Rasulullah
SAW bersabda, “Sholat adalah timbangan. Barangsiapa mengamalkan dengan tepat,
maka mendapat pahala sempurna.” [1]
Bahasa
Arabnya, “Assholaatu miizaanun man aufaa istaufaa (الصَّلاةُ مِيزَانٌ مَنْ أَوْفَى اسْتَوْفَى ).”
Menurut
Al-Bani, kedudukan Hadits ini, dhoif. Tapi karena memperjelas maksud Hadits
lainnya, maka boleh dijadikan rujukan. Hadits ini juga ditulis di dalam kitab
Assayuthi, yaitu tokoh ulama Hadits yang kalau dirunut, sebagai gurunya gurunya
KH Nurhasan.
Mengenai
maksud Hadits tersebut, Al-Munawi menjelaskan:
“Maksud ‘timbangan’ di sini,
timbangan iman. ‘Barangsiapa mengamalkan dengan tepat’, maksunya
kewajiban-kewajiban dan anjuran-anjuran yang berhubungan dengan sholat tersebut,
diamalkan dengan tepat. Maka maka mendapat pahala sempurna, berbentuk
kebahagiaan. Yang pertama berupa kampung pahala, yang kedua berupa selamat dari
beratnya siksaan.
Sholat timbangan iman insan,
karena merupakan 'bisik-bisik' pada Rohman, yang tanpa tabir penghalang. Dengan sholat,
diketahui cinta dia pada Rohman. Karena bagi orang yang mencintai
kekasih, maka tidak ada yang lebih nikmat daripada berduaan dengan kekasih. Karena
harapannya terwujud.
Assahrudi berkata, “Musstaq
(Lahirnya istilah) sholat, dari Assholyu (الصلى) yang artinya api dan kayu bengkok. Jika mereka
ingin meluruskan, maka kayu tersebut didekatkan pada api. Di sini, hamba diibaratkan
sebagai kayu bengkok, karena cenderung melakukan kejelekan. Sedangkan Tabir
Sinar Wajah Allah yang Maha Mulia 'jika dibuka', membakar semua yang terkena
SinarNya. Yakni sebagian Cahaya Tuhan yang Maha Dahsat 'mengenai orang' yang
sholat. Hamba selamanya cenderung bengkok. Maka yang melakukan sholat, seperti
orang yang meluruskan kayu dengan panasnya api sholat. Barangsiapa meluruskan
dirinya dengan api sholat, maka takkan masuk neraka, kecuali sekedar sebagai
Pelaksanaan Sumpah Tuhan.” [2]
[1]
(حديث مرفوع) أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ ،
حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي الْحَسَنِ ، ثنا مَكِّيُّ بْنُ عَبْدَانَ ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَخْلَدٍ ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَارِثِ مَوْلَى بَنِي هَاشِمٍ ، ثنا يَحْيَى بْنُ مُنَبِّهٍ ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ ، عَنْ كُرَيْبٍ ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قال : قال
رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " الصَّلاةُ مِيزَانٌ مَنْ أَوْفَى اسْتَوْفَى
" .
[ص:249]
5188 - (الصلاة ميزان) أي هي ميزان الإيمان (فمن أوفى) بأن حافظ عليها بواجباتها ومندوباتها
(استوفى) ما وعد به من الفوز بدار الثواب والنجاة من أليم العقاب وبالصلاة يوزن إيمان
الإنسان لأنها محل مناجاة الرحمن لا واسطة فيها بين المصلي وربه وبها تظهر أثر المحبة
لأنه لا شيء ألذ عند المحب من الخلوة بمحبوبه ليفوز بمطلوبه <تنبيه> قال السهروردي:
اشتقاق الصلاة من الصلى وهو النار والخشبة المعوجة إذا أرادوا تقويمها تعرض على النار
وفي العبد اعوجاج لوجود نفسه الأمارة بالسوء وسبحات وجه الله الكريم لو كشف حجابها
أحرقت من أدركته يصيب بها المصلي من وهج السطوة الإلهية والعظمة الربانية ما يزول به
اعوجاجه بل يتحقق معراجه فالمصلي كالمصلي بالنار ومن اصطلى بنار الصلاة وزال بها اعوجاجه
لا يعرض على النار إلا تحلة القسم.
0 komentar:
Posting Komentar