SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2015/01/27

PS 4: Pembebasan Syam



Cerbung (Cerita Bersambung)

 Pengaruh Besar Abdul-Malik


Di tempat beda, Amir bin Atthufail menyampaikan surat Abu Bakr yang asalnya dari Khalid, untuk Abu Ubaidah. Setelah membaca surat yang diterimaAbu Ubaidah tersenyum. Lalu berkata, “Saya taat Allah dan Khalifah Rasulillah.”
Lalu memberi tahu pada kaumnya, bahwa 'kepemimpinannya dilepas', agar selanjutnya mengikuti perintah Khalid.

Sebelum itu, Abu Ubaidah telah perintah Syurachbil bin Chasanah penulis Wahyu Rasulillah SAW, agar pergi membawa 4.000 pasukan berkuda, menuju kota Bushro.

Syurachbil dan pasukannya telah sampai
di kota tujuan.
Penguasa kota itu, ilmuan besar sangat berwibawa
, bernama Bathriq Abdul-Malik. Di kalangan bangsa Romawi, dia bernama Bathriq Rumas.
Dia telah membaca kitab-kitab kuno dalam jumlah banyak. Jika misa-agung digelar, kaum yang berdatangan untuk mendengarkan khotbahnya, melaut. Orang-orang yang bermukim di ujung kota pun berdatangan, untuk mendengarkan khotbahnya yang memikat jemaat.

Kota Bushro yang sangat makmur, memiliki
 kekuatan 1.000 pasukan berkuda handal terlatih. Kaum Arab dari Yaman dan Chijaz, banyak yang datang ke kota besar tersebut, untuk berbelanja barang-barang yang diinginkan.
Jika hari-raya tiba, singgasana sang raja yang bathriq itu, dikeluarkan di alun-alun sangat luas. Raja Abdul-Malik duduk, dikerumuni oleh rakyat yang melaut. Pada mereka, beliau menyampaikan khotbah.

Di alun-alun, lautan manusia bersuka-ria, terkejut oleh derap kaki-kuda Syurachbil dan pasukannya.
Abdul-Malik bergegas menaiki kuda dan berteriak, “Semua agar siaga!.”
Jawaban mereka, “Siap!” Menggemuruh, seakan-akan menggetarkan langit.
Dia berteriak lagi, “Jangan menyerang, sebelum kita mendengar perkataan mereka!.”

Dengan kudanya, Abdul-Malik bergerak cepat mendekati Syurachbil dan pasukanya. Teriakan selanjutnya “Hai kaum Muslimiin! Saya Rumas! Saya ingin menemui pimpinan kalian!” membuat rakyat terperangah.

Syurachbil muncul untuk mendekati Abdul-Malik (Rumas)
, yang segera bertanya, “Siapa kalian?.”
Syurachbil menjawab, “Kami termasuk sahabat Muhammad, nabi-ummi SAW, suku Quraisy. Keluarga-Besar Hasyim, yang dijelaskan di dalam Taurat dan Injil.”
Dia bertanya, “Allah memperlakukan dia SAW saat ini, bagaimana ?.”
Syurachbil menjawab, “Allah telah mewafatkan beliau SAW.”
Dia bertanya, “Lalu siapa yang menggantikan kepemimpinan setelah dia?.”
Syurachbil menjawab, “Atiq bin Abi Quchafah (Abu Bakr) bin Bakr bin Taim bin Murrah.”
Dia berkata, “Demi kebenaran agama saya! Sebetulnya saya tahu bahwa kalian menetapi agama yang benar. Kalian pasti akan segera menguasai negeri-negeri Syam dan Iraq. Namun saya kasihan pada kalian yang jumlahnya hanya sedikit; sedangkan kami berjumlah sangat banyak. Pulanglah menuju negeri kalian! Kami takkan menyerang kalian! Ketahuilah hai saudara dari Arab! Abu Bakr adalah sahabat-karib saya! Kalau dia kemari, pasti takkan memerangi saya!.”
Syurachbil menjawab, “Kalau pun kau famili atau anak pamannya, pasti takkan dia ampuni. Kecuali jika kau telah beragama seperti beliau. Beliau hanya manusia biasa yang diberi tugas oleh Allah. Allah perintah agar beliau memerangi kalian. Kami juga takkan diam sehingga kalian memilih salah satu dari tiga pilihan :
1.     Masuk ke agama kami.
2.     Atau menyerahkan pajak.
3.     Atau berperang melawan kami.”
Dia bersumpah, “Demi yang dipergunakan bersumpah oleh kaum pengikut agama kami ! Kalau urusan ini diserahkan pada saya, pasti saya menyerah pada kalian. Karena saya tahu bahwa agama kalian benar. Mereka berhala-berhala Romawi (para tokoh yang dikultuskan) dan rakyat, sedang berkumpul untuk perayaan. Saya akan datang untuk berkonsultasi dengan mereka.”
Syurachbil menjawab, “Kembalilah ! Pertimbangkan yang telah saya jelaskan pada kalian!.”

