Di awal nabi SAW hijrah ke Madinah, terjadi tragedi
berdarah yang menggegerkan masyarakat Islam. Seorang muslim membunuh orang yang tidak diketahui Islamnya. Kaum Muslimiin makin tercengang, karena
Allah menurunkan Pelajaran Hukum pada mereka berkenaan tragedi tersebut.
Inilah Ayat tersebut:
‘{وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ أَنْ يَقْتُلَ مُؤْمِنًا إِلَّا خَطَأً
وَمَنْ قَتَلَ مُؤْمِنًا خَطَأً فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ وَدِيَةٌ
مُسَلَّمَةٌ إِلَى أَهْلِهِ إِلَّا أَنْ يَصَّدَّقُوا فَإِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍ
عَدُوٍّ لَكُمْ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ وَإِنْ كَانَ
مِنْ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ فَدِيَةٌ مُسَلَّمَةٌ إِلَى
أَهْلِهِ وَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ
شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ تَوْبَةً مِنَ اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا
حَكِيمًا} [النساء: 92]’.
Artinya:
1. (Sejak dulu) orang iman tidak berhak membunuh
orang iman, kecuali karena keliru.
2. Barangsiapa membunuh orang iman karena
keliru, maka (kafarahnya) memerdekakan budak iman dan (membayar) denda,
diserahkan pada ahlinya. Kecuali jika mereka menyodakoh (mengikhlas)kan.
3. Jika dia (yang terbunuh) berasal dari kaum
musuh bagi kalian, namun dia beriman, maka (kafarahnya) memerdekakan budak
iman.
4. Jika dia berasal dari kaum (dzimmi)
yang (ada) ikatan perjanjian (damai) antara kalian dan mereka, maka (kafarahnya
membayar) tebusan, diserahkan pada ahlinya, dan memerdekakan budak iman.
5. Barangsiapa tidak menjumpai (kemampuan), maka
berpuasa dua bulan berturut-turut, sebagai tobat dari Allah. Sejak dulu Allah Maha Alim Maha Kaya Hikmah.
Ibnu Katsir menjelaskan Sabab Annuzul Ayat yang memuat lima pasal di atas,
namun penjelasan yang lebih jelas dari Azzamakhsyari: تفسير الزمخشري = الكشاف عن حقائق غوامض التنزيل (1/ 548)
وروى
أنّ عياش بن أبى ربيعة- وكان أخا أبى جهل لأمّه- أسلم وهاجر خوفا من قومه إلى
المدينة، وذلك قبل هجرة رسول اللَّه صلى اللَّه عليه وسلم، فأقسمت أمه لا تأكل ولا
تشرب ولا يؤويها سقف حتى يرجع. فخرج أبو جهل ومعه الحارث بن زيد بن أبى أنيسة
فأتياه وهو في أطم فقتل منه أبو جهل في الذروة والغارب، وقال: أليس محمد
يحثك على صلة الرحم، انصرف وبرّ أمك وأنت على دينك، حتى نزل وذهب معهما، فلما فسحا
عن المدينة كتفاه، وجلده كل واحد مائة جلدة، فقال للحارث: هذا أخى، فمن أنت يا
حارث؟ للَّه علىّ إن وجدتك خاليا أن أقتلك، وقدما به على أمه، فحلفت لا يحل كتافه
أو يرتد، ففعل ثم هاجر بعد ذلك وأسلم، وأسلم الحارث وهاجر، فلقيه عياش بظهر قباء-
ولم يشعر بإسلامه- فأنحى عليه فقتله، ثم أخبر بإسلامه فأتى رسول اللَّه صلى اللَّه
عليه وسلم فقال: قتلته ولم أشعر بإسلامه ، فنزلت
فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ فعليه تحرير رقبة.
Artinya:
Telah diriwayatkan, “Sesungguhnya Ayasy bin Abi Rabiah saudara seibu Abu
Jahl, telah Islam dan telah hijrah ke Madinah, karena takut kaumnya. Ini
terjadi sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.
Ibu Ayasy bersumpah ‘takkan makan, takan minum, dan takkan berteduh pada
atap, kecuali jika Ayasy kembali’.
Karena itulah, Abu Jahl bersama Al-Charits bin Zaid bin Abi Unaisah, pergi untuk menemui dia, yang saat itu berada di rumah panggung.
Karena itulah, Abu Jahl bersama Al-Charits bin Zaid bin Abi Unaisah, pergi untuk menemui dia, yang saat itu berada di rumah panggung.
Abu Jahl mencaci-maki pada dia, dan berkata, ‘bukankah Muhammad menganjurkan
agar kau silaturohim? Pulang! Berbaktilah pada ibumu! Kau diperbolehkan
menetapi agamamu’.
Ayasy turun dari (rumah panggung), dan pulang bersama mereka berdua.
Ayasy turun dari (rumah panggung), dan pulang bersama mereka berdua.
Ketika telah jauh dari Madinah, mereka berdua mengikat erat dua tangan
hingga belikat Ayasy. Mereka berdua memukul Ayasy 100 X.
(Dengan marah), Ayasy berkata pada Al-Charits, ‘ini saudara saya! Kau ini
siapa ? (Kok berani memukul saya) hai Al-Charits ?! Demi Allah kalau kau sedang
sendirian, akan saya bunuh!.”
Mereka berdua mendatangkan Ayasy pada ibunya.
(Di Makkah), ibunya bersumpah ‘ikatan tangan Ayasy tidak boleh dilepas,
kecuali jika mau murtad’.
Ayasy (murtad) menuruti kemauan mereka. Lalu setelah itu hijrah dan Islam
lagi (di Madinah).
Al-Charits juga Islam dan hijrah ke Madinah.
Di kota Quba, Ayasy melihat Al-Charits yang dikira belum Islam. Dia menggelandang untuk membunuh Al-Charits.
Dia mendapat khabar bahwa sebetulnya Al-Charits telah Islam.
Di kota Quba, Ayasy melihat Al-Charits yang dikira belum Islam. Dia menggelandang untuk membunuh Al-Charits.
Dia mendapat khabar bahwa sebetulnya Al-Charits telah Islam.
Dia segera datang pada Rasulallah SAW untuk melaporkan, ‘saya telah membunuh,
karena tidak tahu bahwa dia telah Islam’.
Maka kalimat Ayat, ‘Fatachriiru
raqabah (فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ)’
turun untuk Ayasy (secara khusus). Artinya ‘maka (kafarahnya) memerdekakan
budak’.
Berdasarkan kalimat Ayat itu, Ayasy berkewajiban memerdekakan budak iman
(karena Al-Charits yang dibunuh, Islam, baru datang dari Makkah, belum
bermukim di Madinah (kalangan Muslimiin)).
Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia
Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar