SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/05/03

KW 38: Mendatangi Panggilan Tuhan

(Bagian ke-38 dari seri tulisan Khalid bin Walid)

Wafat Terkena Panah Beracun
Di hari yang menegangkan itu pasukan Romawi berjaga di dalam benteng, menunggu perintah dari Tuma. Para sahabat Rasulillah SAW berada di luar benteng, di tempat mereka masing-masing, sama membaca tahlil, takbir, dan sholawat untuk Rasulillah SAW. Suara mereka menggemuruh bagai hujan lebat turun ke bumi.

Khalid berada di kota kecil bersama sejumlah pasukan, di tempat agak jauh. Di situlah para wanita, keluarga, harta Muslimiin, dan rampasan perang berada.
Rafi’ bin Umairoh bersama sejumlah pasukan sangat banyak, di dekat pintu gerbang timur. Semua pasukan yang berada di beberapa tempat itu berjaga hingga sinar fajar menyingsing dari ufuk timur. Setiap pemimpin, mengimami sholat pada pasukannya.
Abu Ubaidah menggerakkan pasukan agar menyerang terus: “Jangan berhenti dari berperang! Kendarailah kuda kalian!,” perintahnya.
Qois yang saat itu mengikuti peperangan tersebut, menjelaskan pada putranya:
“Semua pasukan Muslimiin hanya berjalan kaki, kecuali sekitar 2.000 orang yang dipimpin Dhirar bin Al-Azwar. Dia membawa pasukan berkuda itu mengelilingi kota Damaskus. Setiap dia dan pasukannya berhenti pada pintu gerbang, memberi semangat berperang pada pasukan Muslimiin yang berada di situ. Dhirar berkata, “Sabar! Menghadapi musuh Allah harus sabar.”
Tuma menantu Raja Hiraqla, keluar dari rumah kediaman menuju pintu Gerbang-Tuma. Nama pintu gerbang itu diambil dari namanya sendiri. Di sekitar situ ada seorang rahib yang rajin beridah. Dialah orang musyrik yang paling rajin beribadah dan sangat fanatik dalam agamanya. Di negri Romawi Timur dia sangat diagung-agungkan masyarakat. Hari itu orang tersebut keluar dari rumahnya membawa Salib besar menuju sudut benteng. Dia minta agar sejumlah bathriq mengelilingi dirinya. Sejumlah orang arif berkumpul membawakan Injil. Dia berdoa, “Ya Allah, jika agama kami benar maka berilah kami kemenangan. Jangan Kau serahkan kami pada musuh-musuh kami. Mana di antara kami yang aniaya maka rendahkanlah. Engkaulah yang tahu tentang itu. Ya Allah, kami mendekatkan diri pada-Mu dengan Salib ini dan dengan yang dulu telah disalib karena membela agamanya.”[1]
Dia mengeluarkan peralatan untuk melakukan upacara keagamaan, lalau berdoa lagi, “Tolonglah kami menaklukkan mereka yang aniaya ini.”[2]
Kaum yang mengamini banyak sekali sehingga suara mereka menggemuruh. Pembacaan doa mereka mempergunakan bahasa Romawi.
Syurachbil bin Chasanah berkata, “Yang menterjemahkan untaian doa itu untuk kami,  Rumas penguasa kota Bushro.”
Saat itu Rumas sudah masuk Islam dan ikut bergabung ke dalam pasukan Syurachbil, memerangi kaum Romawi dari arah pintu gerbang Tuma. Syurachbil dan pasukannya mendobrak pintu gerbang Tuma. Syurachbil berkata pada Tuma, “Hai orang laknat! Kamu bohong! Sungguh gambaran ‘Isa AS di sisi Allah bagaikan Adam AS yang dicipta dari tanah! Allah menghidupkan ‘Isa AS waktu menghendaki, dan mengangkat ke langit pada waktu yang dikehendaki.”
Rumas mendekati dan memerangi Tuma dengan gigih. Pasukan Romawi melemparkan batu-batu dan meluncurkan anak-panah bertubi-tubi. Beberapa lelaki Muslimiin terluka, bahkan Aban bin Sa’id bin Al-Ash (أبان بن سعيد بن العاص) terkena panah beracun. Dia menderita serius sehingga terpaksa mundur lemas dan diusung oleh saudara-saudaranya menuju tempat yang aman. Walau begitu dia berusaha maju lagi untuk berperang. Teman-temannya ingin melepas surban pengikat luka, tapi dia menolak, “Kalau kalian melepas surban, ruhku akan melayang! Demi Allah sungguh Allah telah memberiku anugrah yang telah kuangan-angan sebelumnya.”
Beberapa saat, Aban tak berbicara lagi; teman-temannya melepas surban pengikat lukanya. Ternyata dia sedang sakarat, matanya melihat ke langit sambil isarah dengan jarinya. Lisannya berkata, “Laa Ilaah illaa Allaah Muhammad Rasulullah. Inilah yang telah dijanjikan oleh Rahman, berarti para rasul telah benar.”[3]
Aban mendatangi panggilan Tuhan.


[1] Doa itu berbunyi: اللهم أن كنا على الحق فانصرنا ولا تسلمنا لاعدائنا واخذل الظالم منا فانك به عليم اللهم اننا نتقرب إليك بالصليب ومن صلب على دينه.
[2] Doa itu berbunyi: انصرنا على هؤلاء الظالمين.
[3] أشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله هذا ما وعد الرحمن وصدق المرسلون.

0 komentar:

Posting Komentar