Abdul-Malik memacu kuda menuju sejumlah tokoh kaum yang berkumpul di alun-alun. Di hadapan mereka dia berkata, “Hai pemeluk agama Nashrani ! Keluarga besar Air Amudiyah! Sungguh mengenai
:
1.     Kalian 'akan keluar dari negeri-negeri kalian yang indah ini.
2.     Dan harta kalian akan dirampas oleh kaum Arab, benar-benar akan segera terwujud menjadi kenyataan ! Inilah waktunya! Pasukan kalian yang banyak ini hanya sedikit, jika dibanding dengan pasukan Tuan Rubis. Pasukan Tuan Rubis yang melaut telah bertempur melawan pasukan Arab berjumlah sedikit di Palestin. Ternyata Tuan Rubis dan orang-orang dekatnya berguguran. Mereka yang masih hidup kabur meninggalkan gelanggang perang.
Saya mendengar berita bahwa ada lelaki Arab yang muncul dari kota Samawah, bernama Khalid bin Al-Walid.
Dia telah merebut kota Arakah, Sakhnah, Tadmur dan Chauran. Dia tak lama lagi akan datang kemari. Sebaiknya kita menyerahkan pajak, agar mereka segera pergi meninggalkan tempat.”

Saat mendengar tutur-kata Abdul-Malik tokoh besar, kaum yang terlalu fanatik dalam beragama Nashrani itu, emosi. Suara mereka riuh bersaut-sautan. Mereka akan membunuh Abdul-Malik yang berkata, “Hai kaumku ! Saya ini hanya menguji sampai di mana keimanan kalian ! Ternyata kalian sangat cinta pada agama kalian ! Sekarang silahkan ! Sebaiknya kita harus bagaimana ?! Saya akan bergerak di depan kalian!.”

Kaum Abdul-Malik telah berkumpul banyak sekali, untuk berperang melawan kaum Arab. Perisai-perisai berwarna putih berkilauan, mereka bawa sebagai perlengkapan.


Arakan-arakan panjang telah mendekati Syurachbil dan pasukannya.

Saat melihat jumlah mereka banyak sekali, Syurachbil dan pasukannya terkejut. Dia berkata, “Ketahuilah kawan-kawan ! Sungguh Rasulullah SAW pernah bersabda:
Surga di bawah teduhnya pedang-pedang. Dan menurut Allah, amalan lebih menyenangkan untuk mendekat padaNya, Tetesan Darah di Jalan-Allah, atau Tetesan Air-Mata di Tengah Malam, karena takut Allah’.
Allah berfirman ‘hai khusus kaum Beriman ! Takutlah Allah, dengan benar-benar takut padaNya ! Dan sungguh jangan mati kecuali kalian dalam keadaan Muslim’.”

Syurachbil dan pasukannya bergerak, menyambut serangan mereka yang menggila. Dentingan pedang; benturan perisai, dan teriakan mereka, riuh mengusir sepi.


0 komentar:

Posting Komentar