Abdur Rohman bin Auf telah mendapatkan rampasan beberapa baju
perang. Dan melihat Umayah bin Khalaf besama putranya, berjalan sambil berkata, “Tinggalkan rampasanmu! Ikutlah kami yang lebih baik daripada rampasanmu!.”
Abdur Rohman meletakkan rampasannya untuk berjalan mengikuti
mereka berdua. Dan ditanya oleh Umayah, “Siapa lelaki yang membawa bulu burung Naamah (Unta) itu?.”
Abur Rohman menjawab, “Hamzah bin Abdil-Mutthalib.”
Umayah berkata, “Dia yang pernah melakukan berbuatan tidak terpuji
pada kami.”
Bilal melihat Umayah yang dulu pernah menyiksa, ketika dia masih
di Makkah. Dulu dia dibawa keluar menuju tanah lapang yang panas. Dibiarkan
terlentang dalam keadaan lunglai; setelah disiksa. Rasa sakit makin menyiksa,
ketika dadanya ditindih batu besar yang berat. Perasaannya makin sakit, ketika
diancam, “Kau akan saya siksa terus! Hingga kau keluar dari agama Muhammad!.”
Bilal berdoa, “Ahad! Ahad!.” Maksudnya ‘ya Allah yang Esa’.
Pada Umayah, Bilal berteriak, “Umayah! Pimpinan kafir! Jika dia
hidup; saya tak selamat!” Lalu berteriak ‘hai kaum Anshar! Pimpinan kafir
bernama Umayah bin Khalaf! Jika dia hidup; saya tidak selamat!’.
Sejumlah Muslimiin mengepung Umayah dan anaknya. Dalam waktu cepat
mereka berdua tewas oleh amukan mereka. Abdur Rohman berkata, “Semoga Allah
menyayang Bilal! Baju perang saya hilang dan dua tawanan saya tewas, karena
dia.”
Handzalah bin Abi Sufyan dibunuh oleh Ali bin Abi Thalib. [1]
Bersambung
Ponpes Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta
وَكَانَ عَبْدُ
الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ قَدْ غَنِمَ أَدْرَاعًا، فَمَرَّ بِأُمَيَّةَ بْنِ خَلَفٍ
وَابْنِهِ عَلِيٍّ، فَقَالَا لَهُ: نَحْنُ خَيْرٌ لَكَ مِنْ هَذِهِ الْأَدْرَاعِ. فَطَرَحَ
الْأَدْرَاعَ وَأَخَذَ بِيَدِهِ وَبِيَدِ ابْنِهِ وَمَشَى بِهِمَا، فَقَالَ لَهُ أُمَيَّةُ:
مَنِ الرَّجُلُ الْمُعَلَّمُ بِرِيشَةِ نَعَامَةٍ فِي صَدْرِهِ؟ قَالَ: حَمْزَةُ بْنُ
عَبْدِ الْمُطَّلِبِ. قَالَ أُمَيَّةُ: هُوَ الَّذِي فَعَلَ بِنَا الْأَفَاعِيلَ وَرَأَى
بِلَالٌ أُمَيَّةَ، وَكَانَ يُعَذِّبُهُ بِمَكَّةَ، فَيَخْرُجُ بِهِ إِلَى رَمْضَاءِ
مَكَّةَ، فَيُضْجِعُهُ عَلَى ظَهْرِهِ، ثُمَّ يَأْمُرُ بِالصَّخْرَةِ الْعَظِيمَةِ
فَتُوضَعُ عَلَى صَدْرِهِ، وَيَقُولُ: لَا تَزَالُ هَكَذَا حَتَّى تُفَارِقَ دِينَ
مُحَمَّدٍ، فَيَقُولُ بِلَالٌ: أَحَدٌ أَحَدٌ، فَلَمَّا رَآهُ بِلَالٌ قَالَ: أُمَيَّةُ!
رَأْسُ الْكُفْرِ! لَا نَجَوْتُ إِنْ نَجَا! ثُمَّ صَرَخَ: يَا أَنْصَارَ اللَّهِ،
رَأْسُ الْكُفْرِ رَأْسُ الْكُفْرِ أُمَيَّةُ بْنُ خَلَفٍ، لَا نَجَوْتُ إِنْ نَجَا!
فَأَحَاطَ بِهِمُ الْمُسْلِمُونَ، وَقُتِلَ أُمَيَّةُ وَابْنُهُ عَلِيٍّ، وَكَانَ عَبْدُ
الرَّحْمَنِ يَقُولُ: رَحِمَ اللَّهُ بِلَالًا، ذَهَبَتْ أَدْرَاعِي وَفَجَّعَنِي بِأَسِيرِيَّ
وَقُتِلَ حَنْظَلَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ بْنِ حَرْبٍ، قَتَلَهُ عَلِيُّ بْنُ أَبِي
طَالِبٍ.
0 komentar:
Posting Komentar