SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

2014/09/09

Iddah atau Jatuh Thalaq




وَإِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ سَرِّحُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَلَا تُمْسِكُوهُنَّ ضِرَارًا لِتَعْتَدُوا وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ وَلَا تَتَّخِذُوا آيَاتِ اللَّهِ هُزُوًا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمَا أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنَ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (231) وَإِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَلَا تَعْضُلُوهُنَّ أَنْ يَنْكِحْنَ أَزْوَاجَهُنَّ إِذَا تَرَاضَوْا بَيْنَهُمْ بِالْمَعْرُوفِ ذَلِكَ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ مِنْكُمْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكُمْ أَزْكَى لَكُمْ وَأَطْهَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (232) وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا لَا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَهُ بِوَلَدِهِ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَلِكَ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًا عَنْ تَرَاضٍ مِنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَنْ تَسْتَرْضِعُوا أَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَا آتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (233)].


Artinya:
Ketika kalian mentalaq wanita, hingga mereka sampai ajal (iddah) mereka, maka tahanlah mereka dengan baik! Atau lepaslah dengan baik! Jangan menahan dengan membuat madhorot (menderita) mereka! Untuk melanggar batas. Barangsiapa melakukan itu, maka sungguh telah mengaiaya dirinya. Dan jangan menjadikan gurauan pada Ayat-Ayat Allah! Ingatlah pada :
1.     Nikmat Allah atas kalian!
2.     Dan yang Dia turunkan atas kalian, berupa Kitab dan Hikmah!.
Dia menasehati kalian dengan itu. Takutlah Allah! Dan ketahuilah bahwa sungguh Allah Maha Alim mengenai segala sesuatu. (231)

Ibnu Katsir berkata, “Ini perintah dari Allah azza wajalla, pada kaum Pria: ‘Bila seorang mereka menthalaq wanita’ yang bisa dirujuk. Iddahnya telah berjalan, hampir berakhir:
1.     Boleh menahan yakni merujuk bil-makruf. Namun perujukannya agar dipersaksikan. Dan agar niat Isyrah, (menggauli) bil-makruf.
2.     Boleh melepaskan, yakni membiarkan iddahnya habis. Melepaskan istri agar dengan cara yang lebih baik. Tidak perlu berselisih, berdebat, atau saling mengumpat."
Allah berfirman, “Jangan menahan! Untuk membuat madhorot (derita) pada mereka! Untuk melanggar batas !” Menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Masruq, Al-Chasan, Qatadah, Addhachaq, Arrabi’, Muqatil bin Chayyan, dan lainnya, “Dulu, bila wanita dithalaq oleh lelaki, bila iddahnya hampir habis, dirujuk untuk disengsarakan. Agar tidak diperistri oleh lelaki lainnya. Lalu dithalaq lagi agar melakukan iddah. Jika iddah hampir habis, dirujuk untuk dithalaq lagi, agar iddahnya panjang. Maka Allah melarang dan mengancam ‘Barangsiapa melakukan itu, maka sungguh telah mengaiaya dirinya’. Yakni menyelisihi Perintah Allah Taala.” [1]

Ketika kalian mentalaq wanita, hinggga mereka (hampir) sampai ajal (iddah) mereka, maka jangan kalian cegah, jika mereka menikah pada (mantan) suami-suami mereka! Jika saling ridho antar mereka, bil-ma’ruf. Orang dari kalian yang beriman pada Allah dan hari Akhir, dinasehati demikian itu. Itu lebih suci dan lebih bersih untuk kalian. Allah tahu; kalian tidak tahu. (232)

Para wanita melahirkan, menyusui bayi mereka, dua tahun sempurna. (Ini) bagi orang yang ingin menyempurnakan susuan. Rizqi dan sandangan mereka (mantan istri), (kewajiban) atas (mantan suami) pemilik bayi. Jiwa tidak boleh dipaksa kecuali semampunya. Ibu tidak boleh dimadhorotkan karena bayinya; begitu pula (ayah) pemilik bayi, karena bayinya. Atas ahli waris juga semisal itu. Jika mereka berdua (mantan suami istri), ingin menyapih, dari saling ridho dan musyawarah mereka berdua, tidak dosa atas mereka berdua. Jika kalian ingin menyusukan anak-anak kalian, maka tidak dosa atas kalian, jika kalian menyerahkan yang kalian berikan bil-makruf. Takutlah Allah! Dan ketahuilah bahwa sungguh Allah Maha Melihat pada yang kalian amalkan. (233)





