Cerbung (Cerita Bersambung)
Tidak
berlebihan jika mengenai Khalid bin Al-Walid, Rasulullah SAW bersabda, “Saifun min Suyufillah (سَيْفٌ مِنْ سُيُوفِ اللهِ).” Yang artinya ‘dia termasuk di antara Pedang-Pedang Allah’. Ketangkasan dan keberanian dia di dalam berperang, benar-benar
sempurna. Karena telah mendapatkan Doa dari nabi SAW. Dan di pecinya terselib
jambul Rasulillah SAW yang barokah. Dan memang dia ingin menebus dosa dan
kesalahannya sewaktu masih kafir, dengan cara membela Allah, melalui Perang-Sabil.
Ambisinya ingin mati-syahid benar-benar telah bulat, sehingga keberaniannya di
hadapan lawan, sempurna.
Gambaran
kemasyhuran nama Khalid di kalangan lawan, yakni kaum Romawi:
Sekitar akhir tahun 17 Hijriah, kaum Romawi
berduyun-duyun memenuhi medan perang sangat luas, menonton
pertempuran sengit tokoh-besar mereka, Nastharus bin Rubil melawan Addhochak yang
wajah, suara, busana, dan kudanya, mirip yang dimiliki oleh Khalid bin Al-Walid.
Nama Khalid sangat terkenal di negeri Anthakiyah
wilayah Romawi Timur; tempat peperangan tersebut. Hingga kaum yang
berjubel menonton perkelahian itu makin melaut. Bahkan pasukan berkuda Anthakiyah terhalang
oleh penonton yang makin banyak. Tali-tali panggung kehormatan Nastharus sama
putus, oleh arus lautan
penonton. Bahkan kursi kehormatan Nastarus juga rusak, terinjak-injak oleh penonton yang tidak bisa
dikendalikan. Panggung tinggi itu hampir runtuh yang pasti akan menewaskan
orang banyak. Perhatian mereka tertuju pada Addhachak dan
Nastarus yang berkelahi dengan pedang. Mereka
berharap semoga Nastarus menaklukkan Addhachak yang dikira Khalid.
Panggung tinggi besar itu runtuh oleh penonton berjumlah ribuan, yang memanjat atap. Dan menewaskan orang berjumlah sangat banyak.
Sejak
sebelum itu nama Khalid telah masyhur, sehingga Umar justru menurunkan dari
jabatan Panglima-Besar. Karena takut jika suatu saat nanti, Khalid RA dikultuskan oleh manusia.
0 komentar:
Posting Komentar