SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2015/08/19

Hajar dan Ismail AS



 



Hajar dan Ismail di Makkah


Ibnu Abbas bercerita, “Wanita mempergunakan ikat pinggang (setagen), berawal dari (Hajar) Ibu Nabi Ismail AS. Dia memakai setagen dari kain untuk menutup bekas pijakan kakinya, karena (bersitegang dengan) Sarah.
Ibrahim AS membawa Hajar dan anaknya yang masih menyusu. Untuk menempatkan mereka di dekat Baitullah, dekat pohon besar. Sebelah atas Zamzam, sebelah atas Masjidil-Haram (yang dulu). Saat itu, belum ada orang yang tinggal di Makkah, karena belum ada airnya.
Di situ, Ibrahim meletakkan istri dan putranya. Bekal yang ditinggalkan se-jirob (wadah) kurma, dan se-siqok (wadah) air.
Ibrahim AS meninggalkan mereka berdua.”
Hajar mengikuti sambil berkata, “Kau akan pergi kemana? Meninggalkan kami di jurang yang tidak berpenghuni? Dan tidak ada sesuatu yang bermanfaat?.”
Pertanyaannya diulang-ulang, namun Ibrahim AS tidak menoleh. Setelah ditanya, “Apakah Allah yang perintah demikian padamu? Dia menjawab ‘betul’.”
(Dengan sedih) Hajar berkata, “Kalau begitu, Allah takkan menyia-nyiakan kami.” Lalu pulang kerumahnya.
Ketika telah menaiki pegungungan jauh dari mereka, Ibrahim AS menghadap ke Baitullah, lalu mengangkat dua tangannya dan berdoa, “Tuhanku! Sungguh hamba telah menempatkan sebagian anak hamba, di jurang yang tak menghasilkan gandum, di sisi RumahMu Al-Muharram! Tuhan kami! Agar mereka menegakkan shalat! Jadikan hati sebagian manusia ‘condong’ pada mereka! Berilah mereka sebagian buah-buahan! Agar mereka bersukur.”

Hajar menyusui Ismail, dan minum air yang tersedia. Ketika telah kehabisan air, dia dan putranya kehausan. (Dengan sedih) dia melihat putranya lemas. Dia bergegas pergi dan mendaki gunung terdekat, Shofa.
Di atas, dia mengamati bawah dengan harapan seorang datang. Karena harapannya tidak terwujud, dia turun dan berjalan terus. Ketika sampai jurang, dia menyingsingkan kainnya dan berjalan cepat, hingga melewati jurang. Perjalanan diteruskan hingga mendaki gunung Marwah.
Di atas gunung, dia berdiri untuk melihat orang yang akan datang, namun harapannya tidak terwujud. Dan mengulang perbuatannya tujuh kali.

Nabi SAW bersabda, “Itulah amalan sa’i manusia, di Shofa dan Marwah.”
Ketika mendaki Marwah, dia mendengar suara. Dan menyuruh dirinya, “Diam!.” Telinganya dipasang dengan serius. Ternyata benar-benar ada suara. Maka berkata “Kalau kau bisa menolong, berbicaralah yang keras!.”
Ternyata ada malaikat di tempat sumur Zamzam. Dengan tumit atau sayapnya, malaikat menggali tanah. Hingga keluar air Zamzam.
Hajar bergerak menahan agar air Zamzam terkumpul. Wadahnya dipenuhi air. Mata air terus memancar. 

Nabi SAW meyayangkan, “Semoga Allah menyayang Ibu Ismail! Kalau dulu dia membiarkan, niscaya Zamzam menjadai mata air besar.”
Hajar bisa minum dan menyusui anaknya. Kepadanya, malaikat berkata, “Jangan takut kesulitan! Di sini ada Baitullah yang akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya. Ahli Baitullah takkan disia-siakan oleh Allah.”
Asal Baitullah, tanah menonjol seperti bukit. Kiri dan kanannya longsor oleh arus banjir. Keadaan mereka dan lingkungan tidak berubah, hingga datang kaum Jurhum, atau keluarga dari Jurhum. Mereka datang dari arah kampung Kada, dan tinggal di bawah Makkah.