هَذَا أَمْرٌ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لِلرِّجَالِ إِذَا طَلَّقَ أَحَدُهُمُ الْمَرْأَةَ طَلَاقًا لَهُ عَلَيْهَا فِيهِ رَجْعَةٌ، أَنْ يُحْسِنَ فِي أَمْرِهَا إِذَا انْقَضَتْ عِدَّتُهَا، وَلَمْ يَبْقَ مِنْهَا إِلَّا مِقْدَارَ مَا يُمْكِنُهُ فِيهِ رَجْعَتُهَا، فَإِمَّا أَنْ يُمْسِكَهَا، أَيْ: يَرْتَجِعَهَا إِلَى عِصْمَةِ نِكَاحِهِ بِمَعْرُوفٍ، وَهُوَ أَنْ يُشْهِدَ عَلَى رَجْعَتِهَا، وَيَنْوِيَ عِشْرَتَهَا بِالْمَعْرُوفِ، أَوْ يُسَرِّحَهَا، أَيْ: يَتْرُكُهَا حَتَّى تَنْقَضِيَ عِدَّتُهَا، وَيُخْرِجُهَا مِنْ مَنْزِلِهِ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ، مِنْ غَيْرِ شِقَاقٍ وَلَا مُخَاصَمَةٍ وَلَا تَقَابُحٍ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {وَلا تُمْسِكُوهُنَّ ضِرَارًا لِتَعْتَدُوا} قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ، وَمُجَاهِدٌ، وَمَسْرُوقٌ، وَالْحَسَنُ، وَقَتَادَةُ، وَالضَّحَّاكُ، وَالرَّبِيعُ، وَمُقَاتِلُ بْنُ حَيَّانَ وَغَيْرُ وَاحِدٍ: كَانَ الرَّجُلُ يُطَلِّقُ الْمَرْأَةَ، فَإِذَا قَارَبَتِ انْقِضَاءَ الْعِدَّةِ رَاجَعَهَا ضِرَارًا، لِئَلَّا تَذْهَبَ إِلَى غَيْرِهِ، ثُمَّ يُطَلِّقُهَا فَتَعْتَدُّ، فَإِذَا شَارَفَتْ عَلَى انْقِضَاءِ الْعِدَّةِ طَلَّقَ لِتَطُولَ عَلَيْهَا الْعِدَّةُ، فَنَهَاهُمُ اللَّهُ عَنْ ذَلِكَ، وَتَوَعَّدَهُمْ عَلَيْهِ فَقَالَ: {وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ} أَيْ: بِمُخَالَفَتِهِ أَمْرَ اللَّهِ تَعَالَى.

2014/09/06

Raja di atas Raja




Tidak disadari, ternyata kami berdua, telah menjadi raja di atas raja. Meisara, anak perempuan saya, disunting oleh raja sehari, bernama Hamim. Raja dan ratu sehari melayani kami berdua, dengan menyajikan makan siang. Al-Hamdu lillahil ladzii yushollii ‘alaa Muhammad abadan sarmadan.


2014/09/04

Talak




{ وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَنْ يَكْتُمْنَ مَا خَلَقَ اللَّهُ فِي أَرْحَامِهِنَّ إِنْ كُنَّ يُؤْمِنَّ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَلِكَ إِنْ أَرَادُوا إِصْلَاحًا وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ () الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ وَلَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَأْخُذُوا مِمَّا آتَيْتُمُوهُنَّ شَيْئًا إِلَّا أَنْ يَخَافَا أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيمَا افْتَدَتْ بِهِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَعْتَدُوهَا وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ () فَإِنْ طَلَّقَهَا فَلَا تَحِلُّ لَهُ مِنْ بَعْدُ حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَهُ فَإِنْ طَلَّقَهَا فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا أَنْ يَتَرَاجَعَا إِنْ ظَنَّا أَنْ يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ وَتِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ يُبَيِّنُهَا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ ()} [البقرة: 228 - 230].


