SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/05/26

KW 67: Kaum Muslimiin Banyak Mengalah

(Bagian ke-67 dari seri tulisan Khalid bin Walid)

Setelah selesai membaca surat, Abu Ubaidah segera mengajak pasukan Muslimiin untuk pergi ke Chims (Homs). Khalid telah pergi ke sana membawa 1/3 dari seluruh pasukan.
Abu Ubaidah sampai tujuan pada hari Jumat tanggal 14 Syawal tahun 14 Hijriyyah. Penduduk Chims sedang berduka cita karena gubernur mereka bernama Bathriq Laqith wafat sebelum Khalid dan pasukannya datang ke kota itu.
Beribu-ribu kaum Nashrani berkumpul di gereja besar; pembesar mereka berkata, “Kaumku semuanya! Wakil raja yang di sini baru saja wafat. Sementara kebijakan raja mengeni kaum Arab yang telah datang kemari, tidak kita ketahui. Tadinya kami berpikir kaum Arab takkan datang kemari sebelum menaklukkan penduduk Ba’labak (Balbek/بعلبك). Jika kalian memerangi mereka dan mengirimkan surat permohonan bantuan pasukan pada raja, itu tidak mungkin. Karena pasti kaum Arab menghalang-halangi pasukan raja yang akan kemari. Selain itu persediaan makan kita juga tidak mencukupi, jika kita telah dikepung oleh mereka.”
Beberapa orang berkata, “Sebaiknya bagaimana tuan?.”
Dia menjawab, “Sebaiknya kita mengajukan permintaan damai dengan imbalan memberi permintaan mereka. Kita katakan pada mereka ‘jika kalian mampu menaklukkan penduduk Chalab dan Qinasrin, dan pasukan raja, kami akan menjadi pendukung kalian’. Jika kaum Muslimiin telah meninggalkan kita, kita memohon bala bantuan yang banyak sekali pada raja. Kita juga memohon agar diberi gubernur pengganti untuk memimpin kita, dan bahan makan yang cukup. Saat itulah kita perangi kaum Arab itu.”
Beberapa orang mengangguk-anggukkan kepala; beberapa yang lain berkata, “Tepat sekali! Kami akan mengikuti tuan.”

Tokoh besar berpangkat Bathriq itu mengutus seorang jatsaliq (جَاثَلِيقِ) agar menghadap Abu Ubaidah RA, untuk mengajukan permohonan damai. [1] Sang jatsaliq menghadap untuk menyampaikan pesan Bathriq Laqith pada Abu Ubaidah, dengan harapan agar pasukan Muslimiin segera pergi ke Chalab, Qinasrin, Awashim, dan Anthokiyah (Antioch).
Abu Ubidah mengabulkan permohonan damai kaum Chims (Homs) dengan syarat mereka menyerahkan 10.000 dinar dan 200 pakaian sutra Dibaj. Perdamaian akan berlangsung selama setahun penuh, mulai dari awal bulan Dzul-Qa’dah tahun 14 hijriyah hingga akhir bulan Syawal tahun 15 Hijriyah.
Karena perjanjian damai itulah maka rakyat Chims bergaul dengan baik pada kaum Muslimiin. Dalam hal jual beli, kaum Chims menilai kaum Muslimiin banyak mengalah dan bermurah hati. Hal itu membuat mereka senang karena mendapat laba yang banyak sekali.   


[1] Dalam Qamusul-Muchith dijelaskan: الجاثَليقُ بفتح الثاءِ المُثَلَّثَةِ : رَئيسٌ للنَّصَارَى في بِلادِ الا سْلامِ بِمدينةِ السلامِ ويكونُ تحتَ يَدِ بِطْرِيقِ أنْطاكيَةَ ثم المَطْرانُ تحتَ يدِهِ ثم الأُسْقُفُّ يكونُ في كلِّ بَلَدٍ من تحتِ المَطْرانِ ثم القِسِّيسُ ثم الشَّمَّاسُ.
Artinya: Al-Jatsaliq difathah huruf Tsa’nya, yaitu tokoh kaum Nashrani yang berada di wilayah Islam yang tidak menyerang. Kedudukannya di di bawah bathriq Anthakiyah. Yang di bawah dia adalah mithron yang membawahi uskup-uskup yang berada di tiap negri. Di bawahnya lagi namanya qissis, lalu syamas.

0 komentar:

Posting Komentar