkan kami. Tapi yang ini berbeda: Raja telah menurunkan para batriq senior. Diperkirakan jika kita telah bergerak serempak mereka akan tewas berguguran.”
Wardan menata barisan. Dia menunjuk pasukan pilihan agar berada di depannya untuk melindungi dirinya. Mereka berjalan kaki bersenjata lengkap.

Mu’adz bin Jabal berteriak, “Saudara semuanya, surga benar-benar telah diperindah untuk kalian, neraka telah dibuka untuk musuh kalian. Para malaikat telah berdatangan untuk menolong kalian. Para bidadari telah bersolek untuk menyambut kedatangan kalian. Berbahagialah dengan memasuki surga yang abadi itu,” lalu membaca: “Sungguh Allah telah membeli jiwa-jiwa dan harta-harta orang-orang iman dengan surga[2],” dia menambahkan: “Semoga Allah memberi barokah serangan kalian.”
Khalid berkata, “Sabar dulu hai Mu’adz, saya akan menyampaikan pesan dulu pada semuanya.”
Khalid berjalan dengan kudanya untuk mengecek dan membenahi barisan. Lalu berpesan, “Jumlah mereka berlipat ganda dari kita. Ulurlah peperangan ini hingga asar nanti, setelah itu baru kita serbu mereka. Ketika itulah kita akan mendapat kemenangan besar. Ayo bergerak kedepan, semoga Allah memberi kalian barokah!.”
Dua kubu kini lebih mendekat lagi. Pasukan Romawi meluncurkan anak panah dengan serempak. Beberapa Muslimiin berguguran dan luka. Khalid menahan agar pasukan Muslimiin jangan menyerang dulu.
Dhirar berkata, “Bagaimana mungkin kita hanya disuruh bertahan terus, padahal Allah yang Chaq telah menengok kita?. Demi Allah kalau kita begini terus musuh-musuh Allah akan menyangka kia takut mereka. Perintahlah kami agar menyerang bersamamu.”
Khalid berkata, “Kalau kau akan menyerang silahkan!.”
Dhirar keluar dari barisan dan berkata, “Demi Allah ini amalan yang paling kusenangi.”
Dhirar bergegas menaiki kuda membawa perisai rampasan dari Petrus saudara Paulus. Dia berjubah rangkap dua yang terbuat dari kulit gajah. Jubah mahal itu juga rampasan dari Petrus. Dengan begitu pasukan Romawi takkan tahu bahwa dia adalah Dhirar. Tali kendali kuda di tangannya. Taring tombaknya telah diperkuat. Dia memacu kuda agar berlari mendekati pasukan musuh. Dia diserang dengan panah banyak sekali, namu tak ada satupun yang dirasakan menyakitinya. Bahkan dia justru menerobos kepertengahan untuk mengamuk. Serangannya yang membabi-buta berlangsung kira-kira satu jam. Hasilnya menakjubakan, 20 pasukan berkuda dan 20 pasukan berjalan kaki berguguran.”
Anan bin Auf  An-Najbi (عنان بن عوف النجبي) menyampaikan berita berbeda: “Saat itu saya menghitung pasukan Romawi yang dibunuh oleh Dhirar, beberapa pasukan berjalan kaki dan tigapuluh pasukan berkuda.”   

[1] ذَلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ.
[2] {إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أنفسهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ} [التوبة: 111]

0 komentar:

Posting Komentar