SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2012/05/01

Mengejar Asa Direnggut Maut



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Firaun direnggut oleh maut ketika sedang mengejar asa berbentuk keinginan menindas dan menyerang Musa AS dan kaumnya. Sebuah riwayat menjelaskan: saat itu Firaun menggerakkan duajuta pasukan berkuda untuk mengejar Musa AS dan kaumnya.
Beberapa orang terkejut ketika Musa AS mengayunkan tongkat untuk membelah lautan. Tiba-tiba ada suara, “Blang,” membahana yang mengejutkan. Bumi bergoncang dan beberapa ombak membumbung jauh bagai gunung-gunung yang tinggi.
Dengan gerak cepat, Musa AS dan kaumnya segera memasuki dan menyusuri 12 lorong panjang sebagai jalan di pertengahan lautan.[1] Mereka berlari cepat sekali menyusuri jalan-jalan yang berdinding ombak di kiri dan kanannya. Di bagian belakang mereka, ada kuda betina birahi yang sangat menggiurkan bagi kuda jantan kendaraan Firaun yang berada di belakang.
Emosi yang memuncak mendorong Firaun dan kaumnya memacu kuda secepat-cepatnya, mengejar Musa AS dan kaumnya yang akan dihukum seberat-beratnya.
Sebetulnya hingga kapanpun, kisah terindah yang melukiskan kejadian saat itu adalah Firman Allah:
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آَمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آَمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ آَلْآَنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آَيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آَيَاتِنَا لَغَافِلُونَ [يونس/90-92].
Artinya:
Dan Kami telah menyeberangkan Bani Israil pada lautan. Sontak Firaun dan pasukannya mengikuti mereka untuk menindas dan menyerang.[2] Hingga ketika tenggelam telah menyergap dia (Firaun); dia berkata, “Saya telah beriman bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali yang telah diimani oleh kaum Israil. Dan saya tergolong Muslimiin.”
(Allah menegur), “Masyak sekarang (kau sedang beriman)? Padahal sebelum ini kau telah maksiat? Dan kau telah tergolong kaum yang berbuat kerusakan!. Di hari ini Kami menyelamatkanmu dengan badanmu, agar menjadi ayat (mukjizat) bagi orang yang di belakangmu. Sungguh kebanyakan dari manusia niscaya lupa terhadap ayat-ayat (mukjizat-mukjizat) Kami.”
Kesimpulan:
1.     Wajaawaznaa bi Baniii Israiiilal bachr (وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ / Dan Kami telah menyeberangkan Bani Israil pada lautan). Adalah dalil bahwa yang menyeberangkan Bani Israil pada lautan adalah Allah, sehingga lari mereka cepat sekali.
2.     Faatbaahum Firaunu wajunuduhuu baghyan waadwan (فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا / Sontak Firaun dan pasukannya mengikuti mereka untuk menindas dan menyerang). Adalah dalil bahwa tujuan Firaun mengejar Musa AS dan kaumnya adalah mengejar asa. Hanya karena dia jahat, maka asanya juga jahat (berbentuk keinginan menindas dan menyerang).
3.     Chattaa idzaa adrakahul gharaqu qaala aamantu annahuu laaa Ilaaha illalladzii aamanat bihii Banuu Israaiiila waana minal Muslimiin (حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آَمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آَمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ /Hingga ketika tenggelam telah menyergap dia (Firaun); dia berkata, “Saya telah beriman bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali yang telah diimani oleh kaum Israil. Dan saya tergolong Muslimiin).” Adalah dalil bahwa pengejaran tersebut berjalan cukup lama. Dan bahwa Firaun bersyahadat mengenai keesaan Allah, bertepatan ketika dia telah tenggelam dan sakarat. Saat itu Firaun sangat ketakutan pada Tuhan.
4.     Aalaana waqad ashaita qablu wakunta minal mufsidiin (آَلْآَنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ / Allah menegur, “Masyak sekarang (kau sedang beriman)? Padahal sebelum ini kau telah maksiat? Dan kau telah tergolong kaum yang berbuat kerusakan!.” Adalah dalil bahwa Allah murka pada Firaun. Tentunya, pada kaum Firaun juga murka. Melalui Firman ini kita bisa membayangkan bahwa Firaun tersiksa oleh teguran Allah yang Maha Dahsyat. Para malaikat saja pingsan jika Allah berfirman, karena Allah dan FirmanNya Maha Dahsyat. Apalagi jika FirmanNya difirmankan dengan murka pada musuhNya.
5.     Falyauma Nunajjiika bibadanika litakuuna liman khalfaka aayatan wainna katsiiran minannaasi an aayaatiNaa laghaafiluun (فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آَيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آَيَاتِنَا لَغَافِلُونَ / Di hari ini Kami menyelamatkanmu dengan badanmu, agar menjadi ayat (mukjizat) bagi orang yang di belakangmu. Sungguh kebanyakan dari manusia niscaya lupa terhadap ayat-ayat (mukjizat-mukjizat) Kami).” Adalah dalil bahwa:
·        Badan Firaun sengaja dijaga keawetannya oleh Allah agar menjadi ayat (mukjizat) Muhammad SAW berbentuk ramalan (nubuwat), yang telah menjadi kenyataan.
·        Sesungguhnya ayat (mukjizat) sebagai pemberitahuan nyata bahwa Allah Maha Esa lagi Maha Kuasa, sangat banyak. Tetapi kebanyakan manusia melupakannya.


