Khalid menjadi pusat perhatian pasukan. Pada Rafi’, dia berkata, “Jangan heran pada keberanian para wanita itu!” Lanjutnya, “Mereka wanita yang ahli berperang. Terkenal sebagai kaum Pantang Menyerah. Kalau laporanmu mengenai keberanian mereka benar, berarti mereka telah mengukir sejarah abadi sebagai Pahlawan Wanita. Berarti mereka telah menutup kekurangan wanita Arab.”
Dhirar menjawab, “Wahai pemimpin! Saya sudah tidak sabar, ingin segera menolong putri dua orang tua saya.”
Pasukan dia pun sama terbengong-bengong.
Petrus telah mengaba kudanya agar bersiap lari, namun terkejut oleh datangnya dua pria dari tengah-tengah pasukan Muslimiin. Yang satu mengacungkan pedang; yang lain telanjang dada. Dua orang bersenjata itu menakutkan, bagaikan singa jantan marah yang berlari mendekat. Mereka adalah Khalid dan Dhirar.
Khaulah mendekati Petrus dengan garang.
Artinya: Dan ketika kalian dihormati dengan penghormatan maka berilah penghormatan dengan yang lebih baik! Atau kembalikanlah penghormatan itu!.
Amukan pasukan Muslimiin yang marah, memporak porandakan pasukan Petrus. Peperangan yang tak seimbang itu akhirnya menewaskan pasukan Petrus berjumlah 3.000 orang. Suasana sangat mencekam. Mayat-mayat berserakan bermandi darah.