SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2014/04/03

Berita Sangat Unik


Annisa 155 - 159


Firman Allah dalam Surat An-Nisa’:

{فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِآيَاتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا () وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا () وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا () بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا () وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا ()} [النساء: 155 - 159].

Adalah ‘Berita Sangat Unik’, karena banyak hikmah tersembunyi di dalamnya, seperti yang akan dibahas di bawah ini.

Arti beberapa Ayat di atas:
Karena mereka telah:
1.     Merusak sumpah mereka. [1]
3.     Membunuh para nabi dengan tidak benar.
4.     Mengatakan,“Hati kami tertutup.” Yang benar justru Allah yang menutup hati mereka, karena kekufuran mereka. Hingga mereka tidak beriman kecauli sangat sedikit.
5.     Melontarkan Tuduhan Dosa Besar atas Maryam.
6.   Berkata,“Kami telah membunuh Al-Masih bin Maryam AS, Utusan Allah.” Padahal mereka tidak membunuh dan tidak menyalib dia AS. Tetapi (yang benar), mereka telah dibuat serupa (bingung). [2] [3] Kaum yang telah berselisih mengenai Isa AS, niscaya di dalam ragu-ragu tentang hal itu. Mereka tidak memiliki ilmu sedikitpun mengenai hal itu, kecuali hanya mengikuti persangkaan. Mereka tidak membunuh dia AS secara yakin. [4] Yang benar, Allah telah mengangkat dia AS pada-Nya. [5] Sejak dulu, Allah Maha Dahsyat Maha Kaya Hikmah. [6] Dan tak seorangpun dari kaum Ahli Kitab, kecuali pasti sungguh akan beriman padanya, sebelum wafatnya. [7] Dan di hari kiamat nanti, dia akan menjadi saksi atas mereka.


Hikmah yang terkandung dalam lima ayat tersebut:
1.     Allah menunjuk 6 kesalahan kaum Yahudi, termasuk di antaranya menuduh Maryam berzina. Mengatakan ‘Isa AS telah wafat di atas Salib, berarti membenarkan pernyataan kaum Yahudi, yang dinilai bohong oleh Allah.
3.     Dalil yang menunjukkan 'Allah menuding 6 kesalahan kaum Yahudi', berada sejak di kalimat fabimaa naqdhihim (فَبِمَا نَقْضِهِمْ) (ayat 155), hingga kalimat wa qaulihim (وَقَوْلِهِمْ) (ayat 167), yakni selalu di-khafadh (dikasrah akhir lafalnya):
·        فَبِمَا نَقْضِ lengkapnya, “فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ.”
·        وَكُفْرِ lengkapnya, “وَكُفْرِهِمْ بِآيَاتِ اللَّهِ.”
·        وَقَتْلِ lengkapnya, “وَقَتْلِهِمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ.”
·        وَقَوْلِ lengkapnya, “وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ.”
·        وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِ lengkapnya, “وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا.”
·        وَقَوْلِ lengkapnya, “وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ.” Ini semua menunjukkan bahwa Firman tersebut sebagai kesatuan yang tak terpisahkan.

Ada yang bertanya, “Kenapa perkataan mereka ‘hati kami tertutup’ disalahkan oleh Allah, dengan kalimat 'justru Allah yang telah menutup hati mereka, karena kekufuran mereka?'."

Jawabannya, karena kalimat itu menunjukkan mereka, atau orang lain, yang menutup, dan itu berarti ada kemungkinan bisa dibuka. Kalau Allah yang menutup, siapa yang mampu membuka? Agar mereka tahu Allah tidak bersalah, maka Allah berfirman “Karena kekufuran mereka."


Ponpes Mulya Abadi Mulungan



[1] Arti مِيثَاقَ sebenarnya ikatan, namun maksudnya sumpah.
[2] وَ diartikan padahal, karena haliyyah. (Lafal padahal berasal dari pada hal, lalu digabung menjadi padahal. Padahal artinya di dalam hal (kedaan), kalau dalam bahasa Arab disebut haliyyah, adapun dalam tulisan cukup ditulis waw (وَ).
[3] Az-Zamakhsyari termasuk Mufassir (ahli tafsir Al-Qur’an terkenal) yang teliti. Dia membahas kalimat syubbiha lahum: تفسير الزمخشري = الكشاف عن حقائق غوامض التنزيل (1/ 587)
فإن قلت: شُبِّهَ مسند إلى ماذا؟ إن جعلته مسنداً إلى المسيح، فالمسيح مشبه به وليس بمشبه، وإن أسندته إلى المقتول فالمقتول لم يجر له ذكر قلت: هو مسند إلى الجار والمجرور وهو قَوْلِهِمْ كقولك خيل إليه، كأنه قيل: ولكن وقع لهم التشبيه

Artinya: 
Jika kau berkata lafal شُبّهَ dialamatkan ke mana? Jika dialamatkan pada Al-Masih, justru dia AS yang dibuat master: bukannya dibuat serupa, namun jika kau alamatkan pada orang yang dibunuh, dia mutlak tidak disebutkan dalam kisah ini?. 
Saya menjawab, "Dialamatkan pada jar-majrur (لَهُمْ), seperti ucapanmu خيل إليه yang artinya dikhayalkan padanya (artinya dia diberi khayalan). Sungguh sepertinya, penyerupaan telah terjadi untuk (mengecoh) mereka.