Tiba-tiba mereka melihat burung dari atas merendah. Mereka berkata, “Burung ini pasti terbang mengelilingi air di bawahnya. Dulu, di jurang ini tidak ada air.”
Mereka mengutus seorang atau dua orang utusan, agar mengecek. Ternyata benar, ada air.

Pada Hajar, mereka berkata, “Bolehkah kami tinggal di dekatmu?.”
Hajar menjawab, “Silahkan! Tetapi pemilik mata air ini, bukan kalian.”
Mereka setuju, “Ya.”
Hajar yang lembut dan baik, menyaksikan mereka menepati janji.
Mereka bertetangga dengan Hajar, dan memanggil agar keluarga tinggal bersama mereka. Masyarakat baru tersebut berkembang sehat. Melalui mereka, Ismail AS belajar bahasa Arab.

Setelah dewasa, Ismail AS menjadi perhatian, hingga diambil menantu oleh mereka.
Setelah menikah, Ismail ditengok oleh Ibrahim AS. Namun tidak ada di rumah, yang di rumah hanya istrinya.
Ibrahim bertanya tentang Ismail AS. Dan dijawab, “Dia sedang mencari rizqi untuk kami.”
Setelah bertanya mengenai kehidupan mereka, Ibrahim dijawab, “Kehidupan kami jelek, kesulitan dan berat.” Dia mendengar wanita itu berkeluh kesah.
Ibrahim AS berpesan, “Jika dia telah datang, sampaikan Salam dari saya! Dan katakan ‘agar dia merubah daun pintunya!’.”

Sepertinya Ismail tahu bahwa ayahnya barusan datang ke rumah. Hingga bertanya, “Apa ada seorang yang datang kemari?.”
Istri menjawab, “Betul. Lelaki tua datang kemari, (dan seterusnya). Kami telah menjawab pertanyaannya, “Bagaimana kehidupan kita. Kami mengatakan ‘kami di dalam kesulitan dan keberatan’.”
Ismail bertanya, “Apa dia pesan sesuatu padamu?.”
Istri menjawab, “Betul. Dia menyuruh membacakan Salam untuk kau, dan berpesan ‘rubahlah daun pintumu!’.”
Ismail berkata, “Dia ayah saya. Berarti saya diperintah ‘agar mentalak kau’. Pulanglah ke rumah keluargamu!.”
Dia mentalak istrinya, lalu menikahi wanita lain. Dan dalam beberapa waktu, tidak ditengok oleh Ibrahim AS.

Ketika didatangi oleh Ibrahim, Ismail AS tidak ada di rumah. Istri memasukkan mertua ke rumah. Dan ditanya oleh Ibrahim, “Di mana suamimu?.”
Istri menjawab, “Dia sedang cari makan, untuk kami.”
Ibrahim bertanya, “Bagaimana keadaan kalian?” Dan bertanya mengenai kehidupan mereka.
Istri menjawab, “Keadaan kami baik, dan senang.” Dan menyanjung Allah.
Ibrahim bertanya, “Apa makanan kalian?.”
Istri menjawab, “Daging.”
Ibrahim bertanya, “Apa minuman kalian?.”
Istri menjawab, “Air.”
Ibrahim berdoa, “Ya Allah, berkahilah daging dan air, untuk mereka.”

Nabi SAW bersabda, “Di hari itu, tidak ada biji-bijian di sisi mereka. Kalau ada, pasti didoakan baik untuk mereka.”
Selain penduduk Makkah, tidak cocok mengkonsumsi daging dan air (berlebihan).

Ibrahim berpesan, “Jika suamimu datang, sampaikan Salam saya padanya! Dan perintahlah agar daun pintunya diperkuat!.”
Ketika telah pulang, Ismail bertanya, “Apa ada tamu?.”
Istri membenarkan, “Betul. Lelaki tua berpenampilan sopan.” Dan menyanjung tamunya. 
Istri Ismail AS berkata, “Dia bertanya saya mengenai kau. Setelah saya jawab, dia bertanya tentang kehidupan kita. Saya menjelaskan ‘kehidupan kita baik’.”
Ismail bertanya, “Apa beliau berpesan padamu?.”
Istri menjawab, “Benar. Dan membaca Salam untukmu, dan berpesan agar kau menetapkan daun pintumu.”
Ismail berkata, “Beliau ayah saya, dan kau daun pintu. Dia perintah agar saya mempertahankan kau (sebagai istri).”

