SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2012/03/08

BA 10: Bedah Al-Qur’an


بسم الله الرحمن الرحيم


وَالنَّازِعَاتِ غَرْقًا (1) وَالنَّاشِطَاتِ نَشْطًا (2) وَالسَّابِحَاتِ سَبْحًا (3) فَالسَّابِقَاتِ سَبْقًا (4) فَالْمُدَبِّرَاتِ أَمْرًا (5) يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ (6) تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ (7) قُلُوبٌ يَوْمَئِذٍ وَاجِفَةٌ (8) أَبْصَارُهَا خَاشِعَةٌ (9) يَقُولُونَ أَئِنَّا لَمَرْدُودُونَ فِي الْحَافِرَةِ (10) أَئِذَا كُنَّا عِظَامًا نَخِرَةً (11) قَالُوا تِلْكَ إِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ (12) فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ (13) فَإِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِ (14) هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَى (15) إِذْ نَادَاهُ رَبُّهُ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى (16) اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (17) فَقُلْ هَلْ لَكَ إِلَى أَنْ تَزَكَّى (18) وَأَهْدِيَكَ إِلَى رَبِّكَ فَتَخْشَى (19) فَأَرَاهُ الْآَيَةَ الْكُبْرَى (20) فَكَذَّبَ وَعَصَى (21) ثُمَّ أَدْبَرَ يَسْعَى (22) فَحَشَرَ فَنَادَى (23) فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَى (24) فَأَخَذَهُ اللَّهُ نَكَالَ الْآَخِرَةِ وَالْأُولَى (25) إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِمَنْ يَخْشَى (26) أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا (27) رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا (28) وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا (29) وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا (30) أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا (31) وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا (32) مَتَاعًا لَكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ (33) فَإِذَا جَاءَتِ الطَّامَّةُ الْكُبْرَى (34) يَوْمَ يَتَذَكَّرُ الْإِنْسَانُ مَا سَعَى (35) وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِمَنْ يَرَى (36) فَأَمَّا مَنْ طَغَى (37) وَآَثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (38) فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى (39) وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى (40) فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى (41) يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا (42) فِيمَ أَنْتَ مِنْ ذِكْرَاهَا (43) إِلَى رَبِّكَ مُنْتَهَاهَا (44) إِنَّمَا أَنْتَ مُنْذِرُ مَنْ يَخْشَاهَا (45) كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا (46)



Kitab terunik dan termutu Al-Qur’an, Mukjizat Nabi SAW paling besar. Banyak sekali ilham, atau petunjuk cemerlang di dalamnya. Contohnya Surat An-Naziat yang awalnya membahas Sumpah dan Isi Sumpah Allah. Lalu menyindir kekufuran dan pernyataan kaum Kafir:
“Masyak jika kita telah dikubur, akan dikembalikan hidup lagi? Masyak jika kita telah menjadi tulang belulang yang keropos?.”

Dengan menghina, mereka berkata, “Jika begitu, kita akan kembali dalam keadaan rugi?.”
Allah menjelaskan bahwa Membangkitkan Mereka hanyalah dengan bentakan sekali; tahu-tahu mereka berkumpul di Sahirah (perut bumi).
Allah bertanya pada nabi SAW, sekaligus membuka jalan pikiran mereka:
“Bukankah cerita Musa, telah sampai padamu? Ketika itu dia diseru oleh Tuhannya, di jurang A-Muqaddas, Thuwa:
‘Pergilah pada Fir’aun! Sungguh dia durhaka’. Katakan (padanya) ‘bukankah kau mau berusaha menjadi orang suci? Dan saya tunjukkan cara mendekat pada Tuhanmu, agar kau takut (Allah dan Kiamat)?.”
Musa AS (melaksanakan perintah dan) menunjukkan Mukjizat yang lebih besar pada Firaun. Namun dia mendustakan dan menentang. Lalu berpaling dan menyerukan, “Akulah Tuhan kalian yang lebih tinggi!.”
Maka Allah menimpakan siksaan akhirat dan dunia padanya. Allah berfirman, “Sungguh kenyataan itu merupakan ibarat bagi orang yang takut (Allah).”