[1] Jumlah pasukan Musa AS saat itu menurut Ibnu Katsir, “Enamratus ribu; para wanita dan anak-anak tidak dihitung. Mereka membawa barang pinjaman berbentuk perhiasan dari kaum Qibthi (Mesir), berjumlah sangat banyak. Ibnu Katsir juga menulis: تفسير ابن كثير - (ج 4 / ص 292)
وجازت بنو إسرائيل البحر، فلما خرج آخرهم منه انتهى فرعون وجنوده إلى حافته من الناحية الأخرى، وهو في مائة ألف أدهم سوى بقية الألوان، فلما رأى ذلك هاله وأحجم وهاب وهم بالرجوع، وهيهات ولات حين مناص، نفذ القدر، واستجيبت الدعوة. وجاء جبريل، عليه السلام، على فرس -وديق حائل -فمر إلى جانب حصان فرعون فحمحم إليها وتقدم جبريل فاقتحم البحر ودخله، فاقْتحم الحصان وراءه، ولم يبق فرعون يملك من نفسه شيئا، فتجلد لأمرائه، وقال لهم: ليس بنو إسرائيل بأحق بالبحر منا، فاقتحموا كلهم عن آخرهم وميكائيل في ساقتهم، لا يترك أحدا منهم، إلا ألحقه بهم. فلما استوسقوا فيه وتكاملوا، وهم أولهم بالخروج منه، أمر اللهُ القدير البحرَ أن يرتطم عليهم، فارتطم عليهم، فلم ينج منهم أحد، وجعلت الأمواج ترفعهم وتخفضهم، وتراكمت الأمواج فوق فرعون، وغشيته سكرات الموت.

Artinya:
Banu Israil menyeberangi lautan. Ketika terakhir mereka telah sampai seberang; Firaun dan pasukanya yang mengejar, baru sampai pinggir lautan. Firaun dan pasukan khususnya mengendarai 100.000 kuda hitam; warna kuda pasukan dia selain itu bermacam-macam.
Firaun terkejut ketika melihat Bani Israil telah menyeberangi lautan yang membelah menjadi 12 jalan. Dengan mata terbelalak dia takut dan hampir pulang. Kemenangan yang akan diraih oleh Firaun menjauh, dan dia tidak bisa menghindari kodar. Doa Musa dikabulkan oleh Allah.
Jibril AS datang berkendaraan kuda, berlari melewati kuda jantan Firaun. Dengan kuda betina birahi yang belum dikawini, Jibril menyeberangi belahan laut yang telah menjadi jalan. Dengan bergegas dan tidak bisa dikendalikan, kuda Firaun mengejar kuda Jibril AS. Firaun berteriak pada kaumnya, “Bukan hanya Bani Israil saja yang bisa melewati jalan-jalan di lautan ini!.”
Sontak pasukan Firaun sama memacu kuda mereka menyusuri lorong-lorong berdinding ombak itu. Mikail AS berlari di belakang menggiring mereka semuanya.
Orang-orang yang di depan akan kembali lagi, tetapi Allah yang Maha Kuasa perintah agar lautan menangkap mereka. Sontak air lautan menangkap dan menghempas-hempaskan mereka semuanya. Mereka timbul-tenggelam. Ada setumpuk ombak yang loncat keatas untuk menubruk dan menyelimuti Firaun. Firaun tenggelam hingga sakarat.

[2] Fa (فَ) dalam lafal faatbaahum (فَأَتْبَعَهُمْ) diartikan sontak, karena takqib litartib.

0 komentar:

Posting Komentar