Setelah Perang Badar, penjahat atas Islam yang sering disebut ‘si syetan’, yakni Umair bin Waheb Al-Jumahi, mengobrol dengan tokoh kaum Musrik
bernama Shafwan bin Umayah. Tadinya Umair suka mengolok-olok nabi SAW dan para
sahabatnya. Dia bersedih karena ayahnya bernama Waheb, ditawan oleh umat Islam.
Shafwan berkata, “Setelah orang-orang kita gugur di Badar, tiada
lagi kebaikan yang berarti.”
Umair membenarkan, “Kau benar! Kalau bukan karena hutang saya yang
belum lunas; dan mengkhawatirkan keluaga yang menjadi tanggungan saya; niscaya
Muhammad telah saya datangi dengan kendaraan saya ini, untuk saya bunuh.”
Shafwan berkata, “Hutangmu akan saya lunasi. Dan kehidupan keluargamu
saya tanggung, bersama keluarga saya.”
Umair datang ke Madinah untuk menghadap nabi SAW.
Nabi perintah agar Umar ‘membebaskan’ dia menghadap. Namun Umar RA, memegang tali pedang Umair. Dan berkata, “Masuklah ke kamar untuk mengamankan nabi! Jagalah penjahat ini!,” pada kaum Anshar.
Nabi perintah agar Umar ‘membebaskan’ dia menghadap. Namun Umar RA, memegang tali pedang Umair. Dan berkata, “Masuklah ke kamar untuk mengamankan nabi! Jagalah penjahat ini!,” pada kaum Anshar.
Lalu bersabda, “Mendekatlah hai Umair! Keperluanmu apa?.”
Dia menjawab, “Saya datang untuk mengurus tawanan ini.”
Nabi perintah, “Jujurlah!.”
Dia menjawab, “Betul. Tujuan saya hanya itu.”
Lalu terkejut, karena nabi SAW bersabda, “Yang benar, kau telah duduk besama Shafwan. Dan telah bersepakat ‘bergini dan begini’ antara
kalian.”
Tak lama kemudian, Umair berkata, “Saya bersaksi bahwa engkau
sungguh-sungguh Utusan Allah. Kesepakatan ini hanya saya dan Shafwan yang tahu.
Segala Puji bagi Allah yang telah membimbing saya pada Islam.”
Pada para sahabat, nabi perintah, “Ajarkan agama padanya! Ajari dia
bacaan Al-Qur’an! Dan ayahnya yang menjadi tawanan, lepaslah untuknya!.”
Para sahabat bergerak, untuk melepaskan Umair.
Umair berkata, “Ya Rasulallah, saya dulu sangat jahat pada kaum
Muslimiin. Betapa bahagia, jika saya diberi ijin ‘datang ke Makkah’, untuk
mengajak menyembah Allah. Dan untuk mengolok-olok agama kaum Kafir; seperti
dulu saya mengolok-olok para sahabat kau.”
Nabi SAW memberi ijin padanya.
Dengan bahagia, Shafwan berkata, “Berbahagialah! Tak lama lagi
akan ada kejadian besar yang akan segera mengobati sakit hati, atas kekalahan
kita di Badar.”
Ternyata tidak seperti yang diharapkan oleh Shafwan; Umair pulang
ke Makkah, untuk mengajak kaumnya, agar menyembah Allah. Kaum yang mengikuti
ajakannya, banyak sekali. Yang menentang dia, diolok-olok dengan pedas. [1]
Bersambung
Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta
وَجَلَسَ عُمَيْرُ
بْنُ وَهْبٍ الْجُمَحِيُّ مَعَ صَفْوَانَ بْنِ أُمَيَّةَ بَعْدَ بَدْرٍ، وَكَانَ شَيْطَانًا
مِمَّنْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ وَأَصْحَابَهُ، وَكَانَ ابْنُ وَهْبٍ فِي الْأُسَارَى،
فَقَالَ صَفْوَانُ: لَا خَيْرَ فِي الْعَيْشِ بَعْدَ مَنْ أُصِيبَ بِبَدْرٍ. فَقَالَ
عُمَيْرٌ: صَدَقْتَ، وَلَوْلَا دَيْنٌ عَلَيَّ، وَعِيَالٌ أَخْشَى ضَيْعَتَهُمْ لَرَكِبْتُ
إِلَى مُحَمَّدٍ حَتَّى أَقْتُلَهُ. فَقَالَ صَفْوَانُ: دَيْنُكَ عَلَيَّ، وَعِيَالُكَ
مَعَ عِيَالِي أُسْوَتُهُمْ. فَسَارَ إِلَى الْمَدِينَةِ فَقَدِمَهَا، فَأَمَرَ النَّبِيُّ
- صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ بِإِدْخَالِهِ عَلَيْهِ،
فَأَخَذَ عُمَرُ بِحَمَّالَةِ سَيْفِهِ وَقَالَ لِرِجَالٍ مَعَهُ مِنَ الْأَنْصَارِ:
ادْخُلُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَاحْذَرُوا
هَذَا الْخَبِيثَ. فَلَمَّا رَآهُ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
- قَالَ لِعُمَرَ: اتْرُكْهُ، ثُمَّ قَالَ: ادْنُ يَا عُمَيْرُ، مَا جَاءَ بِكَ؟ قَالَ:
جِئْتُ لِهَذَا الْأَسِيرِ. قَالَ: اصْدُقْنِي. قَالَ: مَا جِئْتُ إِلَّا لِذَلِكَ.
قَالَ: بَلْ قَعَدْتَ أَنْتَ وَصَفْوَانُ، وَجَرَى بَيْنَكُمَا كَذَا وَكَذَا. فَقَالَ
عُمَيْرٌ: أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ، هَذَا الْأَمْرُ لَمْ يَحْضُرْهُ إِلَّا
أَنَا وَصَفْوَانُ، فَالْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانِي لِلْإِسْلَامِ. فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَقِّهُوا أَخَاكُمْ فِي دِينِهِ، وَعَلِّمُوهُ
الْقُرْآنَ، وَأَطْلِقُوا لَهُ أَسِيرَهُ. فَفَعَلُوا. فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
كَنْتُ شَدِيدَ الْأَذَى لِلْمُسْلِمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ تَأْذَنَ لِي، فَأَقْدَمَ
مَكَّةَ فَأَدْعُوَ إِلَى اللَّهِ وَأُوذِيَ الْكُفَّارَ فِي دِينِهِمْ كَمَا كُنْتُ
أُوذِي أَصْحَابَكَ. فَأَذِنَ لَهُ، فَكَانَ صَفْوَانُ يَقُولُ: أَبْشِرُوا الْآنَ
بِوَقْعَةٍ تَأْتِيكُمْ تُنْسِيكُمْ وَقْعَةَ بَدْرٍ فَلَمَّا قَدِمَ عُمَيْرٌ أَقَامَ
بِهَا يَدْعُو إِلَى اللَّهِ، فَأَسْلَمَ مَعَهُ نَاسٌ كَثِيرٌ، وَكَانَ يُؤْذِي مَنْ
خَالَفَهُ..
0 komentar:
Posting Komentar