Al-Alusi (ahli tafsir Al-Qur’an yang tak kalah mashur dibanding Az-Zamakhsyari), juga menjelaskan seperti itu.

[4] Firman ini, mukjizat atau nubuwat, yang menyatakan bahwa pelaku sejarah, kaum Yahudi, saat itu, tidak yakin bahwa mereka telah membunuh ‘Isa AS.
[5] بَلْ di sini, dan dalam ayat 155, sebelumnya, diartikan yang benar atau justru, berdasarkan:

1.      
صحيح البخاري (8/ 43)
جَلَسْتُ إِلَى سَعِيدِ بْنِ المُسَيِّبِ، فَحَدَّثَنِي: أَنَّ جَدَّهُ حَزْنًا قَدِمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «مَا اسْمُكَ» قَالَ: اسْمِي حَزْنٌ، قَالَ: «بَلْ أَنْتَ سَهْلٌ» قَالَ: مَا أَنَا بِمُغَيِّرٍ اسْمًا سَمَّانِيهِ أَبِي قَالَ ابْنُ المُسَيِّبِ: «فَمَا زَالَتْ فِينَا الحُزُونَةُ بَعْدُ»

Artinya: 
Saya pernah duduk di dekat Sa’id bin Al-Musayyab. Dia bercerita padaku bahwa, kakeknya bernama Hazn, pernah datang pada Nabi SAW. Nabi SAW bertanya, “Siapa namamu?” 
Dia menjawab, “Nama saya Hazn (artinya susah).” 
Nabi SAW bersabda, “Bal (justru atau yang benar) kau ini Sahl (artinya mudah atau senang).” 
Dia menjawab, “Saya takkan merubah nama pemberian ayahku.” 
Ibnul-Musayyab berkata, “Akhirnya kesusahan terus-menerus melanda kami.”

2.       
صحيح مسلم (1/ 250)
جَاءَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ، - وَهِيَ جَدَّةُ إِسْحَاقَ -، إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ لَهُ، وَعَائِشَةُ عِنْدَهُ: يَا رَسُولَ اللهِ، الْمَرْأَةُ تَرَى مَا يَرَى الرَّجُلُ فِي الْمَنَامِ، فَتَرَى مِنْ نَفْسِهَا مَا يَرَى الرَّجُلُ مِنْ نَفْسِهِ، فَقَالَتْ عَائِشَةُ: يَا أُمَّ سُلَيْمٍ، فَضَحْتِ النِّسَاءَ، تَرِبَتْ يَمِينُكِ، فَقَالَ لِعَائِشَةَ: «بَلْ أَنْتِ، فَتَرِبَتْ يَمِينُكِ، نَعَمْ، فَلْتَغْتَسِلْ يَا أُمَّ سُلَيْمٍ، إِذَا رَأَتْ ذَاكِ »

Artinya: 
Ummu Sulaim (nenek Ishaq) datang pada Rasulillah SAW, untuk berkata, “Ya Rasulallah (saat itu ‘Aisyah berada di sisi Nabi SAW), bagaimana pendapat tuan, mengenai seorang wanita yang mimpi basah seperti lelaki, di waktu tidur?. Dia mengalami seperti yang dialami oleh lelaki?.” 
‘Aisyah langsung menegur dia, “Ya Umma Sulaim! Kau telah mempermalukan kaum wanita! Jatuh tanganmu!.” Pada ‘Aisyah RA, nabi SAW menegur, “Bal (Justru) kau yang jatuh tangannya. Betul! Wanita memang ada juga yang mengalami mimpi basah. Kalau terjadi demikian, hendaklah dia mandi junub seperti laki-laki yang mimpi basah.”

[6] كَانَ diartikan sejak dulu, karena fiil madhi (kata-kerja lampau).
[7] إِنْ مِنْ di sini, diartikan tak seorangpun karena min-nya tab’idhiyyah, berdasarkan: تفسير ابن كثير (2/ 452)
وَقَالَ أَبُو مَالِكٍ فِي قَوْلِهِ: {إِلا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ} قَالَ: ذَلِكَ عِنْدَ نُزُولِ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ، عَلَيْهِ السَّلَامُ، لَا يَبْقَى أَحَدٌ من أهل الكتاب إلا آمن به.

Artinya: 
Abu Malik (Muhaddits yang sering ditulis oleh Bukhari di dalam kitabnya. Dia murid Rib’i), membahas tentang Firman Allah, “Kecuali pasti sungguh (mereka) akan beriman padanya, sebelum wafatnya. ‘Ini akan terjadi pada saat turunnya Isa bin Maryam AS. Tak seorang pun kaum Ahli Kitab, kecuali pasti beriman pada Isa AS’.” 

0 komentar:

Posting Komentar