Pada kaum Kafir, Allah bertanya, Kalian ini lebih dahsyat ciptaannya? Ataukah langit yang Dia bangun? Dia telah meninggikan atapnya, untuk menyempurnakan. Malamnya, Dia tutupkan, dan terangnya Dia keluarkan?.”
Setelah itu, Dia menyempurnakan pembuatan bumi. Bumi setelah itu, Dia bentangkan. Dari bumi itulah, Dia mengeluarkan air dan tanamannya. Gunung-gunung, Dia buat menjulang. (Semua itu) sebagai fasilitas untuk kalian dan binatang ternak kalian.
Namun jika At-Thammatul-Kubra (Kedahsyatan Lebih Besar) telah datang. Di hari itu, manusia ingat yang telah mereka lakukan. Neraka Jahim didekatkan, untuk orang yang melihat.
Maka adapun barang siapa telah durhaka dan mementingkan kehidupan dunia, sungguh Neraka Jahim, tempatnya.
Adapun barang siapa mengkhawatirkan Kedudukan Tuhannya, dan menahan diri dari hawa nafsu, maka Surga tempatnya.
Mereka bertanya padamu tentang Kiamat: “Kapan terjadinya?.”
“Mengenai penjelasan kau, mengenai itu?.”
Pada Tuhanmu lah akhirnya! Sungguh kau yang menakut-nakuti orang yang takut Kiamat. Sungguh di hari mereka menyaksikan, seperti belum pernah tinggal (di bumi) kecuali sore atau paginya.


Setelah mempelajari Surat di atas, Nafi bin Al-Azraq (نَافِع بْن الْأَزْرَق) pimpinan kaum Khawarij, bertanya panjang lebar pada Ibnu Abbas RA, yang kepandainnya luar biasa:
“Sungguh saya menjumpai beberapa pengertian bertentangan dalam Al-Qur’an:
1.     فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ  [المؤمنون/101’. Artinya: Ketika sangkakala ditiup, sontak tiada hubungan keluarga, dan mereka takkan saling bertanya.
2.     وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ [الصافات/27]’. Artinya: Sebagian mereka menghadap pada sebagian, dengan saling bertanya.
3.     يَوْمَئِذٍ يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَعَصَوُا الرَّسُولَ لَوْ تُسَوَّى بِهِمُ الْأَرْضُ وَلَا يَكْتُمُونَ اللَّهَ حَدِيثًا [النساء/42’. Artinya: Di hari itu, orang-orang yang telah kafir dan menentang Rasul, berangan-angan ‘kalau mereka disamakan dengan bumi’. Dan mereka takkan mampu menyembunyikan cerita pada Allah.
4.     ثُمَّ لَمْ تَكُنْ فِتْنَتُهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا وَاللَّهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِينَ [الأنعام/23]’. Artinya: Lalu fitnah mereka, tiada lain kecuali pernyataan ‘demi Allah Tuhan kami! Kami dulu bukan kaum Musyrik’. Sungguh berdasarkan Ayat ini, mereka menyembunyikan kekufuran.
5.     Dia berfirman ‘أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا [النازعات/27-30]’. Artinya: Masyak, kalian lebih dahsyat? Ataukah langit yang telah Allah buat? Allah telah meninggikan atapnya, lalu menyempurnakannya, dan menutupkan malamnya, dan mengeluarkan terangnya. Dan bumi setelah itu, Dia bentangkan?.”
6.     Lalu berfirman: قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ [فصلت/9-11]’. Artinya: Katakan ‘masyak kalian mengkufuri pada yang membuat bumi di dalam dua hari? Masyak kalian menjadikan sekutu-sekutu untuk-Nya? Itulah Tuhan seluruh alam. Dia menjadikan gunung-gunung di atasnya, memberi barakah di dalamnya, dan menqodar fasilitas-fasilitas (perlengkapan)nya, di dalam empat hari yang sama. (Sebagai jawaban) untuk orang-orang yang bertanya. Lalu Dia sengaja pada langit, yang saat itu masih sebagai kabut (asap), untuk perintah padanya dan pada bumi, “Wujudlah dengan taat atau terpaksa!” Mereka berdua berdoa, “Kami terwujud dengan taat.” Di Ayat ini, Dia menjelaskan ciptaan bumi sebelum langit?.
7.     Dia juga berfirman ‘{ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا } { عَزِيزًا حَكِيمًا } { سَمِيعًا بَصِيرًا }’. Artinya: Sejak dulu Allah Maha pengampun Maha penyayang. Maha Mulia Maha Bijak. Maha mendengar Maha melihat. Sungguh sepertinya sifat Maha pengampun Maha penyayang. Maha Mulia Maha Bijak, sejak zaman dahulu, lalu berlangsung terus?.”

