SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label Talak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Talak. Tampilkan semua postingan

2014/09/04

Talak




{ وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَنْ يَكْتُمْنَ مَا خَلَقَ اللَّهُ فِي أَرْحَامِهِنَّ إِنْ كُنَّ يُؤْمِنَّ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَلِكَ إِنْ أَرَادُوا إِصْلَاحًا وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ () الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ وَلَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَأْخُذُوا مِمَّا آتَيْتُمُوهُنَّ شَيْئًا إِلَّا أَنْ يَخَافَا أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيمَا افْتَدَتْ بِهِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَعْتَدُوهَا وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ () فَإِنْ طَلَّقَهَا فَلَا تَحِلُّ لَهُ مِنْ بَعْدُ حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَهُ فَإِنْ طَلَّقَهَا فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا أَنْ يَتَرَاجَعَا إِنْ ظَنَّا أَنْ يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ وَتِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ يُبَيِّنُهَا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ ()} [البقرة: 228 - 230].


Artinya:
Dengan diri mereka, para wanita dithalaq menunggu tiga sucian. Tidak halal untuk mereka; menyembunyikan yang telah Allah cipta di dalam rahim-rahim mereka, jika mereka telah beriman pada Allah dan hari Akhir. [1] Para suami mereka lebihberhak merujuk mereka di waktu (‘iddah) itu, jika mereka menghendaki ishlah (perdamaian). Mereka (Wanita dithalaq) memiliki hak bil-makruf (dengan baik), seperti mereka juga punya kewajiban. [2] Kaum Lelaki memiliki derajat di atas mereka (istri). Dan Allah Maha Mulia Maha Bijaksana. (228).

(Batas wajar) thalaq dua kali. Maka mempertahankan (pernikahan) (harus) dengan baik; atau melepaskan (istri) (harus) dengan baik (ichsan). Tidak halal untuk kalian (Suami; ‘mengambil sebagian’ yang telah kalian berikan pada mereka (istri), sedikitpun. Kecuali jika mereka berdua (suami istri) khawatir ‘tidak mampu menegakkan Aturan-Aturan Allah’. Jika kalian khawatir tidak mampu menegakan Aturan-Aturan Allah, maka tidak dosa atas mereka berdua (suami istri), tentang ‘(istri) membayar denda (untuk khulu’)’. Itu Aturan-Aturan Allah, jangan kalian langgar! Barangsiapa melanggar Aturan-Aturan Allah, mereka kaum Aniaya. (229).

Jika (suami) telah menthalaq dia (yang ketiga kali), maka (istri) tidak halal untuk dia, hingga menikah pada suami selain dia. Jika dia (suami kedua) telah menthalaq dia, maka rujuk, tiada dosa atas mereka berdua (penalaq tiga, dan wanita dithalaq empat kali), jika mereka berdua yakin akan mampu menegakkan Aturan-Aturan Allah. Itu Aturan-Aturan Allah yang Allah jelaskan pada kaum yang tahu. (230).  

Ponpes Mulya Abadi Mulungan



[1] Harus memberi keterangan ‘hamil atau tidak’.

[2] تفسير الطبري = جامع البيان (4/ 528)
 - حدثنا الحسن بن يحيى قال، أخبرنا عبد الرزاق قال، أخبرنا معمر، عن قتادة في قوله:" وبعولتهن أحق بردهنّ في ذلك" قال: كانت المرأة تكتم حملها حتى تجعله لرجل آخر، فنهاهنّ الله عن ذلك وقال:" وبعولتهنّ أحق بردهن في ذلك"، قال قتادة: أحق برجعتهن في العدة.

Arti (selain isnadnya): (Bahasan) dari Qatadah, tentang FirmanNya, “Dan para Suami mereka lebih berhak merujuk mereka di (waktu iddah) itu. ‘Dulu wanita dithalaq, menyembunyikan, hingga menjadikan hamilan sebagai anak lelaki lain (ayah). Maka Allah melarang perbuatan demikian’. Dan berfirman ‘Para Suami mereka lebih berhak merujuk mereka di (waktu iddah) itu’. Qatadah berkata, “(Maksudnya) lebih berhak merujuk mereka (Istri), di waktu ‘iddah.”