Cukup lama Ibrahim AS maa syaa Allah, tidak menengok mereka. 
Dia mencul (ke Makkah) ketika Ismail AS sedang membenahi anak panahnya, di bawah pohon besar dekat Zamzam.
Ketika melihat Ibrahim, Ismail AS berdiri dan menghampiri. Lalu melakkan seperti kebiasaan anak dan orang tua yang bertemu.
Ibrahim AS berkata, “Ya Ismail, sungguh Allah memberi Perintah saya.”
Ismail AS menjawab, “Lakukan Perintah Tuhan Ayah.”
Ibrahim bertanya, “Kau akan menolong saya?.”
Ismail menjawab, “Saya akan menolong Ayah.”
Ibrahim berkata, “Sungguh Allah perintahagar saya membangun Baitullah, di sini.” Dan menunjuk pada tanah membukit, (di dekat mereka).
Mereka meninggikan pondasi Baitullah. Ismail mendatangkan bebatuan; Ibrahim AS yang membangun.
Ketika bangunan telah meninggi, Ismail mendatangkan Hijr Ismail.
Dengan bertumpu Hijr Ismail, Ibrahim membangun Baitullah.
Ismail memberikan batu-batu padanya.
Mereka berdoa, “Tuhan kami, terimalah (amalan) dari kami. Sungguh Engkau Maha Dengar Maha Alim.” [Qs Al-Baqarah 127].
Mereka menyelesaikan, hingga mengelilingi Baitullah. Dan berdoa, “Tuhan kami, terimalah (amalan) dari kami. Sungguh Engkau Maha Dengar Maha Alim.” [Qs Al-Baqarah 127]. [1]


