SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/05/26

PK 5: Menggeledah Harta Kekayaan

(Bagian ke-5 dari seri tulisan Perang Khaibar menurut Al-Waqidi)
Kinanah bin Abil-Chuqaiq (كِنَانَةَ بْنَ أَبِي الْحُقَيْقِ) tokoh Yahudi paling berpengaruh, menantu raja, mengutus seorang agar menyampaikan pesan pada nabi, “Berhentilah, saya akan berbicara penting.”
Nabi menjawab, “Ya.”
Mereka berdua membuat kesepakatan perjanjian damai dengan syarat seluruh pasukan Yahudi dibunuh. Yang dibiarkan hidup anak yang belum dewasa dan penduduk sipil. Mereka diharuskan meninggalkan Khaibar. Harta, pekarangan, pakaian, emas, perak, menjadi milik kaum Muslimiin, keculi yang mereka kenakan, atau yang bisa mereka bawa.
Rasulullah SAW bersabda, “Kalau harta kekayaan ada yang kalian sembunyikan, perjanjian damai ini batal lho.”
Nabi perintah agar pasukan Muslimiin menggeledah harta kekayaan mereka. Setelah semua dikumpulkan, ada 100 baju perang, 400 pedang, 1.000 tombak, 500 busur dan anak panah yang panjang-panjang. Rasulullah bertanya pada Kinanah bin Abil-Chuqaiq tentang simpanan kekayaan keluarga besar ayah Kinanah yang berisi perhiasan banyak yang disimpan di Maskul-Jamal. Harta kekayaan yang mahal sekali itu mashur dikalangan masyarakat luas. Harta itu diwaris turun-temurun oleh tokoh-tokoh besar keluarga Kinanah.
Kinanah bin Abil-Chuqaiq menjawab, “Hai ayah Qasim, harta itu telah kami habiskan untuk biaya perang. Tidak ada sisanya sama sekali.” Kinanah bin Abil-Chuqaiq bersumpah bahwa harta kekayaan itu benar-benar sudah habis. 
Rasulullah bersabda, “Jika harta yang kami cari ternyata ada, tanggungan (ذِمّةُ) Allah dan Rasul-Nya batal.”
Dia menjawab, “Okay.”
Nabi bersabda, “Berarti kau saya bunuh?.”
Dia menjawab, “Ya.”
Nabi menyuruh Abu Bakr, Umar, Ali, Az-Zubair, dan sepuluh orang Yahudi agar menyaksikan pernyataan Kinanah. Seorang Yahudi datang untuk berbicara pada Kinanah, “Jika yang dicari oleh Muhammad ternyata kau sembunyikan, katakan saja padanya agar kau selamat, kalau nggak mau pasti Muhammad akan segera tahu di mana letaknya.”
Kinanah membentak hingga dia ketakutan dan menyingkir untuk duduk. 
Nabi bertanya pada lelaki lemah bernama Tsa’labah bin Sallam bin Abil-Chuqaiq (ثَعْلَبَةَ بْنَ سَلّامِ بْن أَبِي الْحُقَيْقِ) tentang harta kekayaan itu. Dia menjawab, “Saya tidak tahu. Hanya saja telah saya saksikan setiap pagi Kinanah mengelilingi reruntuhan bangunan ini. Mungkin dia menyembunyikan di tempat itu.”
Sebetulnya ketika nabi telah menaklukkan penghuni kastil Nathah (النّطَاةِ); Kinanah yakin bahwa hidupnya akan segera berakhir; saat itu seluruh penghuni kastil ketakutan. Kinanah membawa Maskul-Jamal yang di dalamnya ada harta kekayaan itu untuk dikubur dengan tanah. Tak ada seorang pun yang melihatnya. 

Nabi perintah agat Tsa’labah mengantar Az-Zubair bin Al-Awwam dan kaum Muslimiin untuk menggalinya. Ternyata di dalam tanah itu benar-benar ada Maskul-Jamal (مَسْك الْجَمْلِ) yang di dalamnya adalah harta kekayan yang sangat mahal.

Nabi perintah agar Az-Zubair menghajar Kinanah bin Abil-Chuqaiq agar menunjukkan lagi harta yang lain. Kinanah bin Abil-Chuqaiq yang kesakitan mengeluarkan simpanan yang disembunyikan. Kinanah diserahkan agar dibunuh oleh Maslamah, karena dialah yang telah membunuh sudara laki-laki Maslamah.
Kinanah roboh dan tewas oleh tebasan pedang Maslamah. Nabi perintah saudara laki-laki Kinanah lainnya agar dibunuh. Kerabat Bisyr bin Al-Barra’ (بِشْرِ بْنِ الْبَرَاءِ) membabatkan pedang ke lehernya. Harta kekayaan Kinanah dan saudaranya disita dan anak-cucu mereka berdua ditawan. Kebanyakan yang di dalam Maskul-Jamal itu adalah gelang dari emas, Damalij (دَمَالِجُ)[1] emas, gelang-gelang kaki, anting-anting emas, untaian mutiara dan zamrud, cincin-cincin emas, kalung-kalung model Jaz’i dlofar (جَزْعِ ظَفَارِ) dari emas. Nabi mengamati lalu memberikan untian mutiara pada sebagian istri atau putrinya.
Untaian mutiara itu dilepas untuk diberikan pada orang-orang yang membutuhkan dan janda-janda. Di antara mutiara itu ada yang dibeli oleh Abus-Syachm (أَبُو الشّحْمِ). Suatu malam nabi gelisah kesulitan tidur. Paginya dia datang pada A’isyah atau putrinya untuk bersabda, “Kembalikan untaian kalung itu!. Dia bukan hakku!, juga bukan hakmu.”
Wanita itu menjawab, “Sudah saya lepas untuk dibagi-bagi pada orang-orang yang membutuhkan dan para janda.”
Shofiyyah bintu Chuyyay (صَفِيّةُ بِنْتُ حُيَيّ) janda beumur 16 tahun mantan istri Kinanah bin Abil-Chuqaiq itu berkata, “Kalung indah itu tadinya milik putri Kinanah.”
Shofiyyah bintu Chuyyay (صَفِيّةُ بِنْتُ حُيَيّ) ditawan sebelum nabi sampai beteng Al-Katibah (الْكَتِيبَة). Rasulullah menyuruh agar Bilal membawa Shofiyyah dan anak perempuan paman Shofiyyah ke tenda. Di dalam perjalanan itu mereka bertiga melewati orang-orang Yahudi yang terkapar tewas berjumlah banyak. Anak perempuan paman Shofiyyah berteriak keras karena takut melihat mayat berjumlah banyak itu. Nabi benci pada kecerobohan Bilal, dan menegur, “Apakah rahmat telah kabur darimu?. Perempuan remaja kok dibawa lewat dekat mayat-mayat?.”
Bilal menjawab, “Ya Rasulallah, saya kira tuan takkan menegurku. Saya sekedar ingin menunjukkan kaumnya yang berguguran tewas.”  
Nabi bersabda pada wanita yang berteriak keras itu, “Teriakan ini berasal dari syaitan.” Dichyah Al-Kalbi (دِحْيَةُ الْكَلْبِيّ) telah mengamati kecantikan Shofiyyah yang gemerlapan sehingga memberanikan diri memohon pada Rasulallah SAW. Rasulallah memberikan Shofiyyah lalu mengganti anak perempuan paman Shofiyyah untuk Dichyah.

[1] Jenis-jenis  gelang yang sangat indah.

0 komentar:

Posting Komentar