SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2013/03/30

Kajian Al-Baqarah 62 - 64


{إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (63) ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَكُنْتُمْ مِنَ الْخَاسِرِينَ (64)} [البقرة: 62 - 64].

Di atas ada beberapa huruf ‘waw (وَ)’ yang tidak diartikan ‘dan’, karena sebagai koma (athof).
Kaum Yahudi, Shabiin, dan Nashrani, yang dimaksud dalam Ayat di atas, yang telah berlalu dan benar-benar mengikuti Nabi mereka. 
Ibnu Kastir menyitir penjelasan Assuddi: تفسير ابن كثير (1 / 284):
وَقَالَ السُّدِّيُّ: {إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا} الْآيَةَ: نَزَلَتْ فِي أَصْحَابِ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ، بَيْنَا هُوَ يُحَدِّثُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذْ ذَكَرَ أَصْحَابَهُ، فَأَخْبَرَهُ خَبَرَهُمْ، فَقَالَ: كَانُوا يَصُومُونَ وَيُصَلُّونَ وَيُؤْمِنُونَ بِكَ، وَيَشْهَدُونَ أَنَّكَ سَتُبْعَثُ نَبِيًّا، فَلَّمَا فَرَغَ سَلْمَانُ مِنْ ثَنَائِهِ عَلَيْهِمْ، قَالَ لَهُ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَا سَلْمَانُ، هُمْ مِنْ أَهْلِ النَّارِ". فَاشْتَدَّ ذَلِكَ عَلَى سَلْمَانَ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ هَذِهِ الْآيَةَ، فَكَانَ إِيمَانُ الْيَهُودِ: أَنَّهُ مَنْ تَمَسَّكَ بِالتَّوْرَاةِ وَسُنَّةِ مُوسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ؛ حَتَّى جَاءَ عِيسَى. فَلَمَّا جَاءَ عِيسَى كَانَ مَنْ تَمَسَّكَ بِالتَّوْرَاةِ وَأَخَذَ بِسُنَّةِ مُوسَى، فَلَمْ يَدَعْهَا وَلَمْ يَتْبَعْ عِيسَى، كَانَ هَالِكًا. وَإِيمَانُ النَّصَارَى أَنَّ مَنْ تَمَسَّكَ بِالْإِنْجِيلِ مِنْهُمْ وَشَرَائِعِ عِيسَى كَانَ مُؤْمِنًا مَقْبُولًا مِنْهُ حَتَّى جَاءَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَمَنْ لَمْ يتبعْ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهُمْ ويَدَعْ مَا كَانَ عَلَيْهِ مِنْ سُنَّةِ عِيسَى وَالْإِنْجِيلِ -كَانَ هَالِكًا.

Artinya:
Assuddi berkata (Firman), “Sesungguhnya orang-orang yang telah beriman dan telah (beragama) Yahudi, kaum Nashrani, dan kaum Shabiin; barangsiapa telah beriman pada Allah dan hari akhir, dan telah beramal shalih, maka berhak mendapatkan pahala mereka di sisi Tuhan mereka. Tiada khawatir atas mereka, dan mereka takkan susah.” Turun mengenai sahabat-sahabat Salman Al-Farisi. Suatu ketika dia bercerita pada Nabi SAW; saat itu dia ingat para sahabatnya. Pada Nabi SAW, dia melaporkan, “Dulu mereka berpuasa dan shalat, beriman dan bersaksi bahwa Kau akan diutus sebagai Nabi SAW.”
Ketika Salman telah selesai menyanjung mereka; Nabi SAW bersabda, “Ya Salman! Mereka tergolong ahli neraka.”  
Sabda itu membuat Salman syok. Lalu Allah menurunkan ini Ayat (untuk membenarkan Sabda Nabi SAW). Itu berarti iman kaum Yahudi yang dimaksud; mereka yang berpegangan kitab Taurat dan Sunnah Nabi Musa AS, hingga datang Nabi Isa AS. Ketika Isa AS telah datang; orang yang berpegangan kitab Taurat dan Sunnah Nabi Musa AS, namun tidak mau mengikuti Nabi Isa AS, maka rusak. Iman kaum Nashrani yang diterima, yang mau berpegangan pada Injil dan Syariat-Syariat Nabi Isa AS, hingga Muhammad SAW datang. (Sekarang) barangsiapa tidak mau mengikuti Muhammad SAW, dan meninggalkan Sunnah-sunnah yang telah dilakukan oleh Isa AS, maupun Injil; maka rusak.