Ponpes Mulya Abadi Mulungan


3364 - وحَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ، وَكَثِيرِ بْنِ كَثِيرِ بْنِ المُطَّلِبِ بْنِ أَبِي وَدَاعَةَ، يَزِيدُ أَحَدُهُمَا عَلَى الآخَرِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: أَوَّلَ مَا اتَّخَذَ النِّسَاءُ المِنْطَقَ مِنْ قِبَلِ أُمِّ إِسْمَاعِيلَ، اتَّخَذَتْ مِنْطَقًا لِتُعَفِّيَ أَثَرَهَا عَلَى سَارَةَ، ثُمَّ جَاءَ بِهَا إِبْرَاهِيمُ وَبِابْنِهَا إِسْمَاعِيلَ وَهِيَ تُرْضِعُهُ، حَتَّى وَضَعَهُمَا عِنْدَ البَيْتِ عِنْدَ دَوْحَةٍ، فَوْقَ زَمْزَمَ فِي أَعْلَى المَسْجِدِ، وَلَيْسَ بِمَكَّةَ يَوْمَئِذٍ أَحَدٌ، وَلَيْسَ بِهَا مَاءٌ، فَوَضَعَهُمَا هُنَالِكَ، وَوَضَعَ عِنْدَهُمَا جِرَابًا فِيهِ تَمْرٌ، وَسِقَاءً فِيهِ مَاءٌ، ثُمَّ قَفَّى إِبْرَاهِيمُ مُنْطَلِقًا، فَتَبِعَتْهُ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ فَقَالَتْ: يَا إِبْرَاهِيمُ، أَيْنَ تَذْهَبُ وَتَتْرُكُنَا بِهَذَا الوَادِي، الَّذِي لَيْسَ فِيهِ إِنْسٌ وَلاَ شَيْءٌ؟ فَقَالَتْ لَهُ ذَلِكَ مِرَارًا، وَجَعَلَ لاَ يَلْتَفِتُ إِلَيْهَا، فَقَالَتْ لَهُ: آللَّهُ الَّذِي أَمَرَكَ بِهَذَا؟ قَالَ نَعَمْ، قَالَتْ: إِذَنْ لاَ يُضَيِّعُنَا، ثُمَّ رَجَعَتْ، فَانْطَلَقَ إِبْرَاهِيمُ حَتَّى إِذَا كَانَ عِنْدَ الثَّنِيَّةِ حَيْثُ لاَ يَرَوْنَهُ، اسْتَقْبَلَ بِوَجْهِهِ البَيْتَ، ثُمَّ دَعَا بِهَؤُلاَءِ الكَلِمَاتِ، وَرَفَعَ يَدَيْهِ فَقَالَ: رَبِّ {إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ المُحَرَّمِ} [إبراهيم: 37]- حَتَّى بَلَغَ - {يَشْكُرُونَ} [إبراهيم: 37] " وَجَعَلَتْ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ تُرْضِعُ إِسْمَاعِيلَ وَتَشْرَبُ مِنْ ذَلِكَ المَاءِ، حَتَّى إِذَا نَفِدَ مَا فِي السِّقَاءِ عَطِشَتْ وَعَطِشَ ابْنُهَا، وَجَعَلَتْ تَنْظُرُ إِلَيْهِ يَتَلَوَّى، أَوْ قَالَ يَتَلَبَّطُ، فَانْطَلَقَتْ كَرَاهِيَةَ أَنْ تَنْظُرَ إِلَيْهِ، فَوَجَدَتِ الصَّفَا أَقْرَبَ جَبَلٍ فِي الأَرْضِ يَلِيهَا، فَقَامَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ اسْتَقْبَلَتِ الوَادِيَ تَنْظُرُ هَلْ تَرَى أَحَدًا فَلَمْ تَرَ أَحَدًا، فَهَبَطَتْ مِنَ الصَّفَا حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الوَادِيَ رَفَعَتْ طَرَفَ دِرْعِهَا، ثُمَّ سَعَتْ سَعْيَ الإِنْسَانِ المَجْهُودِ حَتَّى جَاوَزَتِ الوَادِيَ، ثُمَّ أَتَتِ المَرْوَةَ فَقَامَتْ عَلَيْهَا وَنَظَرَتْ هَلْ تَرَى أَحَدًا فَلَمْ تَرَ أَحَدًا ، فَفَعَلَتْ ذَلِكَ سَبْعَ مَرَّاتٍ، قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَذَلِكَ سَعْيُ النَّاسِ بَيْنَهُمَا» فَلَمَّا أَشْرَفَتْ عَلَى المَرْوَةِ سَمِعَتْ صَوْتًا، فَقَالَتْ صَهٍ - تُرِيدُ نَفْسَهَا -، ثُمَّ تَسَمَّعَتْ، فَسَمِعَتْ أَيْضًا، فَقَالَتْ: قَدْ أَسْمَعْتَ إِنْ كَانَ عِنْدَكَ غِوَاثٌ، فَإِذَا هِيَ بِالْمَلَكِ عِنْدَ مَوْضِعِ زَمْزَمَ، فَبَحَثَ بِعَقِبِهِ، أَوْ قَالَ بِجَنَاحِهِ، حَتَّى ظَهَرَ المَاءُ، فَجَعَلَتْ تُحَوِّضُهُ وَتَقُولُ بِيَدِهَا هَكَذَا، وَجَعَلَتْ تَغْرِفُ مِنَ المَاءِ فِي سِقَائِهَا وَهُوَ يَفُورُ بَعْدَ مَا تَغْرِفُ. قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " يَرْحَمُ اللَّهُ أُمَّ إِسْمَاعِيلَ، لَوْ تَرَكَتْ زَمْزَمَ - أَوْ قَالَ: لَوْ لَمْ تَغْرِفْ مِنَ المَاءِ -، لَكَانَتْ زَمْزَمُ عَيْنًا مَعِينًا " قَالَ: فَشَرِبَتْ وَأَرْضَعَتْ وَلَدَهَا، فَقَالَ لَهَا المَلَكُ: لاَ تَخَافُوا الضَّيْعَةَ، فَإِنَّ هَا هُنَا بَيْتَ اللَّهِ، يَبْنِي هَذَا الغُلاَمُ وَأَبُوهُ، وَإِنَّ اللَّهَ لاَ يُضِيعُ أَهْلَهُ، وَكَانَ البَيْتُ مُرْتَفِعًا مِنَ الأَرْضِ كَالرَّابِيَةِ، تَأْتِيهِ السُّيُولُ، فَتَأْخُذُ عَنْ يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ، فَكَانَتْ كَذَلِكَ حَتَّى مَرَّتْ بِهِمْ رُفْقَةٌ مِنْ جُرْهُمَ، أَوْ أَهْلُ بَيْتٍ مِنْ جُرْهُمَ، مُقْبِلِينَ مِنْ طَرِيقِ كَدَاءٍ، فَنَزَلُوا فِي أَسْفَلِ مَكَّةَ فَرَأَوْا طَائِرًا عَائِفًا، فَقَالُوا: إِنَّ هَذَا الطَّائِرَ لَيَدُورُ عَلَى مَاءٍ، لَعَهْدُنَا بِهَذَا الوَادِي وَمَا فِيهِ مَاءٌ، فَأَرْسَلُوا جَرِيًّا أَوْ جَرِيَّيْنِ فَإِذَا هُمْ بِالْمَاءِ، فَرَجَعُوا فَأَخْبَرُوهُمْ بِالْمَاءِ فَأَقْبَلُوا، قَالَ: وَأُمُّ إِسْمَاعِيلَ عِنْدَ المَاءِ، فَقَالُوا: أَتَأْذَنِينَ لَنَا أَنْ نَنْزِلَ عِنْدَكِ؟ فَقَالَتْ: نَعَمْ، وَلَكِنْ لاَ حَقَّ لَكُمْ فِي المَاءِ، قَالُوا: نَعَمْ، قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَأَلْفَى ذَلِكَ أُمَّ إِسْمَاعِيلَ وَهِيَ تُحِبُّ الإِنْسَ» فَنَزَلُوا وَأَرْسَلُوا إِلَى أَهْلِيهِمْ فَنَزَلُوا مَعَهُمْ، حَتَّى إِذَا كَانَ بِهَا أَهْلُ أَبْيَاتٍ مِنْهُمْ، وَشَبَّ الغُلاَمُ وَتَعَلَّمَ العَرَبِيَّةَ مِنْهُمْ، وَأَنْفَسَهُمْ وَأَعْجَبَهُمْ حِينَ شَبَّ، فَلَمَّا أَدْرَكَ زَوَّجُوهُ امْرَأَةً مِنْهُمْ، وَمَاتَتْ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ، فَجَاءَ إِبْرَاهِيمُ بَعْدَمَا تَزَوَّجَ إِسْمَاعِيلُ يُطَالِعُ تَرِكَتَهُ، فَلَمْ يَجِدْ إِسْمَاعِيلَ، فَسَأَلَ امْرَأَتَهُ عَنْهُ فَقَالَتْ: خَرَجَ يَبْتَغِي لَنَا، ثُمَّ سَأَلَهَا عَنْ عَيْشِهِمْ وَهَيْئَتِهِمْ، فَقَالَتْ نَحْنُ بِشَرٍّ، نَحْنُ فِي ضِيقٍ وَشِدَّةٍ، فَشَكَتْ إِلَيْهِ، قَالَ: فَإِذَا جَاءَ زَوْجُكِ فَاقْرَئِي عَلَيْهِ السَّلاَمَ، وَقُولِي لَهُ يُغَيِّرْ عَتَبَةَ بَابِهِ، فَلَمَّا جَاءَ إِسْمَاعِيلُ كَأَنَّهُ آنَسَ شَيْئًا، فَقَالَ: هَلْ جَاءَكُمْ مِنْ أَحَدٍ؟ قَالَتْ: نَعَمْ، جَاءَنَا شَيْخٌ كَذَا وَكَذَا، فَسَأَلَنَا عَنْكَ فَأَخْبَرْتُهُ، وَسَأَلَنِي كَيْفَ عَيْشُنَا، فَأَخْبَرْتُهُ أَنَّا فِي جَهْدٍ وَشِدَّةٍ، قَالَ: فَهَلْ أَوْصَاكِ بِشَيْءٍ؟ قَالَتْ: نَعَمْ، أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ السَّلاَمَ، وَيَقُولُ غَيِّرْ عَتَبَةَ بَابِكَ، قَالَ: ذَاكِ أَبِي، وَقَدْ أَمَرَنِي أَنْ أُفَارِقَكِ، الحَقِي بِأَهْلِكِ، فَطَلَّقَهَا، وَتَزَوَّجَ مِنْهُمْ أُخْرَى، فَلَبِثَ عَنْهُمْ إِبْرَاهِيمُ مَا شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ أَتَاهُمْ بَعْدُ فَلَمْ يَجِدْهُ، فَدَخَلَ عَلَى امْرَأَتِهِ فَسَأَلَهَا عَنْهُ، فَقَالَتْ: خَرَجَ يَبْتَغِي لَنَا، قَالَ: كَيْفَ أَنْتُمْ؟ وَسَأَلَهَا عَنْ عَيْشِهِمْ وَهَيْئَتِهِمْ، فَقَالَتْ: نَحْنُ بِخَيْرٍ وَسَعَةٍ، وَأَثْنَتْ عَلَى اللَّهِ، فَقَالَ: مَا طَعَامُكُمْ؟ قَالَتِ اللَّحْمُ، قَالَ فَمَا شَرَابُكُمْ؟ قَالَتِ المَاءُ. قَالَ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي اللَّحْمِ وَالمَاءِ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ يَوْمَئِذٍ حَبٌّ، وَلَوْ كَانَ لَهُمْ دَعَا لَهُمْ فِيهِ» . قَالَ: فَهُمَا لاَ يَخْلُو عَلَيْهِمَا أَحَدٌ بِغَيْرِ مَكَّةَ إِلَّا لَمْ يُوَافِقَاهُ، قَالَ: فَإِذَا جَاءَ زَوْجُكِ فَاقْرَئِي عَلَيْهِ السَّلاَمَ، وَمُرِيهِ يُثْبِتُ عَتَبَةَ بَابِهِ، فَلَمَّا جَاءَ إِسْمَاعِيلُ قَالَ: هَلْ أَتَاكُمْ مِنْ أَحَدٍ؟ قَالَتْ: نَعَمْ، أَتَانَا شَيْخٌ حَسَنُ الهَيْئَةِ، وَأَثْنَتْ عَلَيْهِ، فَسَأَلَنِي عَنْكَ فَأَخْبَرْتُهُ، فَسَأَلَنِي كَيْفَ عَيْشُنَا فَأَخْبَرْتُهُ أَنَّا بِخَيْرٍ، قَالَ: فَأَوْصَاكِ بِشَيْءٍ، قَالَتْ: نَعَمْ، هُوَ يَقْرَأُ عَلَيْكَ السَّلاَمَ، وَيَأْمُرُكَ أَنْ تُثْبِتَ عَتَبَةَ بَابِكَ، قَالَ: ذَاكِ أَبِي وَأَنْتِ العَتَبَةُ، أَمَرَنِي أَنْ أُمْسِكَكِ، ثُمَّ لَبِثَ عَنْهُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ جَاءَ بَعْدَ ذَلِكَ، وَإِسْمَاعِيلُ يَبْرِي نَبْلًا لَهُ تَحْتَ دَوْحَةٍ قَرِيبًا مِنْ زَمْزَمَ، فَلَمَّا رَآهُ قَامَ إِلَيْهِ، فَصَنَعَا كَمَا يَصْنَعُ الوَالِدُ بِالوَلَدِ وَالوَلَدُ بِالوَالِدِ، ثُمَّ قَالَ يَا إِسْمَاعِيلُ، إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي بِأَمْرٍ، قَالَ: فَاصْنَعْ مَا أَمَرَكَ رَبُّكَ، قَالَ: وَتُعِينُنِي؟ قَالَ: وَأُعِينُكَ، قَالَ: فَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أَبْنِيَ هَا هُنَا بَيْتًا، وَأَشَارَ إِلَى أَكَمَةٍ مُرْتَفِعَةٍ عَلَى مَا حَوْلَهَا، قَالَ: فَعِنْدَ ذَلِكَ رَفَعَا القَوَاعِدَ مِنَ البَيْتِ، فَجَعَلَ إِسْمَاعِيلُ يَأْتِي بِالحِجَارَةِ وَإِبْرَاهِيمُ يَبْنِي، حَتَّى إِذَا ارْتَفَعَ البِنَاءُ، جَاءَ بِهَذَا الحَجَرِ فَوَضَعَهُ لَهُ فَقَامَ عَلَيْهِ، وَهُوَ يَبْنِي وَإِسْمَاعِيلُ يُنَاوِلُهُ الحِجَارَةَ، وَهُمَا يَقُولاَنِ: {رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ العَلِيمُ} [البقرة: 127] ، قَالَ: فَجَعَلاَ يَبْنِيَانِ حَتَّى يَدُورَا حَوْلَ البَيْتِ وَهُمَا يَقُولاَنِ: {رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ العَلِيمُ} [البقرة: 127]
__________

