SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/10/12

Bedah Bukhari


(Kajian kitab Bukhari)


Tentang Persaksian atau Pernyataan di Depan Hakim


Zaman Imam Maliki, kitab Hadits tershahih seduniaMuwattha. Begitu Bukhari memunculkan kitabnya, maka kitab tershahih sedunia Bukhari. Karena Bukhari yang sangat alim dan teliti itu, setiap akan menulis kitabnya, beristikharah agar Allah memberi ilham mengenai Hadits paling shahih dan paling bermanfaat. Beliau menjalankan demikian selama 16 tahun. Penulis ingin menunjukkan tulisan yang menunjukkan secara nyata bahwa Bukhari dalam membahas ilmu sangat piawai. Pernyataan empat tabiin masyhur beliau jadikan sebagai rujukan: صحيح البخاري - (ج 22 / ص 92)

بَاب الشَّهَادَةِ تَكُونُ عِنْدَ الْحَاكِمِ فِي وِلَايَتِهِ الْقَضَاءَ أَوْ قَبْلَ ذَلِكَ لِلْخَصْمِ وَقَالَ شُرَيْحٌ الْقَاضِي وَسَأَلَهُ إِنْسَانٌ الشَّهَادَةَ فَقَالَ ائْتِ الْأَمِيرَ حَتَّى أَشْهَدَ لَكَ وَقَالَ عِكْرِمَةُ قَالَ عُمَرُ لِعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ لَوْ رَأَيْتَ رَجُلًا عَلَى حَدٍّ زِنًا أَوْ سَرِقَةٍ وَأَنْتَ أَمِيرٌ فَقَالَ شَهَادَتُكَ شَهَادَةُ رَجُلٍ مِنْ الْمُسْلِمِينَ قَالَ صَدَقْتَ قَالَ عُمَرُ لَوْلَا أَنْ يَقُولَ النَّاسُ زَادَ عُمَرُ فِي كِتَابِ اللَّهِ لَكَتَبْتُ آيَةَ الرَّجْمِ بِيَدِي وَأَقَرَّ مَاعِزٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالزِّنَا أَرْبَعًا فَأَمَرَ بِرَجْمِهِ وَلَمْ يُذْكَرْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشْهَدَ مَنْ حَضَرَهُ وَقَالَ حَمَّادٌ إِذَا أَقَرَّ مَرَّةً عِنْدَ الْحَاكِمِ رُجِمَ وَقَالَ الْحَكَمُ أَرْبَعًا

Artinya:
Bab persaksian untuk hakim mengenai “Ketentuan yang sedang atau sebelum berlangsung” di wilayahnya.

1.       Syuraich qadhi (juru hukum) zaman tabiin, menjawab, “Datanglah pada amir  itu! Hingga saya nanti menjadi saksi untukmu” Pada orang yang minta agar beliau menjadi saksi untuknya.
2.       Ikrimah bin Khalid (عِكْرِمَة بْن خَالِد) berkata, “Umar berkata pada Abdur Rohman bin Auf ‘kalau kau menyaksikan lelaki melanggar had (pelanggaran) zina atau mencuri, saat itu kau sebagai Amir, bagaimana?.” Abdur Rohman menjawab, “Persaksian kau sama dengan persaksian seorang dari Muslimiin.” Umar menjawab, “Kau telah benar.” Umar juga pernah berkata, “Kalau manusia nantinya takkan berkata ‘Umar telah menambahi Kitab Allah’, niscaya saya telah menulis ‘Ayat Rajam’ dengan tanganku (di dalam Kitab Allah).” Maiz pernah menyatakan empat kali di sisi nabi SAW bahwa ‘telah berzina’, maka nabi perintah agar Maiz dirajam. Dalam riwayat itu tidak dijelaskan bahwa nabi menyuruh hadirin agar menjadi saksi.
3.       Chammad bin Abi Sulaiman (حماد بن أبي سليمان) seorang faqih, tergolong tabiin dari Kufah, menjawab, “Jika dia telah mengaku sekali,” pertanyaan, “Lelaki yang mengaku berzina harus ditanya ‘agar mengaku’ berapa kali?.”
4.       Chakam bin Utaibah (الْحَكَمِ بْنِ عُتَيْبَةَ) tabi faqih dari Kufah berkata, “(Jika telah) empat kali pengakuan.”
Dalam uraian ini tampak sekali bahwa Bukhari sengaja tidak mengikuti madzhab tertentu. Beliau merujuk pernyataan empat tabiin masyhur yang ilmunya melaut. Sebetulnya Imam Hanafi tegolong tabiin, tetapi Bukhari justru menyebut beliau dalam kitabnya, “Bakdhunnaas (Sebagian manusia).”

Perlu dicatat:

1.       Meskipun kitab Bukhari lebih shahih daripada Muwattha, namun kedudukan Imam Maliki tetap di atas Bukhari, karena Bukhari bisa menyusun kitab seagung itu, karena jasa Imam Maliki.
2.       Pernyataan tabiin yang adil bisa dijadikan rujukan hukum.
3.       Pernyataan tabiin mengenai Hadits, termasuk Hadits.

4.       Meskipun Hadits dari empat tabiin di atas muallaqah (dipotong isnadnya). Namun sebetulnya ada isnadnya, bisa dilihat di dalam Fatchul-Bari.  



Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi

0 komentar:

Posting Komentar