Ibnu Katsir juga menjelaskan: تفسير ابن كثير (1 / 284):
وَقَالَ ابْنُ أَبِي حاتم: وروي عن سعيد بن جبير نحو هَذَا قُلْتُ: وَهَذَا لَا يُنَافِي مَا رَوَى عَليّ بْنُ أَبِي طَلْحَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: {إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ} الْآيَةَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ بَعْدَ ذَلِكَ: {وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ} [آل عمران: 85].
فَإِنَّ هَذَا الَّذِي قَالَهُ [ابْنُ عَبَّاسٍ] إِخْبَارٌ عَنْ أَنَّهُ لَا يَقْبَلُ مِنْ أَحَدٍ طَرِيقَةً وَلَا عَمَلًا إِلَّا مَا كَانَ مُوَافِقًا لِشَرِيعَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ أَنْ بَعَثَهُ [اللَّهُ] بِمَا بَعَثَهُ بِهِ، فَأَمَّا قَبْلَ ذَلِكَ فَكُلُّ مَنِ اتَّبَعَ الرَّسُولَ فِي زَمَانِهِ فَهُوَ عَلَى هُدًى وَسَبِيلٍ وَنَجَاةٍ، فَالْيَهُودُ أَتْبَاعُ مُوسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ، الَّذِينَ كَانُوا يَتَحَاكَمُونَ إِلَى التَّوْرَاةِ فِي زَمَانِهِمْ.
وَالْيَهُودُ مِنَ الْهَوَادَةِ وَهِيَ الْمَوَدَّةُ أَوِ التَّهَوُّدُ وَهِيَ التَّوْبَةُ؛ كَقَوْلِ مُوسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ: {إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ} [الْأَعْرَافِ: 156] أَيْ: تُبْنَا، فَكَأَنَّهُمْ سُمُّوا بِذَلِكَ فِي الْأَصْلِ لِتَوْبَتِهِمْ وَمَوَدَّتِهِمْ فِي بَعْضِهِمْ لِبَعْضٍ.
[وَقِيلَ: لِنِسْبَتِهِمْ إِلَى يَهُوذَا أَكْبَرِ أَوْلَادِ يَعْقُوبَ عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَقَالَ أَبُو عَمْرِو بْنُ الْعَلَاءِ: لِأَنَّهُمْ يَتَهَوَّدُونَ، أَيْ: يَتَحَرَّكُونَ عِنْدَ قِرَاءَةِ التَّوْرَاةِ] .
فَلَمَّا بُعِثَ عِيسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَبَ عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ اتِّبَاعُهُ وَالِانْقِيَادُ لَهُ، فَأَصْحَابُهُ وَأَهْلُ دِينِهِ هُمُ النَّصَارَى، وَسُمُّوا بِذَلِكَ لِتَنَاصُرِهِمْ فِيمَا بَيْنَهُمْ، وَقَدْ يُقَالُ لَهُمْ: أَنْصَارٌ أَيْضًا، كَمَا قَالَ عِيسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ: {مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ} [آلِ عِمْرَانَ: 52] وَقِيلَ: إِنَّهُمْ إِنَّمَا سُمّوا بِذَلِكَ مِنْ أَجْلِ أَنَّهُمْ نَزَلُوا أَرْضًا يُقَالُ لَهَا نَاصِرَةٌ، قَالَهُ قَتَادَةُ وَابْنُ جُرَيج، وَرُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَيْضًا، وَاللَّهُ أَعْلَمُ. وَالنَّصَارَى: جَمْعُ نَصْرَانَ  كَنَشَاوَى جَمْعُ نَشْوَانَ، وَسُكَارَى جَمْعُ سَكْرَانَ

