Rasulullah SAW perintah agar para sahabat mengumpulkan rampasan perang. Beberapa orang berselisih pendapat. Para pengumpul rampasan perang berkata,
“Ini untuk kita.”
Beberapa orang yang telah lelah karena berperang menjawab, “Demi
Allah! Kalau tidak karena serangan kami! Kalian tidak mungkin bisa mendapatkan rampasan yang kalin kumpulkan ini! Karena jasa kami melawan lawan!.”
Kaum Penjaga Rasulallah SAW bersumpah, “Hak kalian dengan
kami, sama! Sebetulnya kami juga bisa mengambil rampasan! Tetapi kami menjaga Rasulillah SAW! Kami bertahan di belakng karena menjaga Rasulillah SAW!.”
Allah segera menurunkan Surat Al-Anfal, untuk menjelaskan bahwa ‘rampasan’
adalah hak Rasulillah SAW. Sehingga bisa dibagi dengan rata.
Rasulullah SAW mengutus agar Abdullah bin Zaid memberi kabar
gembira pada kaum Muslimii di Dataran Tinggi Madinah. Dan mengutus agar Zaid
bin Haritsah memberi kabar gembira pada kaum Muslimiin di Dataran Rendah
Madinah.
Sesampai di tempat, Zaid terkejut, karen kaum yang akan diberi
kabar gembira, sedang mengubur putri Rasulillah yang wafat, bernama Ruqayah,
istri Utsman bin Affan RA.
Utsman tidak ikut berperang karena merawat istrinya yang sakit
keras. Walau begitu nabi SAW memberi rampasan perang padanya, karena telah
taat; merawat putri nabi SAW.
Di Madinah, Rasulillah SAW disambut dengan bahagia oleh kaum
Muslimiin. Mereka mengucapkan selamat.
Dengan lantang, Salamah bin Salamah berkata, “Ternyata yang kami lawan
hanya orang-orang tua berambut rontok! Lemah seperti binatang hadyu yang terikat!
Leher mereka telah kami potong!.”
Nabi SAW tersenyum dan bersabda, “Mereka itu tokoh-tokoh Quraisy
loh!.”
Nadhr bin Al-Hats dan Uqbah bin Abi Muaith, tergolong tawanan
Perang Badar.
Nabi SAW perintah agar Ali membunuh Nadhr bin Al-Harits. Ali RA membunuh
dia di desa Asshafra. Yang diperintah membunuh Uqbah, Ashim bin Tsabit.
Sebelum dibunuh, Uqbah berkilah, “Saya tidak mau dibunuh seperti
kawan-kawan saya!.”
Dengan ketakutan dia berkata lagi, “Ya Muhammad! Siapa yang akan
menanggung anak-anak?!.”
Nabi SAW menjawab, “Neraka!.”
Di kampung Irqidz Azzhabyah, dia dibunuh.
Tawanan penting lainnya, Suhail bin Amer. Ditawan oleh Malik bin
Jusyum Al-Anshari. Ketika dia didatangkan pada nabi SAW, Umar berkata, “Ya
Rasulallah! Gigiseri orang ini akan saya lepaskan! Agar tidak berkhotbah
menyindir Baginda lagi! Untuk selamanya!.”
Rasulullah SAW bersabda,
“Jangan! Suatu saat nanti dia akan menyampaikan khotbah yang membuat kau memuji
dia!.”
Ternyata benar; ketika Rasulullah SAW wafat, dia menyampaikan
khotbah memukau, hingga Umar memuji dia. [1]
In syaa Allah bersambung
Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Jogjakarta Indonesia
«ثُمَّ
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَمَرَ فَجُمِعَ مَا
فِي الْعَسْكَرِ، فَاخْتَلَفَ الْمُسْلِمُونَ، فَقَالَ مَنْ جَمَعَهُ: هُوَ لَنَا.
وَقَالَ الَّذِينَ كَانُوا يُقَاتِلُونَ الْعَدُوَّ: وَاللَّهِ لَوْلَا نَحْنُ مَا
أَصَبْتُمُوهُ، نَحْنُ شَغَلْنَا الْقَوْمَ عَنْكُمْ حَتَّى أَصَبْتُمْ مَا أَصَبْتُمْ.
