SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2013/12/02

Ajaran Mujahid



Mujahid murid Ibnu Abbas yang sangat istimewa. Kepandaian dia dalam ilmu Al-Qur’an, sempurna. Semua yang ditulis oleh Bukhari, “Mujahid berkata.” Dipastikan pelajaran dari Ibnu Abbas RA. Walau begitu beliu pernah menyatakan pernyataan yang tidak dirujuk oleh ulama hingga sekarang. Bukhari menjelaskan ini dari dua tokoh Hadits (Muhaddits) besar, bernama Ibnu Abi Najih dan Athak: صحيح البخاري (6/ 29)

4531 - حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، حَدَّثَنَا رَوْحٌ، حَدَّثَنَا شِبْلٌ، عَنِ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ: {وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنْكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا} [البقرة: 234] قَالَ: كَانَتْ هَذِهِ العِدَّةُ، تَعْتَدُّ عِنْدَ أَهْلِ زَوْجِهَا وَاجِبٌ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ: {وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنْكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا وَصِيَّةً لِأَزْوَاجِهِمْ مَتَاعًا إِلَى الحَوْلِ غَيْرَ إِخْرَاجٍ فَإِنْ خَرَجْنَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا فَعَلْنَ فِي أَنْفُسِهِنَّ مِنْ مَعْرُوفٍ} قَالَ: جَعَلَ اللَّهُ لَهَا تَمَامَ السَّنَةِ سَبْعَةَ أَشْهُرٍ وَعِشْرِينَ لَيْلَةً وَصِيَّةً، إِنْ شَاءَتْ سَكَنَتْ فِي وَصِيَّتِهَا، وَإِنْ شَاءَتْ خَرَجَتْ، وَهْوَ قَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: {غَيْرَ إِخْرَاجٍ فَإِنْ خَرَجْنَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ} [البقرة: 240] فَالعِدَّةُ كَمَا هِيَ وَاجِبٌ عَلَيْهَا زَعَمَ ذَلِكَ عَنْ مُجَاهِدٍ، وَقَالَ عَطَاءٌ، قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: " نَسَخَتْ هَذِهِ الآيَةُ عِدَّتَهَا عِنْدَ أَهْلِهَا فَتَعْتَدُّ حَيْثُ شَاءَتْ، وَهْوَ قَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: {غَيْرَ إِخْرَاجٍ} [البقرة: 240] قَالَ عَطَاءٌ: " إِنْ شَاءَتْ اعْتَدَّتْ عِنْدَ أَهْلِهِ وَسَكَنَتْ فِي وَصِيَّتِهَا، وَإِنْ شَاءَتْ خَرَجَتْ، لِقَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا فَعَلْنَ} [البقرة: 234] " قَالَ عَطَاءٌ: «ثُمَّ جَاءَ المِيرَاثُ، فَنَسَخَ السُّكْنَى، فَتَعْتَدُّ حَيْثُ شَاءَتْ، وَلاَ سُكْنَى لَهَا» وَعَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يُوسُفَ، حَدَّثَنَا وَرْقَاءُ، عَنْ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ بِهَذَا، وَعَنْ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: " نَسَخَتْ هَذِهِ الآيَةُ عِدَّتَهَا فِي أَهْلِهَا فَتَعْتَدُّ حَيْثُ شَاءَتْ، لِقَوْلِ اللَّهِ {غَيْرَ إِخْرَاجٍ} [البقرة: 240] " نَحْوَهُ.

Arti (selain isnadnya):
Dari Ibni Abi Najih; “Dan orang-orang yang diwafatkan dari kalian, meninggalkan beberapa istri [Al-Baqarah 234]. Dulu iddah wajib dilakukan oleh janda (ditinggal wafat), di sisi (keluarga) mantan suami. Lalu Allah menurunkan (Firman) ‘Dan orang-orang yang diwafatkan dari kalian, meninggalkan istri-istri; maka wasiat perbekalan setahun untuk istri-istri mereka. Tidak boleh mengusir (istri). Jika mereka (istri) keluar; tidak dosa atas kalian, mengenai yang mereka lakukan, berupa kebaikan’.
Allah telah menyempurnakan (waktu iddah) janda ditinggal wafat, menjadi setahun, dengan (cara) menambah 7 bulan 20 malam, sebagai wasiat.[1] Jika mau, dia boleh tinggal di dalam wasiatnya (rumah mantan suami Al-Marhum). Jika mau, dia boleh keluar. Itulah maksud Firman Allah Taala ‘tidak boleh mengeluarkan. Namun jika mereka keluar, tidak dosa atas kalian (dan seterusnya)’. [Al-Baqarah 240].  
Iddah atas janda wajib.”
Ibnu Abi Najih mengaku ajaran ini dari Mujahid.

Athak berkata, “Ibnu Abbas RA pernah berkata ‘Ayat ini (Al-Baqarah 240) telah menyalin hukum iddah wanita di sisi keluarganya. Dia boleh melakukan iddah di tempat yang dikehendaki’. Itulah pengertian Firman Allah ‘tidak boleh mengeluarkan’.” [Al-Baqarah 240].
Athak menjelaskan, “Kalau mau, janda ditinggal wafat itu:
1.     Boleh melakukan iddah di sisi keluarganya.
2.     Boleh juga tinggal di dalam wasiatnya, yakni di dalam rumah mantan suami (Al-Marhum).
3.     Boleh juga dia keluar. Berdasarkan Firman Allah ‘maka tidak dosa atas kalian; mengenai yang mereka lakukan untuk diri mereka (dan seterusnya).” [Al-Baqarah 234].
Athak berkata, “Lalu Ayat warits datang, menyalin hukum 'tempat tinggal' (bagi janda ditinggal wafat). Maka dia boleh melakukan iddah di tempat yang dihendaki. Namun tidak ada jatah tempat tinggal untuk wanita tersebut.”
Sepadan riwayat dari Mujahid.


[1] Mujahid yakin ‘dulunya iddah janda ditinggal wafat; 4 bulan 10 hari. Lalu Allah menurunkan: {وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنْكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا وَصِيَّةً لِأَزْوَاجِهِمْ مَتَاعًا إِلَى الْحَوْلِ غَيْرَ إِخْرَاجٍ فَإِنْ خَرَجْنَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِي مَا فَعَلْنَ فِي أَنْفُسِهِنَّ مِنْ مَعْرُوفٍ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ} [البقرة: 240].   




Mulungan Mulya Abadi
 Ponpes Kutubussittah Melati Sleman Yogyakarta Indonesia

1 komentar:

  1. عمدة القاري شرح صحيح البخاري (18/ 122)
    قَوْله: (نَحوه) ، أَي: نَحْو مَا رُوِيَ فِيمَا مضى عَن مُجَاهِد.

    BalasHapus