Artinya:
Ibnu Abi Hatim berkata, “Ada Hadits sepadan ini, diriwayatkan dari Said bin Jubair.
Saya berkata '(Riwayat) ini' bukan me-nafi (niada)kan yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas RASesungguhnya 1), kaum yang telah beriman dan telah (beragama) Yahudi, 2), kaum Nashrani, 3), dan kaum Shabiin; Barangsiapa telah beriman pada Allah dan hari akhir, dan telah beramal shalih, maka berhak mendapatkan pahala mereka di sisi Tuhan mereka. Tiada khawatir atas mereka, dan mereka takkan susah’. Lalu setelah itu Allah menurunkan Firman ‘Barang siapa mencari selain Islam, sebagai agama, maka takkan diterima darinya. Dan di akhirat dia tergolong kaum Rugi. [Qs Ali Imron 85].

Sungguh ucapan Ibnu Abbas RA ini, pemberitaan bahwa ‘sungguh Allah setelah mengutus dia SAW untuk membawa yang dibawa; Allah takkan menerima jalan atau amalan, kecuali yang sesuai dengan Syariat Muhammad SAW.
Adapun sebelum itu; semua orang yang mengikuti Rasul di zamannya, berarti telah berpegangan pada Petunjuk, Jalan Benar, dan Keselamatan. 

Kaum Yahudi, pengikut Nabi Musa AS, yang merujuk hukum Taurat pada zaman mereka. Lafal ‘yahud’ berasal dari ‘hawadah’ yaitu cinta-kasih, atau berasal dari ‘tahawwud’ yang berarti tobat. Seperti ucapan Musa AS, “Sungguh kami  hudnaa (هُدْنَا) padaMu.” [Al-Araf 156]. Maksudnya ‘bertobat’.
Ada yang berkilah, “Mereka diberi nama Yahudi, karena putra tertua Nabi Yaqub AS adalah Yahudza.”
Abu Amer bin Ala berkata, “Mereka diberi nama Yahudi, karena ‘yatahawwaduun (يَتَهَوَّدُونَ)’ artinya bergerak-gerak ketika membaca kitab Taurat.”
Ketika Isa telah diutus sebagai Rasul; Bani Israil diwajibkan mengikuti dan mentaati. Para sahabat Isa AS dan kaum pemeluk agamanya disebut Nashara. Mereka diberi nama demikian karena saling menolong. Mereka juga diberi nama kaum Anshar; sebagaimana Isa AS pernah berkata, “Siapa penolong-penolongku untuk Allah?”
Kaum Hawari berkata, “Kami Penolong-Penolong Allah.” [Ali Imron 52].
Ada yang berkilah, “Sungguh diberinama Nashara, karena mereka bertempat di desa Nasaret,” terang Qatadah dan Ibnu Juraij. Yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA juga demikian. Wallohu alam.
Nashara jamak dari Nashran, seperti ‘Nasyawa’ jamak dari ‘Nasywan’; sukara jamak dari ‘sukran’. Sungguh sepertinya mereka diberi nama ‘Yahudi’, yang artinya bertobat dan saling menyayang sesama mereka. 



Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil Sumpah kalian, dan Kami angkat Gunung atas kalian. “Ambil dengan kuat, yang telah Kami berikan pada kalian! Dan ingatlah yang di dalamnya! Agar kalian bertaqwa!.” (63)
Lalu (mulai) dari (sejak) itu, kalian berpaling. Kalau tiada Kefadholan dan Rahmat Allah atas kalian, niscaya kalian telah tegolong orang-orang Rugi. (64)

Bersambung


Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi

0 komentar:

Posting Komentar