SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/12/09

KW 162: Dakwah ke Negri Anthakiyah




 (Bagian ke-162 dari seri tulisan Khalid bin Walid)

Menurut Jabir bin Imran Addausi (جابر بن عمران الدوسي) yang menyaksikan kejadian di negeri Balath (البلاط):
Ketika itu, Manu bin Aus (معن بن أوس) datang membawa lelaki Romawi, dan berkata pada Abu Ubaidah, “Silahkan bertanya pada lelaki yang mengaku utusan ini.” 
Abu Ubaidah bertanya dengan berbisik-bisik pada lelaki itu. 
Lelaki itu menjawab, “Saya diutus mengantar surat ini.” 
Abu Ubaidah bertanya, “Dari siapa?.” 
Dia menjawab, “Dari Yuqana dan orang yang ditawan bernama Dhirar bin Al-Azwar di Anthakiyah, untuk kalian.” 
Abu Ubaidah menyaut dan cepat-cepat membaca surat. Orang-orang yang merindukan Dhirar, mengerumuni Abu Ubaidah yang membaca surat.
Surat itu membuat mata mereka berkaca-kaca lalu menangis sedih. 
Dalam waktu cepat berita Dhirar dan Pasukannya Ditahan di Anthakiyah, sampai pada Khaulah saudara perempuan Dhirar.
Khaulah datang untuk minta agar Abu Ubaidah membacakan untaian syair Dhirar. 
Abu Ubaidah membaca surat itu, dan Khaulah menangis sambil membaca, “Innaa lillaahi wa innaa ilaiHi raajiuun. Walaa chaula walaa quwwata illaa billaahil Aliyyil Adliim.”
Lalu bersumpah, “Demi Allah, saya akan membalaskan dia, in syaa Allah.” 

Kemarahan pasukan Muslimiin berkobar-kobar karena pengaruh syair Dhirar yang dihafalkan oleh mereka. Yang belum hafal, menghafalkan dengan perasaan tegang, karena pengaruh syair itu. 
Yang kelihatan paling marah dan sedih, Khalid bin Al-Walid yang hubungannya dengan Dhirar sangat dekat.

0 komentar:

Posting Komentar