SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2012/02/08

KW 186: Dakwah ke Qaisariayah


 (Bagian ke-186 dari seri tulisan Khalid bin Walid)
Pertempuran menegangkan

Di hari yang menegangkan itu pasukan Arab telah berhadap-hadapan dengan pasukan Romawi yang berjumlah jauh lebih banyak. Filasthin menjadikan 80.000 pasukannya menjadi tiga. Yang pejalan kaki ditempatkan di barisan depan; dua barisan berada di belakang, sebelah kanan dan sebelah kiri.

Filasthin yang dinaungi Salib oleh seorang berkuda, memacu kudanya kedepan untuk melihat Amer yang membuat tiga barisan pasukannya merapat bersatu. Sebelah kanan terdiri dari para sahabat nabi SAW di bawah pimpinan Syurachbil bin Chasanah penulis wahyu Rasulillah SAW. Sebelah kiri di bawah pimpinan Shabub bin Jabalah Allaitsi yang sangat lihai berkuda. 

Tiba-tiba seorang berkuda dari Romawi muncul dengan berbusana sutra dibaj yang gemerlapan. Pembawa perisai itu membawa tombak panjang, berkalung Salib dari emas. Dia memacu kudanya kedepan, lalu menancapkan tombaknya di tanah dan memasang anak panah pada busurnya. Anak panah yang dibidikkan melesat cepat dan melukai lelaki Arab. Bidikan panah kedua menembus dan menggugurkan lelaki Arab lainnya. 

Amer terkejut saat menyaksikan dua pasukannya luka dan gugur. Lalu berteriak, “Hai! Lihatlah orang laknat itu telah memanah dua saudara kita! Balaslah!.”
Lelaki dari Tsaqif berbusana perang sederhana, muncul untuk membela dua kawannya. Dia yang tak membawa perisai itu disangka akan menjadi sasaran ketiga, oleh lelaki Romawi berpanah itu. 
Si lelaki Romawi meluncurkan anak panah yang segera melesat dan menancap pada baju perang pelindung dada lelaki dari Tsaqif itu.

Lelaki Romawi yang terkenal ahli memanah itu terkejut dan berang ketika melihat anak panahnya yang ketiga tak mampu membunuh musuh. Karena kebanyakan yang dipanah pasti tewas. Bahkan dia semakin terkejut ketika tahu-tahu lehernya terasa perih dan terasa seakan-akan tenggelam di lautan air mendidih, dan tak bisa bernafas. Dia tewas oleh anak panah lawan yang kecepatan luncurnya di luar batas, menembus leher dan menumpahkan darah merah. Dia tewas.

Lelaki dari Tsaqif mendekati untuk mengambil kuda dan helm perang milik dia yang tewas. Mayat ditarik sehingga pasukan Muslimiin, terutama pamannya menyambut dengan berbahagia atas kemenangannya. Mayat itu diserahkan pada Amer.

Pasukan Romawi terkejut karena tokoh besar mereka tewas oleh lelaki Arab. Mereka menunjukkan jari ke langit dan berkata, “Yang menolong mereka para malaikat dari langit.” 
Filasthin marah dan berteriak pada seorang bahriq: “Balaslah dan belalah agama kalian!.”

Seorang bathriq berbusana sutra dibaj hijau berkalung Salib emas, muncul diikuti pelayannya. Setelah mendekat, menantang berkelahi. Tantangannya diabaikan oleh kaum Musimiin.

Amer berteriak, “Siapa berani melawan dia dengan niat menyerahkan diri pada Allah?!.”
Seorang lelaki berkata, “Saya yang akan menghadapi dia.”
Amer berdoa, “Semoga Allah memberi kau barakah!.”
Lelaki Muslim itu bergerak cepat melancarkan serangan atas lawan yang segera menangkis dan menyerang dengan garang. Pedang sang bathrik ditebaskan atas lelaki Muslim yang menangkis dengan perisai kulit yang langsung terbelah, “Crok!.”
Lelaki Muslim menebaskan pedangnya, “Trang!” Dan helm perang sang bathriq terbelah menjadi dua. Sang bathriq mundur menghindari tebasan berikutnya. Lalu menebaskan pedangnya namun hanya menggores dan mengucurkan darah, karena dihindari.
Lelaki Muslim kesakitan dan mundur, lalu mendengar teguran, “Kalau betul menyerahkan diri pada Allah tentunya tidak mundur dari musuhnya.” 
Lelaki Muslim mengumpat, “Kurang ajar! Kau akan saya balas!.” Tetapi langkahnya terhenti oleh perintah, “Pakailah helm perang dan perisai ini lalu majulah!.” 
Dia menjawab, “Keyakinan saya pada kekuatan Allah jauh lebih besar daripada pada helm perang.” Lalu bergerak cepat ke arah sang bathriq sambil membaca syair:
Saat saya akan menyerang lawan
Temanku mengucapkan
Bawalah perisai untuk menangkis serangan lawan
Saya bersumpah dengan sungguhan
Helm perang kutinggalkan
Agar segera masuk surga yang mengagumkan

Pasukan Muslimiin berdoa untuknya, “Ya Allah, berilah yang dia harapkan.”
Lelaki itu menyerang cepat pada sang bathriq dengan tusukan pedang yang menembus lengan hingga menewaskan sang bathriq. Lalu loncat dan mengamuk hingga beberapa lawan tewas oleh tebasan pedangnya. Tetapi serangan dari banyak lawan dari berbagai penjuru berhasil menggugurkan dia. 

Amer berkata, “Dia telah menukarkan dirinya dengan surga dari Allah. ‘Ya Allah, berilah yang dia minta’.”

0 komentar:

Posting Komentar