[تعليق مصطفى البغا]
3184 (3/1227) -[ش (المنطق) ما يشد به الوسط. (لتعفي أثرها) أي لتجره على الأرض وتخفي أثرها على سارة. (دوحة) شجرة كبيرة. (جرابا) ما يتخذ من الجلد لتوضع فيه الزوادة. (قفى) من التقفية وهي الإعراض والتولي يعني ولى راجعا. (الثنية) الطريق العالي في الجبل. (الكلمات) الدعوات أو الجمل التي أنزلها الله تعالى في كتابه على محمد صلى الله عليه وسلم وتتمتها {عند بيتك المحرم ربنا ليقيموا الصلاة فاجعل أفئدة من الناس تهوي إليهم وارزقهم من الثمرات لعلهم يشكرون} / إبراهيم 37 /. (بواد) هو مكة. (المحرم) الذي يحرم التعرض له والتهاون به. (أفئدة) جمع فؤاد وهو القلب والمراد الناس أصحاب القلوب. (تهوي إليهم) تقصدهم وتسكن إليهم. (يتلوى) يتمرغ وينقلب ظهرا لبطن ويمينا وشمالا. (يتلبط) يتمرغ ويضرب بنفسه الأرض وقيل يحرك لسانه وشفتيه كأنه يموت. (درعها) قميصها. (سعت) هرولت وأسرعت في خطاها. (المجهود) الذي أصابه الجهد وهو الأمر الشاق. (فذلك سعي الناس بينهما) أي سبب مشروعية السعي بين الصفا والمروة لإحياء تلك الذكرى في النفوس لتنشط في الالتجاء إلى الله عز وجل في كل حال. (صه) أي قالت لنفسها اسكتي. (غواث) من الغوث أي إن كان غوث فأغثني. (بالملك) أي جبريل عليه السلام. (فبحث بعقبه) البحث طلب الشيء في التراب وكأنه حفر بطرف رجله. (تحوضه) يجعله كالحوض لئلا يذهب الماء. (تقول بيدها) هو حكاية لفعلها. (عائفا) هو الذي يتردد على الماء ويحوم ولا يمضي عنه والعائف أيضا الرجل الذي يعرف مواضع الماء من الأرض. (لعهدنا) لمعرفتنا صلتنا. (جريا) رسولا ويطلق على الوكيل والأجير وسمي بذلك لأنه يجري مجرى مرسله أو لأنه يجري مسرع في حوائجه. (فألفى ذلك) فوجد الجرهمي. (الأنس) المؤانسة بالناس. (شب الغلام) نشأ إسماعيل عليه السلام. (أنفسهم) رغبهم فيه وفي مصاهرته. (يطالع تركته) يتفقد حال ما تركه هناك والتركة بمعنى المتروكة والمراد بها أهله والمطالعة النظر في الأمور. (يبتغي لنا) يطل لنا الرزق وكان عيشه من الصيد. (هيئتهم) حالتهم. (عتبة بابه) هي أسكفة الباب وهي هنا كناية عن المرأة. (لا يخلو عليهما أحد) لا يعتمد أحد في طعامه على اللحم والماء فقط. (لم يوافقاه) أي لا يوافقان مزاجه ويشتكي من بطنه ونحو ذلك وأما في مكة فإن المداومة على أكلها لا تحدث شيئا وهذا من بركة إبراهيم عليه السلام. (ربنا تقبل. .) / البقرة 127 /].

0 komentar:

Posting Komentar