Cerbung (Cerita Bersambung)
Amir bin Thufail veteran Perang Damaskud, berkisah, “Saat itu
saya bergabung dalam pertempuran tersebut. Saya berada di barisan tengah.
Saya dan kawan-kawan menyaksikan perkelahian Khalid melawan Azazir.
Ketika Azazir kabur memacu kuda secepat-cepatnya, Khalid mengejar dengan kuda yang larinya kalah cepat.
Kami mengikuti, memacu kuda, untuk menyaksikan yang akan terjadi. Ternyata Azazir tampak sombong.”
Ketika Azazir kabur memacu kuda secepat-cepatnya, Khalid mengejar dengan kuda yang larinya kalah cepat.
Kami mengikuti, memacu kuda, untuk menyaksikan yang akan terjadi. Ternyata Azazir tampak sombong.”
Di
dalam hati, Azazir berkata,
“O
Allah! Orang kampung itu pasti takut saya! Saya akan menunggu, siapa tahu dia
datang kemari! Dia akan saya tangkap! Semoga Al-Masih menolong saya!.”
Khalid datang dengan kudanya yang basah, oleh keringat bercucuran.
Ketika Khalid mendekat; Azazir membentak, “Hai orang Arab! Jangan menyangka saya lari karena takut kau! Saya belum membunuh kau, karena kau masih muda! Kasihanilah dirimu sendiri! Tapi kalau kau bosan hidup, saya yang akan menggiring kau pada kematian! Saya Pencabut nyawa! Saya Malaikat Maut!.”
Ketika Khalid mendekat; Azazir membentak, “Hai orang Arab! Jangan menyangka saya lari karena takut kau! Saya belum membunuh kau, karena kau masih muda! Kasihanilah dirimu sendiri! Tapi kalau kau bosan hidup, saya yang akan menggiring kau pada kematian! Saya Pencabut nyawa! Saya Malaikat Maut!.”
Khalid turun dari kudanya sambil menghunus pedang. Dengan gagah berani, dia mendekati Azazir.
Azazir makin yakin bahwa dirinya akan mampu membunuh Khalid.
Dia memacu kudanya, untuk mengelilingi
Khalid yang berjalan.
Pedangnya ditebaskan agar kepala Khalid terbelah. Tapi terkejut, karena kepala Khalid bergeser. Dan ada teriakan keras.
Tahu-tahu tubuh Azazir terpental bersama kuda yang kaki-kakinya putus, oleh tebasan pedang
Khalid.
Azazir bangkit untuk lari kencang, menuju pasukannya.
Namun gerakannya terhalang oleh tangan Khalid yang memegang erat. Dengan
terengah-engah dia grogi mendengar bentakan Khalid, “Hai Musuh Allah! Malaikat yang namanya kau
pinjam, telah marah padamu! Sadarilah bahwa dia telah datang kemari untuk
mencabut ruhmmu! Kau akan dimasukkan ke dalam Jahannam!”
Khalid hampir membanting Azazir ke tanah.
Namun pasukan Damaskus bergerak, untuk menyerang Khalid, dan melepaskan pimpinan mereka.
Di depan pasukan Damaskus, Khalid
menodong Azazir dengan pedang.
Mereka
takut jika Khalid memotong leher Azazir. Dan terkejut oleh datangnya
bala-bantuan untuk Khalid, di bawah pimpinan Abu Ubaidah bin Al-Jarrach, dari
kota Bushra.
0 komentar:
Posting Komentar