SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2012/07/20

BB 10: Bedah Bukhari


Hingga kapanpun kitab Bukhari tetap dikagumi dan dikaji oleh ulama besar dunia. Kaum yang menyudutkan kitab Bukhari, hanya karena dengki atau belum tahu mutu Hadits-Haditsnya yang sangat tinggi. “Ibaratnya bagaikan kaum lari meninggalkan tumpukan intan-mutiara, untuk berebut sebungkus nasi murahan.”
Letak kejeniusan Bukhari; bisa menampilkan sabda atau perbuatan nabi SAW melalui isnad terpercaya lagi pilihan. Jika tak mampu menampilkannya, maka beliau menjelaskan ucapan para sahabat nabi yang lebih tahu kebenaran daripada selain mereka. Jika tak mampu melakukanya, maka beliau menjelaskan ucapan para tabiin yang lebih tahu kebenaran daripada selain mereka: صحيح البخاري - (ج 22 / ص 92)

بَاب الشَّهَادَةِ تَكُونُ عِنْدَ الْحَاكِمِ فِي وِلَايَتِهِ الْقَضَاءَ أَوْ قَبْلَ ذَلِكَ لِلْخَصْمِ وَقَالَ شُرَيْحٌ الْقَاضِي وَسَأَلَهُ إِنْسَانٌ الشَّهَادَةَ فَقَالَ ائْتِ الْأَمِيرَ حَتَّى أَشْهَدَ لَكَ وَقَالَ عِكْرِمَةُ قَالَ عُمَرُ لِعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ لَوْ رَأَيْتَ رَجُلًا عَلَى حَدٍّ زِنًا أَوْ سَرِقَةٍ وَأَنْتَ أَمِيرٌ فَقَالَ شَهَادَتُكَ شَهَادَةُ رَجُلٍ مِنْ الْمُسْلِمِينَ قَالَ صَدَقْتَ قَالَ عُمَرُ لَوْلَا أَنْ يَقُولَ النَّاسُ زَادَ عُمَرُ فِي كِتَابِ اللَّهِ لَكَتَبْتُ آيَةَ الرَّجْمِ بِيَدِي وَأَقَرَّ مَاعِزٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالزِّنَا أَرْبَعًا فَأَمَرَ بِرَجْمِهِ وَلَمْ يُذْكَرْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشْهَدَ مَنْ حَضَرَهُ وَقَالَ حَمَّادٌ إِذَا أَقَرَّ مَرَّةً عِنْدَ الْحَاكِمِ رُجِمَ وَقَالَ الْحَكَمُ أَرْبَعًا.

Artinya:
Bab Persaksian untuk Orang Bertikai di Sisi Hakim; Menghukumi di Wilayahnya, atau Selain Itu
(Syuraich bin Al-Charits bin Qais Annakhai Al-Kufi/شُرَيْح بْن الْحَارِث بْن قَيْس النَّخَعِيُّ الْكُوفِيّ), yang di kalangan ulama salaf disebut-sebut, “Syuraich Al-Qadhi (شُرَيْحٌ الْقَاضِي).” Adalah seorang tabi sohor yang sangat alim. Beliaulah yang pernah diangkat sebagai Hakim di Kufahو oleh Umar bin Al-Khatthab RA. Orang yang menjabat sebagai Hakim dalam waktu sangat lama ini, dulunya pernah menjumpai zaman Jahiliah. Ada yang menjelaskan, “Sebetulnya beliau termasuk sahabat nabi SAW.”
Seorang datang untuk minta persaksian pada Syuraich.[1] 
Syuraich perintah, “Datanglah pada amir ! Hingga saya bersaksi untukmu !.”
Maksud Bukhari: Syuraich adalah penguasa (Hakim) yang sanggup menjadi saksi untuk orang, di sisi penguasa lainnya. Karena kalau Syuraich sendiri yang menghukumi sekaligus menjadi saksi di wilayah kekuasaannya, akan kurang baik bagi keadilan.
Ikrimah berkata, “Umar pernah berkata pada Abdur Rohman bin Auf (guru Ibnu Abbas RA): ‘kalau kamu menyaksikan lelaki melakukan had; zina atau mencuri ? Padahal kamu Amir ?’. 
Abdur Rohman menjawab ‘persaksian baginda seperti persaksian lelaki dari Muslimiin’. 
Umar berkata ‘kau benar’.”

Umarbin Al-Khatthab RA pernah berkata, “Kalau (nantinya) manusia takkan mengatakan ‘Umar telah menambah (Ayat) di dalam Kitab Allah’ niscaya saya telah menulis Ayat Rajam (di dalam Kitab Allah) dengan tangan saya.”
Maiz (مَاعِزٌ) pernah mengaku empat kali bahwa telah berzina. Maka nabi SAW perintah agar dia dirajam. (Dalam Hadits tersebut) tidak dijelaskan bahwa nabi SAW mempersaksikan pada orang yang hadir di situ.[2]
Chammad bin Abi Sulaiman Abu Ismail Al-Kufi Al-Faqih (حَمَّادٌ اِبْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ أَبُو إِسْمَاعِيلَ الْكُوفِيُّ الْفَقِيهُ) berkata, “Ketika dia (yang terjaga (muchson)) melakukan sekali pengakuan (telah berzina) di sisi Hakim, maka boleh dirajam.”[3]
Al-Chakam berkata, “(Ketika dia yang muchson mengakui) empat kali (bahwa telah berzina, di sisi Hakim, maka boleh dirajam).”[4]



Ponpes Mulya Abadi Mulungan

[1] Syuraich guru-besar kepercayaan Assyakbi (الشَّعْبِيّ). Mereka berdua sangat masyhur, di kalangan ulama salaf.
[2] Nama lengkap Maiz: Maiz bin Malik Al-Aslami (مَاعِز بْن مَالِك الْأَسْلَمِيّ).
[3] Chammad adalah Muchadits salaf besar dari Kufah. Dialah yang pernah disanjung oleh Waqik: تحفة الأحوذي - (ج 1 / ص 238)
 لَوْلَا جَابِرٌ الْجُعْفِيُّ لَكَانَ أَهْلُ الْكُوفَةِ بِغَيْرِ حَدِيثٍ وَلَوْلَا حَمَّادٌ لَكَانَ أَهْلُ الْكُوفَةِ بِغَيْرِ فِقْهٍ.

Artinya:
Kalau tiada Jabir Al-Jukfi, niscaya penduduk Kufah tidak tahu Hadits. Kalau tiada Chammad (حَمَّادٌ اِبْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ أَبُو إِسْمَاعِيلَ الْكُوفِيُّ الْفَقِيهُ), niscaya penduduk Kufah tidak tahu fikih (kefahaman agama yang sempurna).
[4] Chammad dan Al-Chakam adalah guru-besarnya Syukbah (شُعْبَةَ).

0 komentar:

Posting Komentar