SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/07/21

KW 100: Mengepung Kota Chimsh


(Bagian ke-100 dari seri tulisan Khalid bin Walid)
Menyantap babi panggang dan arak

Nabi Isa AS mengharamkan babi dan arak pada umatnya. Tokoh Nashrani yang pertama kali menghalalkan babi dan arak adalah Raja Qusthanthin (Konstantin). Raja Chimsh yang bernama Harbis sebagai raja bawahan Raja Hiraqla tergolong penganut Nashrani yang menghalalkan babi dan arak.
Harbis ketakutan saat tahu bahwa pasukan Muslimiin di bawah komando Abu Ubaidah telah mengepung kotanya. Sebetulnya pasukan Harbis sama benci dan marah, karena jatah makan yang hanya sedikit itu sebagai persediaan makan selama tiga hari.
Dari pasukan yang banyak sekali itu Harbis memilih 5.000 pasukan berkuda yang dari keturunan Zarawizah (الزراوزة) dan Amaliqah (العمالقة). Dari 5.000 pasukan berkuda itu; ada 1.000 pasukan utama yang dibusanai sutra Dibaj dari kerajaan.
Harbis membuka gudang besar peninggalan kakeknya bernama Jirjis (جرجيس).[1] Beberapa model baju perang, bermacam-macam model topi perang, busur, anak panah panjang, dan peralatan perang lainnya, dibagi-bagikan pada pasukan. Harbis di pertengahan mereka, menggerakkan perang. Dia mengatakan, “Raja Hiraqla pasti segera mengirimkan bala bantuan untuk kita.”
Dalam persiapan perhelatan perang akbar itu Harbis kelihatan sibuk sekali. Dia memanggil sejumlah ulama dan rahib Nashrani untuk berkata, “Persiapkanlah peperangan ini dengan penuh perhitungan! Berdoalah agar Al-Masih menolong kita menaklukkan kaum Arab! Sungguh doa kalian pasti makbul, tak mungkin ditolak.”  
Sejumlah pasukan Nashrani memenuhi Gereja Jirjis (جرجيس) yang agung. Di dalam Gereja itu dimainkan musik perjuangan yang memacu semangat berperang. Tangisan Jemaat Gereja menggemuruh karena pengaruh musik dan isi lagu. Dengan kalimat kafir, mereka berdoa dengan sepenuh hati agar mendapat kemenangan. Pemanjatan doa itu berlangsung hingga hampir pagi.
Di pagi buta itu Harbis raja Chimsh memasuki biara untuk dishalati-mati, oleh sejumlah rahib.[2] Itu merupakan upacara sakral sebagai tanda dia akan perang mati-matian melawan kaum Muslimiin.
Dia memasuki istana yang di dalamnya telah tersedia babi panggang dan arak, sepenuh guci dari perak ditabur emas. Babi panggang kesukaannya disantap hingga habis. Orang yang hobi memanjakan perut itu minum arak hingga mabuk berat hingga matanya melotot dan mulutnya mengigau.
Dia mengenakan busana mewah dari sutra Dibaj tebal yang telah dipersiapkan. Kepalanya berhelm perang yang diberi pelindung leher dari anyaman besi. Busana luarnya berlapis emas dan lehernya berkalung Salib dari jenis mutiara yang disebut Yaqut (الياقوت). Pedang yang dibawa buatan Hindia. Kuda tinggi besar yang telah dipersiapkan untuknya, dinaiki agar membawa dia menuju pintu gerbang Rostan.
Sejumlah tentara berpangkat bathriq mengelilingi dan mengawalnya. Semua pintu gerbang kota Chimsh dibuka lebar dan pasukan yang banyaknya bagaikan semut, keluar berduyun-duyun untuk menyerbu pasukan Muslimiin. Sejumlah panji dan Salib berjumlah banyak, tampak mencolok.
Limaribu pasukan Chimsh paling mengerikan adalah yang dibawa oleh Batriq Harbis raja mereka. Mereka lah pasukan berani mati yang dibaris oleh Harbis di depan kota. Mereka bertahan mati-matian ketika ribuan pasukan Muslimiin menyerbu dengan ganas. Gempuran pasukan Muslimiin pada mereka yang bertubi-tubi seakan-akan tidak mempan karena pertahanan mereka terlalu kuat.
Harbis berteriak keras sekali agar pasukannya menyerbu hingga pasukan Muslimiin kuwalahan melawan. Gempuran pasukan Chimsh yang bertubi-tubi mematahkan serangan pasukan Muslimiin. Pasukan Muslimiin terdesak mundur bersamaan dengan amukan pasukan Chimsh bersenjata tajam mematikan. Cukup banyak pasukan Muslimiin yang luka dan berguguran.

