SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2012/03/06

BA 7: Bedah Al-Qur’an





Tsalabah adalah mantan sahabat nabi SAW yang tadinya sangat miskin, lalu menjadi kaya karena doa nabi SAW. Hanya akhirnya menjadi orang munafiq. Ayat-Ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang itu:

وَمِنْهُمْ مَنْ عَاهَدَ اللَّهَ لَئِنْ آَتَانَا مِنْ فَضْلِهِ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ الصَّالِحِينَ فَلَمَّا آَتَاهُمْ مِنْ فَضْلِهِ بَخِلُوا بِهِ وَتَوَلَّوْا وَهُمْ مُعْرِضُونَ فَأَعْقَبَهُمْ نِفَاقًا فِي قُلُوبِهِمْ إِلَى يَوْمِ يَلْقَوْنَهُ بِمَا أَخْلَفُوا اللَّهَ مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ  [التوبة/75-77].

Artinya:
Sebagian dari mereka ada yang berjanji pada Allah: “Niscaya jika Dia (Allah) telah memberikan sebagian KefadolanNya pada kami, niscaya kami akan bersodaqoh sungguh, dan niscaya kami sungguh akan tergolong kaum Shalih.”
Namun ketika pada mereka, Dia (Allah) telah memberikan sebagian KefadolanNya, mereka bakhil mengenainya, dan berpaling dengan mengabaikan. Dia (Allah) pun mengecap Munafiq, di dalam hati mereka, hingga hari mereka bertemu Dia (Allah). Karena telah menyelisihi Allah mengenai yang telah mereka janjikan, dan  karena mereka telah berbohong. [Qs At-Taubah 75-77].

Pertanyaan: “Betulkah Tsalabah, veteran Perang Badar?" Terus mengalir. Karena cerita yang masyhur itu dikisahkan oleh ulama besar seperti Ibnu Katsir, Ibnul-Atsir, Al-Qurthubi, dan banyak lagi.

Menurut alim besar bernama Assuhaili penulis Ar-Raudhul-Unuf  yang fatwanya sering dirujuk dan dinukil oleh Ibnu Katsir: الروض الأنف - (ج 7 / ص 432)

ثم قال تعالى: {وَمِنْهُمْ مَنْ عَاهَدَ اللَّهَ لَئِنْ آتَانَا مِنْ فَضْلِهِ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ الصَّالِحِينَ} [التوبة:75] وكان الذي عاهد الله منهم ثعلبة بن حاطب، ومعتب بن قشير، وهما من بني عمرو بن عوف. ثم قال {الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لا يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللَّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [التوبة:79] وكان المطوعون من المؤمنين في الصدقات عبد الرحمن بن عوف، وعاصم بن عدي أخا بني العجلان وذلك أن رسول الله صلى الله عليه وسلم رغب في الصدقة وحض عليها، فقام عبد الرحمن بن عوف، فتصدق بأربعة آلاف درهم وقام عاصم بن عدي، فتصدق بمائة وسق من تمر فلمزوهما وقالوا: ما هذا إلا رياء وكان الذي تصدق بجهده أبو عقيل أخو بني أنيف أتى بصاع من تمر فأفرغها في الصدقة فتضاحكوا به وقالوا: إن الله لغني عن صاع أبي عقيل.


Artinya:
Lalu Allah Taala berfirman yang artinya: Sebagian dari mereka ada yang berjanji pada Allah: “Niscaya jika Dia (Allah) telah memberikan sebagian KefadolanNya pada kami, niscaya kami akan bersodaqoh sungguh, dan niscaya kami sungguh akan tergolong kaum Shalih.”
Mereka yang pernah berjanji pada Allah itu, Tsalabah bin Chathib dan Mu'tab bin Qusyair yang termasuk keluarga besar Amer bin Auf.

Lalu Allah berfirman:

{الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لا يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللَّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [التوبة:79].

Artinya:
Orang-orang yang mencaci pada kaum yang beribadah sunnah dalam bidang shadaqah, dan pada yang tidak melakukan (shadaqah) kecuali semampu mereka. Mereka menghina sebagian mereka. Allah menghina sebagian mereka. Dan untuk mereka, siksa sangat pedih.
Orang-orang iman yang beribadah sunnah dalam shadaqah ialah Abdur Rohman bin Auf dan Ashim bin Adi. Mereka berdua famili keluarga besar Al-Ajlan. Karena sungguh Rasulullah SAW pernah menganjurkan dan menggerakkan shadaqah. Sontak Abur Rohman berdiri untuk shadaqah 4.000 dirham; Ashim bin Adi berdiri untuk shadaqah kurma 100 Wasaq.
Mereka mencela dua orang itu: “Ini hanya karena pamer.”
Yang bershadaqah hanya semampunya adalah Abu Aqil, famili keluarga besar Anif. Dia datang membawa satu shak kurma untuk shadaqah, namun justru ditertawakan oleh mereka: “Sungguh Allah niscaya Maha Kaya jauh dari satu shak Abi Aqil.” 

Kesimpulan: Kita dihidupkan oleh Allah hanyalah untuk menyembah atau berbakti padaNya, bukan untuk mengetahui yang tidak diijinkan oleh Allah. Orang sehebat Nabi Musa saja tidak diijinkan menguasai ilmu Nabi Khadhir AS. Meskipun semua tenaga dan kesabaran Nabi Musa telah dikerahkan untuk menguasai ilmu Nabi Khadhir, namun hasilnya Musa justu semakin tahu bahwa Khadhir AS menguasai ilmu yang tak mungkin dia AS kuasai.
Oleh karena itu bagi yang menjelaskan bahwa sahabat nabi SAW yang menjadi Munafiq adalah Tsalabah, boleh. Tetapi jelaskan rujukan Haditsnya! Karena menggunjing apalagi memfitnah sahabat nabi adalah haram hukumnya. Dan akan lebih baik lagi jika dijeskan bahwa "Sebagian ulama mengingkari riwayat itu," karena Tsalabah, veteran Perang Badar. Penting juga untuk diketahui bahwa nabi kita SAW juga tidak mau memeras atau memaksa rokyu atau otak, untuk mengetahui yang tidak perlu diketahui. Yang Allah tidak memberi tahu padanya SAW, maka beliau diam. Karena beliau tahu bahwa kalaupun dipelajari juga takkan ada manfaatnya.


Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar