Mungkin istilah, "Tata" dari bahasa Sansekerta; ‘kerama’ dari bahasa Arab (Al-Karma/الْكَرْمَ). Hujah bahwa lafal ‘kerama’ berasal dari bahasa Arab adalah dalam Hadits yang disampaikan oleh Al-Qurthubi.[1]
Tatakerama atau Kesopanan Allah pada HambaNya, Maha Sempurna.
Ketika kaum Kafir mengatakan, “Yang mengarang Al-Qur’an adalah Muhammad SAW."
Bagi Allah pernyataan itu merupakan dosa sangat besar. Karena sama dengan berkata, “Kepandaian dan kesaktian Allah, bisa dibandingi oleh selain Allah. Karena ada Tuhan selain Allah.”
Ketika kaum Kafir mengatakan, “Yang mengarang Al-Qur’an adalah Muhammad SAW."
Bagi Allah pernyataan itu merupakan dosa sangat besar. Karena sama dengan berkata, “Kepandaian dan kesaktian Allah, bisa dibandingi oleh selain Allah. Karena ada Tuhan selain Allah.”
Mestinya kaum yang mengatakan demikian itu, diadzab hingga hancur lebur, karena telah menghina Allah dan meremehkan FirmanNya yang sarat dengan Ilmu. Namun ternyata Allah tetap juga memberi Ajaran, yang disampaikan dengan sangat sopan, dan penuh kasih sayang:
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ [هود/13، 14].
Artinya:
Justru mereka berkata, “Dia (Muhammad) yang telah mengarang Al-Qur’an. Katakan ‘datangkanlah sepuluh surat semisalnya yang dikarang! Dan ajaklah yang kalian mampu mengajak selain Allah! Jika kalian telah benar (pernyataannya)!’.”
Jika mereka mutlak tidak bisa mengabulkan tantangan ini pada kalian, maka ketahuilah bahwa:
1), Sungguh Al-Qur’an diturunkan dengan memuat Ilmu Allah.
2), Tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah. Bukankah kalian mau masuk Islam?.[2]
1), Sungguh Al-Qur’an diturunkan dengan memuat Ilmu Allah.
2), Tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah. Bukankah kalian mau masuk Islam?.[2]
Yang perlu dicatat:
1). Am (أَمْ) yang tidak diletakkan setelah a (أَ) artinya bal (بَلْ) atau justru.
2). Kalimat, “Sungguh Al-Qur’an diturunkan dengan memuat Ilmu Allah,” sama dengan, “Sungguh Al-Qur’an bukan karangan Muhammad.”
3). Kalimat, “Jika kalian telah benar pernyataannya,” adalah pelajaran bahwa ‘teori bisa dikatakan benar jika telah teruji kebenarannya’.
4). Hal (هَلْ) dalam fahal (فَهَلْ) diartikan, “Bukankah mau,” karena pertanyaan rayuan agar dijawab ‘ya’.
5). Muslimuun (مُسْلِمُونَ) diartikan, “Masuk Islam, karena (isim fail jamak). Berasal dari ‘aslama (أَسْلَمَ)’ yang artinya masuk Islam.
6). Ketika Manusia mengkufuri Kitab Allah; Allah justru menunjukkan pada mereka dengan sopan, cara membuktikan secara ilmiah yang paling dahsyat sepanjang sejarah, bahwa Al-Qur’an bukan karangan Muhammad, tetapi diturunkan dari Allah dan memuat Ilmu Allah.
7). Petunjuk Allah mengenai 'pembuktian secara ilmiah' yang paling dahsyat sepanjang sejarah kehidupan insan itu, membuahkan hasil berupa ilmu, bahwa Al-Qur’an bukan karangan Muhammad. Tetapi diturunkan dari Allah dan memuat Ilmu Allah, juga membuktikan bahwa Allah hanya satu.
1). Am (أَمْ) yang tidak diletakkan setelah a (أَ) artinya bal (بَلْ) atau justru.
2). Kalimat, “Sungguh Al-Qur’an diturunkan dengan memuat Ilmu Allah,” sama dengan, “Sungguh Al-Qur’an bukan karangan Muhammad.”
3). Kalimat, “Jika kalian telah benar pernyataannya,” adalah pelajaran bahwa ‘teori bisa dikatakan benar jika telah teruji kebenarannya’.
4). Hal (هَلْ) dalam fahal (فَهَلْ) diartikan, “Bukankah mau,” karena pertanyaan rayuan agar dijawab ‘ya’.
5). Muslimuun (مُسْلِمُونَ) diartikan, “Masuk Islam, karena (isim fail jamak). Berasal dari ‘aslama (أَسْلَمَ)’ yang artinya masuk Islam.
6). Ketika Manusia mengkufuri Kitab Allah; Allah justru menunjukkan pada mereka dengan sopan, cara membuktikan secara ilmiah yang paling dahsyat sepanjang sejarah, bahwa Al-Qur’an bukan karangan Muhammad, tetapi diturunkan dari Allah dan memuat Ilmu Allah.
7). Petunjuk Allah mengenai 'pembuktian secara ilmiah' yang paling dahsyat sepanjang sejarah kehidupan insan itu, membuahkan hasil berupa ilmu, bahwa Al-Qur’an bukan karangan Muhammad. Tetapi diturunkan dari Allah dan memuat Ilmu Allah, juga membuktikan bahwa Allah hanya satu.
قال صلى الله عليه وسلم: " لقد عجبت من يوسف وصبره وكرمه والله يغفر له حين سئل عن البقرات لو كنت مكانه لما أخبرتهم حتى اشترط أن يخرجوني ولقد عجبت منه حين آتاه الرسول ولو كنت مكانه لبادرتهم الباب
Artinya:
Nabi SAW bersabda, “Niscaya saya benar-benar telah takjub pada kesabaran dan kesopanan Yusuf AS. Semoga Allah mengampuni 'ketika dia ditanya' tentang mimpi raja ‘melihat tujuh sapi’. Kalau saya yang menjadi dia, niscaya mereka tidak saya beri tahu arti mimpi itu, sehingga saya mengajukan syarat 'mereka mengeluarkan saya dari penjara'. Saya juga telah takjub pada saat beliau didatangi utusan (raja), agar menghadap raja. Kalau saya yang menjadi dia, niscaya telah mendahului mereka menuju pintu keluar (untuk datang pada raja).”
Nabi SAW menyatakan ‘kesopanan Yusuf’ dalam Hadits tersebut, dengan lafal karamihi (كرمه), yang asalnya karam yang kata dasarnya Al-Karm (الْكَرْمَ).
[2] Am (أَمْ) di sini diartikan justru karena sebelumnya tidak ada a (أَ). Merujuk: تفسير الجلالين - (ج 3 / ص 485)
{ أَمْ } بل أ { يَقُولُونَ افتراه } أي القرآن؟ .
0 komentar:
Posting Komentar