Ponpes Mulya
Abadi membaca Segala Puji untuk Allah. Sholawat dan
Salam atas Rasulillah SAW, keluarga, dan sahabatnya. Adapun selanjutnya:
Hadits maudhuktidak
boleh diriwayatkan kecuali dengan:
2.
Menyuruh waspada dalam
mengamalkan, pada yang tahu tentangmaudhuk atau tidaknya.
Dalam kitab Alfiyahnya,
Al-‘Iraqi menulis:
“Hadits terjelek, berita maudhuk. Yaki kebohongan yang
dikarang dan diolah. Apapun keadaan penjelasannya, (ahli Hadits) tidak
memperbolehkan seorang Alim, menyampaikan. Selama dia tidak
menjelaskan keadaan (Hadits maudhuk)
tersebut.”
Orang yang meriwayatkan beberapa Hadits,
agar memastikan yang dinisbat (digolong)kan pada Rasul SAW. Agar yang
oleh nabi SAW belum pernah sabdakan, maka tidak diisnad (disandar)kan pada
beliau SAW.” HR Muslim.
Dua Sabda dari nabi SAW:
“Barangsiapa menceritakan dari saya yang
dia ketahui sebagai Hadits Bohong, berarti dia termasuk kaum Bohong.”
“Barangsiapa berkata mengatasnamakan saya
yang tidak saya sabdakan, maka hendaklah menempati tempat duduknya berupa api
neraka.” Shohih.
Penyusun kitab Thol’ul-Anwar yang
membahas Mushtholahatul-Hadits, berkata, “Muslim belum pernah
mengatakan ‘nabi bersada’ tanpa dasar riwayat (isnad). Karena takut bohong.
Ponpes Mulya
Abadi menulis, “Klik rujukan.”
Dan ketika penulis menjelaskan, “Ini
nukilan dari Al-Maudhuaat” Berarti telah menjelaskan ‘ini Hadits Maudhuk’.
Karena yang di dalam kitab tersebut, Hadits-Hadits maudhuk, sesuai
namanya.
0 komentar:
Posting Komentar