SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/07/28

KW 104: Perang Yarmuk (اليرموك)


 (Bagian ke-104 dari seri tulisan Khalid bin Walid)

Upacara Sakral Sebelum Perang
Di tengah lautan pasukan Salib itu; Raja Hiraqla berbahagia mendengar dan menyaksian pernyataan, maupun kesemangatan para raja bawahan maupun raja sahabat yang di depannya. Dari lautan pasukan Salib itu Hiraqla memilih lima raja Romawi agar menjadi pemimpin besar.
Hiraqla memasang panji dari sutra Dibaj yang dihias emas, lalu memindahkan Salib dari jauhari yang bertengger di atas kepalanya pada sisi raja Rusia bernama Qanathir (قناطير) sebagai kehormatan, sekaligus sebagai pertanda pasukan akan segera diberangkatkan.
Qanathir diperintah agar memimpin 100.000 pasukan berkuda dari kaum Shaqalibah (الصَّقَالِبَةُ) dan lainnya. Dengan bangga Raja Qanathir menerima mahkota, busana, ikat pinggang, dan gelang kehormatan dari Raja Hiraqla. Raja Qanathir juga menerima panji besar dari sutra Dibaj putih diberi gambar matahari dari emas.
Salib dari batu mulia jenis Zabarjad (الزَّبَرْجَدُ) hijau yang menaungi Raja Hiraqla, dipindahkan agar menaungi raja Amuriyah dan Maluriyah bernama Jarjir (جرجير). Raja Jarjir diberi mahkota, busana, dan ikat pinggang kehormatan, lalu diperintah agar memimpin 100.000 pasukan berkuda yang terdiri dari bangsa Romawi. Dua raja menyiapkan pasukan yang jumlahnya banyak sekali.
Raja Hiraqla memasang panji ketiga bergambar Salib untuk diserahkan pada raja Constantinople (Qusthanthiniyah/القُسْطَنْطِينِيَة), bernama Raja Dirjan (الديرجان), agar selanjutnya memimpin 100.000 pasukan berkuda yang terdiri dari bangsa Mughlith dan Perancis (Fraks/Ifranj/الإفْرَنْج). Raja Dirjan tampak lebih gagah setelah diberi mahkota, busana, ikat pinggang, dan gelang kehormatan dari Raja Hiraqla. Pasukan berkuda sejumlah 100.000 segera disiapkan.
Panji keempat diberi hiasan mutiara jenis Durr (الدُرّ), Jauhar (الجَوْهَر), dan segenggam emas. Dipasang lalu diberikan pada Mahan raja Arman (Armenia). Mahan pembawa Salib dari mutiara jenis Yaqut (الياقوت), adalah raja yang sangat dicintai oleh Raja Hiraqla, karena sangat pemberani dan pandai. Dia lah yang telah berkali-kali bergabung pada Raja Hiraqla untuk memerangi dan mengobrak-abrik pasukan Persia dan Turki. Rasa cinta Hiraqla padanya ditampakkan dengan perlakuan yang menyolok. Pemberian anugrah padanya melebihi daripada raja-raja sebelumnya. Busana Mahan ditanggalkan untuk diganti busana mewah pemberian Hiraqla. Kepalanya diberi mahkota, tangannya diberi gelang, dan perutnya diberi ikat pinggang gemerlapan. Bahkan sejumlah pemberian lainnya diberikan, sebagai pertanda dia yang akan disuruh memimpin raja-raja lainnya.

Semua pasukan disiapkan, teriakan Hiraqla didengarkan oleh lautan pasukan, “Hai Mahan! Kau kuperintah agar memimpin ini semuanya. Perintah dan hukum tertinggi berada ditanganmu!.”
Wakil-wakil Raja Mahan adalah Raja Qanathir, Raja Jarjir, Raja Dirjan, dan Raja Qurin (قورين). Kepada mereka Hiraqla berkata, “Ketahuilah bahwa Salib-Salib yang kalian bawa berada di bawah Salib Mahan. Segala urusan penting maupun kebijakan harus kalian rundingkan dengan Mahan. Gerakkan pasukan-pasukan ini untuk mencari kaum Arab! Jangan takut! Belalah agama kalian yang tua dan syariat kalian yang lurus! Bagilah pasukan menjadi empat agar tidak merusak lingkungan yang akan dilalui atau ditempati! Karena jumlah pasukan yang terlalu banyak semua ini!.”
Raja Hiraqla bergerak mendekat dan melepas untuk mengganti busana Raja Jabalah dengan yang lebih mewah. Pada Jabalah, Hiraqla menyerahkan semua pasukan Nashrani dari Arab Ghasan (غسان), Lakhm (لخم),  dan Judzam (جذام). “Barisan kalian agar berada di paling depan! Karena segala sesuatu rusaknya justru dengan jenisnya sendiri. Yang mematahkan besi juga besi yang lebih keras!,” perintah Hiraqla.

Sebelum berangkat, semua ulama Nshrani diperintah agar memandikan para tokoh penting dengan air Amudiyah (المعمودية). Para ulama Nashrani membacakan Injil lalu menshalati-mati pada tokoh-tokoh penting, sebagai pimpinan tinggi itu. Upacara sakral ini sebagai pertanda perang mati-matian akan segera dimulai.

0 komentar:

Posting Komentar