Artinya:
Dengan diri mereka, para wanita dithalaq menunggu tiga sucian. Tidak halal untuk mereka; menyembunyikan yang telah Allah cipta di dalam rahim-rahim mereka, jika mereka telah beriman pada Allah dan hari Akhir. [1] Para suami mereka lebihberhak merujuk mereka di waktu (‘iddah) itu, jika mereka menghendaki ishlah (perdamaian). Mereka (Wanita dithalaq) memiliki hak bil-makruf (dengan baik), seperti mereka juga punya kewajiban. [2] Kaum Lelaki memiliki derajat di atas mereka (istri). Dan Allah Maha Mulia Maha Bijaksana. (228).

(Batas wajar) thalaq dua kali. Maka mempertahankan (pernikahan) (harus) dengan baik; atau melepaskan (istri) (harus) dengan baik (ichsan). Tidak halal untuk kalian (Suami; ‘mengambil sebagian’ yang telah kalian berikan pada mereka (istri), sedikitpun. Kecuali jika mereka berdua (suami istri) khawatir ‘tidak mampu menegakkan Aturan-Aturan Allah’. Jika kalian khawatir tidak mampu menegakan Aturan-Aturan Allah, maka tidak dosa atas mereka berdua (suami istri), tentang ‘(istri) membayar denda (untuk khulu’)’. Itu Aturan-Aturan Allah, jangan kalian langgar! Barangsiapa melanggar Aturan-Aturan Allah, mereka kaum Aniaya. (229).

Jika (suami) telah menthalaq dia (yang ketiga kali), maka (istri) tidak halal untuk dia, hingga menikah pada suami selain dia. Jika dia (suami kedua) telah menthalaq dia, maka rujuk, tiada dosa atas mereka berdua (penalaq tiga, dan wanita dithalaq empat kali), jika mereka berdua yakin akan mampu menegakkan Aturan-Aturan Allah. Itu Aturan-Aturan Allah yang Allah jelaskan pada kaum yang tahu. (230).  

Ponpes Mulya Abadi Mulungan



[1] Harus memberi keterangan ‘hamil atau tidak’.

[2] تفسير الطبري = جامع البيان (4/ 528)
 - حدثنا الحسن بن يحيى قال، أخبرنا عبد الرزاق قال، أخبرنا معمر، عن قتادة في قوله:" وبعولتهن أحق بردهنّ في ذلك" قال: كانت المرأة تكتم حملها حتى تجعله لرجل آخر، فنهاهنّ الله عن ذلك وقال:" وبعولتهنّ أحق بردهن في ذلك"، قال قتادة: أحق برجعتهن في العدة.

Arti (selain isnadnya): (Bahasan) dari Qatadah, tentang FirmanNya, “Dan para Suami mereka lebih berhak merujuk mereka di (waktu iddah) itu. ‘Dulu wanita dithalaq, menyembunyikan, hingga menjadikan hamilan sebagai anak lelaki lain (ayah). Maka Allah melarang perbuatan demikian’. Dan berfirman ‘Para Suami mereka lebih berhak merujuk mereka di (waktu iddah) itu’. Qatadah berkata, “(Maksudnya) lebih berhak merujuk mereka (Istri), di waktu ‘iddah.”

2014/09/03

Ketep Bertasbih





Ketep Magelang memang lebih indah. Udaranya sejuk, cocok untuk berwisata. Kami datang ke sana, bertepatan ketika Ketep Bertasbih.
Allah berfirman, “Tusabbichu laHussamaawaatus sab’u wal ardhu waman fiihinnna. Wain min syaiin illaa susabbichu bihamdiH. Walalkin laa tafqahuuna tasbiichamum. InnaHuu kaan Chaliiman Ghafuuran.”

Artinya:
KepadaNya, tujuh langit, (tujuh) bumi, dan Makhluq di dalamnya, bertasbih. Tiada bagian terkecil dari sesuatu, kecuali pasti bertasbih dengan memuji padaNya. Tetapi kalian tidak memahami (ucapan) tasbih mereka. Sungguh Dia Maha Bijak Maha Ampun.

Terkadang saya berkhayal, “Andai bisa bermalam di sana, tentu mendengar tasbih binatang malam, ‘indah sekali’.”


Rujukan:
{ تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا} [الإسراء: 44].

2014/09/02

Menikah


Ayo menikah
Mumpung hari Jumah
Semoga barokah
Tapi jangan salah!
Cari yang solihah!
Jangan asal ajibah!
Istilah lain ajib adalah ‘ajibah’.
Lihat! Ni! Pasangan pengantin berwajah cerah