{وَقَالُوا كُونُوا هُودًا أَوْ نَصَارَى تَهْتَدُوا قُلْ بَلْ مِلَّةَ
إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ () قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ
وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ
وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ
مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ ()}
[البقرة: 135، 136].
Bersambung
Artinya:
Dan
mereka berkata, “Jadilah kaum Yahudi atau kaum Nashrani! Kalian mendapat
petunjuk!”
Katakan, "Justru (tetapilah!) Agama Ibrahim dengan condong! Dia telah nyata bukan golongan kaum Musyrik!. (135) [1]
Katakan! Kami beriman pada Allah dan yang diturunkan pada kami, yang diturunkan pada
Ibrahim, Ismail. Ishaq, Yaqub AS, kaum Asbath, yang diberikan pada Musa,
Isa, yang diberikan pada para nabi AS mulai dari sejak sebelum mereka. Kami
tidak membedakan antara seorang dari mereka. Dan kami Muslim kepadaNya." (136). [2]
Ponpes Mulya Abadi Mulungan
Ponpes Mulya Abadi Mulungan
[1] Ayat ini bukan dalil bahwa kaum Yahudi dan kaum Nashrani
saat itu rukun. Tetapi dalil bahwa mereka terlalu mengada-ada, dan bangga dengan kebohongan yang mereka ada-adakan tersebut.
[2] Asbath
jamak dari lafal Sibth (السِبْطُ). Nama Asbath diambil dari kakek-kakek yang menurunkan
mereka, yakni para saudara Nabi Yusuf AS. Agar jelas kami nukilkan dari Tafsir Qurthubi: تفسير القرطبي (9/ 130)
قَالَ اللَّهُ
تَعَالَى: (لَقَدْ كانَ فِي يُوسُفَ وَإِخْوَتِهِ) وَأَسْمَاؤُهُمْ: رُوبِيلُ
وَهُوَ أَكْبَرُهُمْ، وَشَمْعُونُ وَلَاوِي وَيَهُوذَا وزيالون ويشجر، وَأُمُّهُمْ
ليا بِنْتُ ليان، وَهِيَ بِنْتُ خَالِ يَعْقُوبَ، وَوُلِدَ لَهُ مِنْ
سُرِّيَّتَيْنِ أَرْبَعَةُ نَفَرٍ، دان ونفتالي وجاد وآشر، ثُمَّ تُوُفِّيَتْ ليا
فَتَزَوَّجَ يَعْقُوبُ أُخْتَهَا رَاحِيلَ، فَوَلَدَتْ لَهُ يُوسُفَ
وَبِنْيَامِينَ، فَكَانَ بَنُو يَعْقُوبَ اثْنَيْ عَشَرَ رَجُلًا. قَالَ
السُّهَيْلِيُّ: وَأُمُّ يَعْقُوبَ اسْمُهَا رفقا، وَرَاحِيلُ مَاتَتْ فِي نِفَاسِ
بِنْيَامِينَ، وليان بْنُ نَاهِرَ بْنِ آزَرَ هُوَ خَالُ يَعْقُوبَ. وَقِيلَ: فِي
اسْمِ الْأَمَتَيْنِ ليا وتلتا، كَانَتْ إِحْدَاهُمَا لراحيل، والأخرى لأختها ليا،
وكانتا قد وهبناهما لِيَعْقُوبَ، وَكَانَ يَعْقُوبُ قَدْ جَمَعَ بَيْنَهُمَا،
وَلَمْ يَحِلَّ لِأَحَدٍ بَعْدَهُ، لِقَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى:" وَأَنْ
تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ" «3» [النساء: 23].
Artinya:
Allah Taala
berfirman, “Niscaya sungguh mengenai Yusuf dan saudara-saudaranya AS (dan
seterusnya).” Nama-nama mereka;
1. Rubil
putra tertua,
2. Syam’un,
3. Lawi,
4. Yahudza,
5. Zibalun,
6.
Yasyjur,
(mereka ini putra Lia bintu Layan, putri bibi Yaqub AS).
Putra yang
dari dua istri yang tak pernah ditampakkan empat;
1. Dan,
2. Naftali,
3. Jad,
4. Asyir.
Karena wafat,
Yaqub menikahi adik Lia; Rachil yang akhirnya melahirkan;
1. Yusuf,
2. Dan
Binyamin AS. Berarti putra Yaqub duabelas pria.
Assuhaili
berkata, Ibu Yaqub AS bernama Rufqa. Rachil meninggal ketika melahirkan
Binyamin. Layan bin Nahiz bin Azar, paman Yaqub AS dari jalur ibu. Dijelaskan
nama dua budak perempuan (yang diperistri oleh Yaqub AS; Lia dan Tilta. Yang
satu milik Rachil; yang lain milik Lia. Namun dua budak itu telah diberikan
oleh pemiliknya pada Yaqub AS. Lia dan Rachil, dua saudari yang dinikah oleh
Yaqub AS. Orang sebelum beliau AS, mutlak tidak boleh menikahi dua saudari.
Berdasarkan Firman Allah, “وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ" [النساء: 23].” (Dan jika kalian mengumpulkan di antara dua saudari (dalam
pernikahan). Kecuali yang sungguh telah berlalu).
0 komentar:
Posting Komentar