Ibnu Abbas RA menjawab:
1.     فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ [المؤمنون/101]. Artinya: Ketika sangkakala ditiup, sontak tiada hubungan keluarga, dan mereka takkan saling bertanya. Ini terjadi pada tiupan sangakakala pertama kali.
2.     Lalu sangkakala ditiup, Allah menjelaskan ‘فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ [الزمر/68]’. Artinya: Sontak orang yang di beberapa langit dan bumi mati, kecuali yang Allah kehendaki. Terjadinya ‘sontak tiada hubungan keluarga, dan mereka takkan saling bertanya’, saat itu. Lalu dalam tiupan terakhir (kebangkitan) ‘sebagian mereka menghadap pada sebagian, dengan saling bertanya’.
3.     Adapun Penjelasan Allah, mengenai ucapan orang-orang Kafir: “Kami dulu bukan orang-orang Musyrik.”
4.     Dan Penjelasan Allah sebelumnya, mengeni orang-orang Musyrik nanti ‘dan mereka takkan meyembunyikan cerita pada Allah’. Karena Allah akan mengampuni dosa-dosa kaum yang memurnikan (niat dan agama). Orang-orang Musyrik berkata ‘ayo kita berkata kami dulu bukan orang-orang Musyrik’. Sontak mulut-mulut mereka dikunci, hingga tangan-tangan mereka berkata. Saat itulah, diketahui bahwa di sisi Allah, tidak ada berita yang bisa disembunyikan. Dan saat itu pula, kaum yang telah kafir dan menentang Rasul, berangan-angan ‘seandainya mereka disamakan dengan bumi’. Seperti yang diterangkan dalam Ayat. 
5.     Dan Allah membuat bumi di dalam dua hari, lalu membuat langit. Maksudnya lalu PerhatianNya diarahkan pada calon langit, yang akan disempurnakan menjadi tujuh langit, di dalam dua hari lainnya.
6.     Lalu menyempurnakan bumi, dengan mengeluarkan mata air, menumbuhkan rerumputan, membuat gunung-gunung, bukit-bukit, dataran tinggi, dan yang di antara itu, dalam dua hari yang lain. Itulah maksud dari Firman ‘وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا [النازعات/30]’. Artinya: Dan bumi setelah itu, Dia bentangkan (dan seterusnya). Sedangakan FirmaNya ‘قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ]’. Artinya: Katakan ‘masyak kalian mengkufuri pada yang membuat bumi di dalam dua hari’. Artinya bumi dan semua yang berada di dalamnya, berupa apa saja, dibuat selama empat hari. Beberapa langit (dan isinya) juga dibuat selama dua hari.

7.     Dan sejak dulu, Allah Maha Pengampun Maha Penyayang, Allah menyebutkan demikian, dan itulah FirmanNya, maksudnya bersifat demikian terus menerus. Sungguh sesuatu yang dikehendaki oleh Allah, pasti terwujud. Maka jangan ada isi Al-Qur’an yang pengertiannya bertentangan, menurutmu! Karena semuanya berasal dari Allah.”[1]   



[1] Penjelasan pertanyaan tokoh Khawarij pada Ibnu Abbas RA ini merujuk Hadits Bukhari fersi Maktabatussyamilah: صحيح البخاري - (ج 15 / ص 23) [Juz 15 halaman 23].

0 komentar:

Posting Komentar