وَقَالَ الَّذِينَ كَانُوا يَحْرُسُونَ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ - وَهُوَ فِي الْعَرِيشِ: وَاللَّهِ مَا أَنْتُمْ بِأَحَقَّ بِهِ
مِنَّا، لَقَدْ رَأَيْنَا أَنْ نَأْخُذَ الْمَتَاعَ حِينَ لَمْ يَكُنْ لَهُ مَنْ
يَمْنَعُهُ، وَلَكِنْ خِفْنَا كَرَّةَ الْعَدُوِّ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فَقُمْنَا دُونَهُ. فَنَزَعَ اللَّهُ الْأَنْفَالَ
مِنْ أَيْدِيهِمْ وَجَعَلَهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ - فَقَسَمَّهَا بَيْنَ الْمُسْلِمِينَ عَلَى سَوَاءٍ وَبَعَثَ رَسُولُ
اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - عَبْدَ اللَّهِ بْنَ رَوَاحَةَ
بَشِيرًا إِلَى أَهْلِ الْعَالِيَةِ، وَزَيْدَ بْنَ حَارِثَةَ بَشِيرًا إِلَى
أَهْلِ السَّافِلَةِ مِنَ الْمَدِينَةِ، فَوَصَلَ زِيدٌ وَقَدْ سَوَّوُا
التُّرَابَ عَلَى رُقَيَّةَ بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ - وَكَانَتْ زَوْجَةَ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ، خَلَّفَهُ رَسُولُ
اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - عَلَيْهَا وَقَسَمَ لَهُ فَلَمَّا
عَادَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - لَقِيَهُ النَّاسُ
يُهَنِّئُونَهُ بِمَا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ، «فَقَالَ سَلَمَةُ بْنُ سَلَامَةَ
بْنِ وَقْشٍ الْأَنْصَارِيُّ: إِنْ لَقِينَا إِلَّا عَجَائِزَ صُلْعًا كَالْبُدْنِ
الْمُعَقَّلَةِ، فَنَحَرْنَاهَا. فَتَبَسَّمَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَقَالَ: يَا ابْنَ أَخِي، أُولَئِكَ الْمَلَأُ مِنْ
قُرَيْشٍ وَكَانَ فِي الْأَسْرَى النَّضْرُ بْنُ الْحَارِثِ، وَعُقْبَةُ بْنُ
أَبِي مُعَيْطٍ، فَأَمَرَ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ بِقَتْلِ النَّضْرِ،
فَقَتَلَهُ بِالصَّفْرَاءِ، وَأَمَرَ عَاصِمَ بْنَ ثَابِتٍ بِقَتْلِ عُقْبَةَ بْنِ
أَبِي مُعَيْطٍ، فَلَمَّا أَرَادُوا قَتْلَهُ جَزِعَ مِنَ الْقَتْلِ وَقَالَ: مَا
لِي أُسْوَةٌ بِهَؤُلَاءِ؟ يَعْنِي الْأَسْرَى، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ مَنْ
لِلصِّبْيَةِ؟ قَالَ: النَّارُ، فَقَتَلَهُ بِعِرْقِ الظَّبْيَةِ صَبْرًا وَكَانَ
فِي الْأَسْرَى سُهَيْلُ بْنُ عَمْرٍو، أَسَرَهُ مَالِكُ بْنُ الدُّخْشُمِ
الْأَنْصَارِيُّ، فَلَمَّا أُتِيَ بِهِ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ عُمَرُ بْنُ
الْخَطَّابِ: دَعْنِي أَنْزِعُ ثَنِيَّتَيْهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَلَا يَقُومُ
عَلَيْكَ خَطِيبًا أَبَدًا، وَكَانَ سُهَيْلٌ أَعْلَمَ الشَّفَةِ السُّفْلَى،
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: دَعْهُ يَا عُمَرُ؛
فَسَيَقُومُ مَقَامًا تَحْمَدُهُ عَلَيْهِ، فَكَانَ مَقَامُهُ ذَلِكَ عِنْدَ
مَوْتِ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» - وَسَنَذْكُرُهُ عِنْدَ
خَبَرِ الرِّدَّةِ - إِنْ شَاءَ اللَّهُ.
0 komentar:
Posting Komentar