Ketika orang kafir bernama Ash bin Wail mencemooh ‘Kekuasaan Allah’
menghidupkan dari kematian, “Masyak jika telah mati, saya akan dikeluarkan lagi
dari perut bumi, dalam keadaan hidup?” Dipastikan Allah murka.
[1] Tetapi Allah yang Maha Pengasih dan Maha Alim, menjawab
dengan puitis, sopan, dan indah, sambil menebarkan ilmu:
وَيَقُولُ الْإِنْسَانُ
أَإِذَا مَا مِتُّ لَسَوْفَ أُخْرَجُ حَيًّا (66) أَوَلَا يَذْكُرُ الْإِنْسَانُ
أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ يَكُ شَيْئًا (67) فَوَرَبِّكَ
لَنَحْشُرَنَّهُمْ وَالشَّيَاطِينَ ثُمَّ لَنُحْضِرَنَّهُمْ حَوْلَ جَهَنَّمَ
جِثِيًّا (68) ثُمَّ لَنَنْزِعَنَّ مِنْ كُلِّ شِيعَةٍ أَيُّهُمْ أَشَدُّ عَلَى
الرَّحْمَنِ عِتِيًّا (69) ثُمَّ لَنَحْنُ أَعْلَمُ بِالَّذِينَ هُمْ أَوْلَى
بِهَا صِلِيًّا (70) وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ
حَتْمًا مَقْضِيًّا (71) ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ
الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا (72) وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا
بَيِّنَاتٍ قَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا أَيُّ الْفَرِيقَيْنِ
خَيْرٌ مَقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا (73) وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنْ
قَرْنٍ هُمْ أَحْسَنُ أَثَاثًا وَرِئْيًا (74) قُلْ مَنْ كَانَ فِي الضَّلَالَةِ
فَلْيَمْدُدْ لَهُ الرَّحْمَنُ مَدًّا حَتَّى إِذَا رَأَوْا مَا يُوعَدُونَ إِمَّا
الْعَذَابَ وَإِمَّا السَّاعَةَ فَسَيَعْلَمُونَ مَنْ هُوَ شَرٌّ مَكَانًا
وَأَضْعَفُ جُنْدًا (75) وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى
وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ مَرَدًّا
(76) أَفَرَأَيْتَ الَّذِي كَفَرَ بِآيَاتِنَا وَقَالَ لَأُوتَيَنَّ مَالًا
وَوَلَدًا (77) أَطَّلَعَ الْغَيْبَ أَمِ اتَّخَذَ
عِنْدَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا (78) كَلَّا سَنَكْتُبُ مَا يَقُولُ وَنَمُدُّ لَهُ
مِنَ الْعَذَابِ مَدًّا (79) وَنَرِثُهُ مَا يَقُولُ وَيَأْتِينَا فَرْدًا (80)
Artinya:
Manusia berkata, “Masyak jika telah mati niscaya saya akan
dikeluarkan lagi dalam keadaan hidup?.”
(Allah menjawab), “Masyak dia tidak ingat bahwa sungguh Kami yang telah membuat dia sebelum itu? 'Padahal (tadinya) bukan sesuatu?’.
Demi Tuhanmu, niscaya sungguh mereka dan para syaitan, akan Kami kumpulkan, lalu Kami hadirkan di sekeliling Jahannam dalam keadaan bersimpuh.
Lalu sungguh Kami akan mengambil dari tiap-tiap golongan: mana
mereka yang lebih sangat menentang pada Rohman (Allah).
Lalu niscaya Kami akan tahu pada orang-orang yang lebih berhak
memasukinya.
Tak seorang pun dari kalian, kecuali pasti datang padanya: telah
menjadi ketetapan yang diputuskan atas Tuhanmu.
Lalu Kami akan menyelamatkan orang-orang yang telah bertaqwa, dan
meninggalkan orang-orang lalim di dalamnya, dalam keadaan bersimpuh.
Ketika ayat-ayat Kami dibacakan pada mereka dengan jelas,
orang-orang yang telah kafir berkata pada orang-orang yang telah beriman ‘mana
dua golongan (kami dan kalian)? Yang kedudukannya lebih baik? Dan golongannya
lebih elok?’.
Padahal banyak golongan sebelum mereka yang telah Kami rusak:
harta dan pandangan mereka lebih elok.
Katakan (hai Muhammad) ‘barang siapa telah di dalam kesesatan,
semoga Rohman (Allah) memanjangkan (kesesatannya) dengan benar-benar panjang
untuknya. Hingga ketika telah melihat yang diancamkan: mungkin adzab, mungkin
kiamat, ‘mereka akan tahu’ siapa yang lebih jelek tempatnya? Dan yang lebih lemah golongannya’.