Abu Ubaidah susah saat menyaksikan pasukannya sama mundur ke belakang. Bibirnya meneriakkan, “Hai ahli Al-Qur’an, ayo maju! Semoga Allah memberi kalian barokah! Inilah hari-hari Allah yang sangat penting!.”
Pasukan Muslimiin maju lagi untuk melancarkan serangan ganas. Khalid bin Al-Walid dan sejumlah pasukan dari Bani Makhzum mengamuk dengan pedang dan tombak hingga pasukan Chimsh yang berguguran banyak sekali.   
Ibnu Masruq perintah agar pasukannya berthlil dan bertakbir sebelum melancarkan serangan atas pasukan Chimsh. Tahlil dan takbir mereka membahana dan serangan mereka menggila hingga musuh porak poranda. Banyak sekali pasukan Chimsh yang kabur lalu memasuki pintu gerbang kota meninggalkan teman-teman mereka yang berguguran tewas.

Beberapa saat setelah pasukan Chimsh mengadakan pertemuan untuk menentukan tindakan, keluar lagi dari pintu gerbang untuk menyerbu pasukan Muslimiin. Serangan mereka sangat mengerikan: anak panah panjang berjumlah banyak sekali menyambar-nyambar tak henti-henti.
Khalid merasa tertantang. Dia mengibarkan panjinya dan menggerakkan pasukannya dengan teriakan, “Serang mereka! Semoga Allah memberi kalian barokah. Demi Allah di sini ada rampasan perang dan rampasan pahala!.”
Pasukan Khalid menyerbu dengan ganas sekali. Seorang bathriq berbaju perang dan berperisai, menyerang dengan pedang pada Khalid yang segera menangkis dan membabatkan pedangnya sekuat tenaga.
“Tang.” Pedang Khalid membentur keras pada helm bathriq lalu loncat meninggalkan tangkainya yang di genggaman tangan. Sang bathriq menggeser kudanya mendekat dan menangkap Khalid. Di dalam pelukan, Khalid memeluk jauh lebih erat hingga mata si bathriq terbelalak dan tulang rusuknya patah, lemas, dan tewas, dengan lidah terjulur.
Khalid mengambil pedang si bathriq untuk ditebaskan ke beberapa arah. Sejumlah perisai musuh yang ditangkiskan mengeluarkan sinar dan berteriak, “Dar! Tang! Crang! Dang!.”
Pedang Khalid diayun-ayun dan mulutnya berteriak, perintah pada pasukannya agar menyerbu. Pasukan Khalid bergerak cepat menerjang dan menyerang dengan garang. Sejumlah musuh menghindari tebasan pedang Khalid yang mematikan; sejumlah yang lain lari jauh dengan ketakutan, setelah melihat teman-temanya berguguran.
Beberapa pasukan Chimsh berguguran tewas, ditinggal lari oleh teman-teman mereka. Khalid berteriak menakutkan, “Akulah pahlawan perkasa bernama Khalid bin Al-Walid, sahabat Rasulillah SAW,” lalu mengamuk bersama pasukannya.
Serangan Khalid dan pasukannya yang menggila berlangsung hingga matahari bergeser ke tengah langit. Amukan pasukan Chimsh juga membabi buta hinggu dua kubu banyak yang terluka dan tewas. Badan yang panas terasa makin panas oleh baju perang yang membungkus, sehingga Khalid keluar dari medan perang untuk mendinginkan badan dengan keringat bercucuran.
Pasukan Muslimiin dari Bani Makhzum banyak yang luka hingga darah yang mengucur dari lengan membasahi baju perang mereka. Khalid di depan pasukannya melantunkan syair pemacu semangat:
Sejak hari yang mengerikan melanda seluruh kaum Romawi celaka
Kusaksian perang menggila
Berkali-kali mereka tak berdaya
Berkali-kali kaum Romawi kutinggalkan dalam keadaan nestapa

Abu Ubaidah perintah, “Hai Abu Sulaiman! Mendekatlah pada Tuhanmu. Sungguh kau telah berjihad dengan penuh semangat untuk Allah.”

Marqal bin Hasyim berteriak agar pasukannya menyerang pasukan Chimash. Pasukan Marqal yang terdiri dari Bani Zuhroh itu menyerang dari bagian kanan.
Maisarah bin Masruq juga perintah pada pasukannya agar menyerbu pasukan Chimsh dari arah kiri.
Ikrimah bin Abi Jahl juga perintah pada pasukannya dari Bani Makhzum agar menyerbu. Dalam keadaan yang sangat mendebarkan itu yang dipikir oleh pasukan Muslimiin hanyalah agar mati syahid atau agar menang.

((Bagi yang ingin menyimak kitab aslinya yang di Maktabatus-Syamilah dipersilahkan membuka فتوح الشام - (1 / 145)).


[1] Dalam bahasa selain Arab disebut Zarzis atau Georges. Sepertinya Jirjis yang ini bukan nabi AS. Ibnul-Atsir menulis: “Nabi Jirjis AS orang Moushul, hidup pada zaman Raja Dazanah (دازانه).”
[2] Orang Arab menganggap gubernur adalah, raja di bawah raja.

0 komentar:

Posting Komentar