SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2013/09/24

Nabi Chandlolah AS




Kisah Nabi Chanzholah AS dijelaskan oleh Ibnu Katsir, di dalam kitabnya bernama Al-Bidayah wa Annihayah. Ini potongan kisahnya: البداية والنهاية (2/ 7)
وَقَدْ ذَكَرَ أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ النَّقَّاشُ، أَنَّ أَصْحَابَ الرَّسِّ كَانَتْ لَهُمْ بِئْرٌ تَرْوِيهِمْ، وَتَكْفِي أَرْضَهُمْ جَمِيعَهَا، وَكَانَ لَهُمْ مَلَكٌ عَادِلٌ حَسَنُ السِّيرَةِ، فَلَمَّا مَاتَ وَجَدُوا عَلَيْهِ وَجْدًا عَظِيمًا، فَلَمَّا كَانَ بَعْدَ أَيَّامٍ تَصَوَّرَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ فِي صُورَتِهِ، وَقَالَ: إِنِّي لَمْ أَمُتْ، وَلَكِنْ تَغَيَّبْتُ عَنْكُمْ حَتَّى أَرَى صَنِيعَكُمْ. فَفَرِحُوا أَشَدَّ الْفَرَحِ، وَأَمَرَ بِضَرْبِ حِجَابٍ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَهُ، وَأَخْبَرَهُمْ أَنَّهُ لَا يَمُوتُ أَبَدًا، فَصَدَّقَ بِهِ أَكْثَرُهُمْ، وَافْتَتَنُوا بِهِ، وَعَبَدُوهُ، فَبَعَثَ اللَّهُ فِيهِمْ نَبِيًّا، وَأَخْبَرَهُمْ أَنَّ هَذَا شَيْطَانٌ يُخَاطِبُهُمْ مِنْ وَرَاءِ الْحِجَابِ، وَنَهَاهُمْ عَنْ عِبَادَتِهِ، وَأَمَرَهُمْ بِعِبَادَةِ اللَّهِ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ. قَالَ السُّهَيْلِيُّ: وَكَانَ يُوحَى إِلَيْهِ فِي النَّوْمِ، وَكَانَ اسْمُهُ حَنْظَلَةَ بْنَ صَفْوَانَ، فَعَدَوْا عَلَيْهِ فَقَتَلُوهُ، وَأَلْقَوْهُ فِي الْبِئْرِ، فَغَارَ مَاؤُهَا، وَعَطِشُوا بَعْدَ رَيِّهِمْ وَيَبِسَتْ أَشْجَارُهُمْ، وَانْقَطَعَتْ ثِمَارُهُمْ، وَخَرِبَتْ دِيَارُهُمْ، وَتَبَدَّلُوا بَعْدَ الْأُنْسِ بِالْوَحْشَةِ، وَبَعْدَ الِاجْتِمَاعِ بِالْفُرْقَةِ، وَهَلَكُوا عَنْ آخِرِهِمْ، وَسَكَنَ فِي مَسَاكِنِهِمُ الْجِنُّ وَالْوُحُوشُ، فَلَا يُسْمَعُ بِبِقَاعِهِمْ إِلَّا عَزِيفُ الْجِنِّ، وَزَئِيرُ الْأُسْدِ، وَصَوْتُ الضِّبَاعِ.

Artinya:
Sungguh Abu Bakr Muhammad bin Al-Chasan Annaqasy telah menjelaskan, “Sungguh kaum Ross memiliki sumur berair melimpah untuk mereka. Air sumur tersebut mencukupi kebutuhan mereka, yang dipimpin oleh raja adil yang baik-hati.

Setelah raja meninggal; mereka sangat bersedih. 
Selang beberapa hari setelah itu; syaitan menjelma raja mereka. Dia berkata ‘sungguh saya belum wafat. Saya hanya moksa, untuk mengamati kelakuan kalian’. 
Maka mereka sangat berbahagia.
Syaitan yang telah menjelma raja, perintah agar mereka memasang sitir penghalang, antara dia dan mereka. Dia menjelaskan ‘dia takkan wafat selamanya’.
Ternyata kebanyakan mereka percaya pada bisikan syaitan. Mereka mendapatkan fitnah dan menyembah syaitan tersebut.
Allah mengutus seorang nabi AS pada mereka. 
Nabi AS menjelaskan ‘ini syaitan yang berkhutbah dari belakang sitir’. 
Nabi AS melarang mereka menyembah syaitan, dan perintah agar menyembah Allah Esa yang tidak bersekutu.”
Assuhaili menjelaskan, “Ketika sedang tidur; dia diberi Wahyu (oleh Allah). Dialah yang bernama Nabi Chandlolah bin Shofwan AS. Namun mereka justru menyerang dan membunuh dia AS. Bahkan mereka memasukkan dia kedalam sumur.
Ternyata air sumur surut dan mengering.
Dulunya air mereka melimpah, akhirnya mengering hingga mereka kehausan. Bahkan pepohonan juga sama mengering. Tidak ada lagi buah-buahan untuk mereka. Bahkan rumah-rumah perkampungan mereka sama roboh. Setelah penghuninya sama meninggal, yang menghuni selanjutnya binatang liar. Masih ada beberapa orang yang hidup, tetapi sama tidak rukun. Akhirnya semuanya binasa dalam keadaan kelaparan dan kehausan.
(Setelah sama membusuk), penghuni kampung halaman mereka selanjutnya jin-jin dan binatang buas. Yang bisa didengar di sana, hanya geraman jin; raungan singa jantan dan haina.”

0 komentar:

Posting Komentar