Dan Allah akan menambah petunjuk pada orang-orang yang mencari
petunjuk. (Baqiyatus shaalihaat) beberapa ketetapan yang baik, lebih
baik pahalanya dan tempat kembalinya ‘di sisi Tuhanmu’.
Apa kau mengerti orang yang telah mengkufuri Ayat-Ayat Kami? Dan
berkata ‘niscaya sungguh saya (besok) akan diberi harta dan anak?’ Apa dia
menengok barang-barang ghoib? Ataukah telah mengambil pesan (tiket) di sisi Rohman?.
Jangan begitu! Kami akan mengutib yang ia katakan! Dan akan
memanjangkan siksaan dengan benar-benar panjang, untuknya. Dan yang dia katakan
‘akan Kami waris’. Dan dia akan datang sendirian pada Kami.”
Oleh karena itu, Nabi SAW juga sopan sekali, terhadap orang-orang
kafir dan kaum Yahudi yang selalu mencemooh. Para sahabat, para tabi’iin,
para ulama juga begitu. Para sahabat nabi berkata kasar hanya dalam kondisi
perang.
A’isyah pernah berbuat kasar pada kaum Yahudi yang tidak sopan, tetapi Nabi menasehati: صحيح البخاري ـ حسب ترقيم فتح الباري - (8 / 14)
A’isyah pernah berbuat kasar pada kaum Yahudi yang tidak sopan, tetapi Nabi menasehati: صحيح البخاري ـ حسب ترقيم فتح الباري - (8 / 14)
6024- حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللهِ ، حَدَّثَنَا
إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ ، عَنْ صَالِحٍ ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ ، عَنْ عُرْوَةَ
بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ، زَوْجَ النَّبِيِّ
صلى الله عليه وسلم قَالَتْ دَخَلَ رَهْطٌ مِنَ الْيَهُودِ عَلَى رَسُولِ اللهِ
صلى الله عليه وسلم فَقَالُوا السَّامُ عَلَيْكُمْ قَالَتْ عَائِشَةُ
فَفَهِمْتُهَا فَقُلْتُ وَعَلَيْكُمُ السَّامُ وَاللَّعْنَةُ قَالَتْ ، فَقَالَ
رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَهْلاً يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الرِّفْقَ فِي الأَمْرِ كُلِّهِ ، فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ وَلَمْ تَسْمَعْ
مَا قَالُوا قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : قَدْ قُلْتُ وَعَلَيْكُمْ.
Arti (selain isnadnya):
Sesungguhnya A’isyah RA istri Nabi SAW berkata, “Sekelompok kaum
Yahudi memasuki ruangan Rasulillah SAW, untuk berkata ‘assaamu alaikum’.” [2]
A’isyah berkata, “Saya memahami kalimat itu. Sontak saya menjawab ‘wa alaikumussaamu wallanah’.” Artinya: Semoga kalian juga dilanda ‘kematian
dan laknat’.
Sontak Rasulillah SAW bersabda, “(Menjawabnya) yang lembut ya
A’isyah, sungguh Allah ‘cinta kelembutan’ dalam perkara semuanya.”
A’isyah berkata, “Saya sontak menjawab ‘ya Rasulallah, apa baginda
tidak mendengar yang mereka katakan?’.”
Rasulillah SAW bersabda, “Sungguh saya tadi telah mengucapkan ‘wa alaikum’ kok.”
Wa alaikum artinya:
Semoga kalian juga begitu.
[1] Bukhari meriwayatkan: صحيح البخاري ـ حسب ترقيم فتح الباري - (4 / 129)
3193- حَدَّثَنِي عَبْدُ اللهِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ ، عَنْ أَبِي أَحْمَدَ عَنْ سُفْيَانَ ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ ، عَنِ الأَعْرَجِ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أُرَاهُ يَقُولُ اللَّهُ شَتَمَنِي ابْنُ آدَمَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَشْتِمَنِي وَتَكَذَّبَنِي وَمَا يَنْبَغِي لَهُ أَمَّا شَتْمُهُ فَقَوْلُهُ إِنَّ لِي وَلَدًا وَأَمَّا تَكْذِيبُهُ فَقَوْلُهُ لَيْسَ يُعِيدُنِي كَمَا بَدَأَنِي.
Artinya (isnadnya tidak diartikan):
Dari Abi Hurairah RA: Rasulullah SAW bersabda, “Allah berfirman ‘anak Adam telah mencaci-maki padaKu, padahal dia tak berhak mencaci-makiKu, dia juga mendustakanKu, padahal dia tak berhak melakukannya’. Adapun caci-makiannya adalah pernyataannya ‘sungguh Aku (Allah) berputra’, dan adapun mendustakannya adalah pernyataannya ‘Dia (Allah) takkan mengembalikanku (hidup lagi) sebagaimana telah membuatku (anak Adam) pertama kali’.”
[2] Artinya: Semoga kematian melanda kalian.
0 komentar:
Posting Komentar